Fimela.com, Jakarta Fashion bukan hanya tentang pakaian, tetapi juga cerminan zaman, budaya, dan ekspresi diri. Dari era flapper hingga streetwear, setiap masa memiliki gaya khas yang membentuk identitas generasinya. Berikut adalah beberapa istilah tren fashion dari masa ke masa yang menunjukkan evolusi gaya dan bagaimana istilah-istilah ini menjadi ikon dalam sejarah fashion.
1920-an: Era Flapper dan Art Deco
Flapper istilah ini merujuk pada perempuan muda yang memberontak terhadap norma tradisional. Mereka mengenakan gaun longgar tanpa pinggang, potongan rambut bob, dan aksesori mencolok. Gaya ini mencerminkan semangat kebebasan dan emansipasi perempuan.
Art Deco Merujuk pada gaya dekoratif yang penuh pola geometris, warna metalik, dan glamor. Pengaruhnya terlihat dalam detail pakaian dan perhiasan.
1950-an: New Look dan Rockabilly
New Look Diperkenalkan oleh Christian Dior pada 1947, istilah ini tetap populer di era 50-an. Ciri khasnya adalah siluet feminin dengan pinggang ramping dan rok mengembang. Gaya ini mengembalikan kemewahan pasca perang.
Rockabilly Terinspirasi dari musik rock and roll, gaya ini identik dengan jins ketat, jaket kulit, dan rok swing. Sangat populer di kalangan remaja pada masa itu.
What's On Fimela
powered by
1960-an: Mod dan Hippie
• Mod (Modernist) Tren fashion asal Inggris ini dikenal dengan rok mini, blazer ramping, dan warna-warna cerah. Identik dengan budaya pop dan remaja urban.Boho / Hippie Muncul sebagai bentuk perlawanan terhadap arus utama. Gaya ini menggunakan bahan alami, motif etnik, pakaian longgar, dan aksesori seperti headband dan tas rajut.
- 1970-an: Disco dan Glam
Disco Pakaian berkilau, celana cutbray, dan jumpsuit jadi simbol gaya disco. Istilah ini menggambarkan semangat pesta dan kebebasan era tersebut.Glam Rock Dipengaruhi oleh musisi seperti David Bowie. Ciri khasnya: warna mencolok, glitter, dan busana androgini.
1980-an: Power Dressing dan Punk
• Power Dressing Istilah ini muncul saat perempuan mulai masuk dunia kerja secara masif. Mereka mengenakan setelan jas dengan bahu lebar (shoulder pads) untuk menunjukkan kekuatan dan profesionalisme.Punk Gaya pemberontak dengan jaket kulit, paku, sobekan, dan rambut warna-warni. Identik dengan budaya anti-mainstream dan kritik sosial.
1990-an: Grunge dan Minimalis
Grunge Populer berkat band seperti Nirvana. Gaya ini mengandalkan kemeja flanel, kaos lusuh, dan sepatu bot. Istilah ini menandai gaya cuek tapi tetap stylish.Minimalis Diperkenalkan oleh desainer seperti Calvin Klein. Warna netral, potongan sederhana, dan tampilan bersih jadi kuncinya.
2000-an: Y2K dan Streetwear
Y2K (Year 2000) Istilah ini menggambarkan gaya awal milenium: celana low-rise, atasan ketat, warna metalik, dan aksesoris berkilau. Terinspirasi dari teknologi dan masa depan.Streetwear Awalnya dari budaya skate dan hip-hop, kini menjadi arus utama. Ciri khasnya: hoodie, sneakers, oversized tees, dan kolaborasi dengan brand mewah.
2010-an - Sekarang: Normcore, Vintage Revival, dan Quiet Luxury
• Normcore Gaya yang justru menonjolkan ketidakterkenalan—pakaian polos, jeans standar, dan sneakers biasa. Bertujuan melawan obsesi terhadap fashion ekstrem.
- Vintage Revival Gaya yang menghidupkan kembali tren masa lalu. Thrifting dan secondhand menjadi populer, menciptakan istilah baru seperti "preloved" dan "retro-chic".
- Quiet Luxury Istilah ini menggambarkan gaya mewah tanpa logo mencolok. Fokus pada bahan berkualitas, potongan sempurna, dan palet warna netral. Identik dengan brand seperti The Row atau Loro Piana.
Tren fashion adalah refleksi dari perubahan zaman, ideologi, dan budaya populer. Istilah-istilah ini tidak hanya menggambarkan pakaian, tetapi juga semangat generasi yang menghidupinya. Seiring waktu, gaya bisa datang dan pergi, tapi fashion selalu menemukan cara untuk tetap relevan.