Fimela.com, Jakarta Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah kesehatan signifikan yang banyak dialami perempuan di Indonesia. Kondisi ini bukan hanya menyebabkan kelelahan, tetapi juga berdampak pada produktivitas harian serta kesehatan jangka panjang. Sahabat Fimela perlu tahu bahwa prevalensi anemia pada perempuan usia subur mencapai hampir 50%.
Data dari Survei Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa sekitar 48,9% perempuan usia subur di Indonesia menderita anemia. Hal ini menandakan bahwa masalah ini sangat umum terjadi di berbagai kalangan perempuan. Kehilangan darah saat menstruasi dan kehamilan menjadi penyebab utama kerentanan ini.
Untuk mengatasi kondisi ini, suplemen zat besi menjadi solusi penting yang tidak boleh diabaikan. Pemahaman tentang mengapa perempuan lebih rentan dan bagaimana suplemen zat besi bekerja sangat krusial. Mari kita telusuri lebih dalam pentingnya asupan zat besi yang cukup.
What's On Fimela
powered by
Mengapa Perempuan Lebih Rentan Mengalami Anemia?
Perempuan memiliki beberapa kondisi khusus yang membuat mereka lebih rentan mengalami anemia dibandingkan pria. Faktor-faktor biologis dan gaya hidup sangat memengaruhi kadar zat besi dalam tubuh. Kondisi ini seringkali tidak disadari hingga menimbulkan gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Faktor utama yang menyebabkan perempuan rentan anemia adalah menstruasi, kehamilan, persalinan, dan menyusui. Menstruasi menyebabkan kehilangan darah setiap bulan, yang secara otomatis menguras simpanan zat besi. Apalagi bila menstruasi berlangsung lama dan banyak, zat besi dalam tubuh akan semakin berkurang.
Selama kehamilan, kebutuhan zat besi meningkat drastis hingga 27 mg per hari untuk mendukung pertumbuhan janin dan peningkatan volume darah ibu. Demikian pula, proses persalinan dan menyusui juga menyebabkan kehilangan darah serta peningkatan kebutuhan zat besi. Asupan zat besi yang tidak memadai dari pola makan atau adanya gangguan penyerapan nutrisi juga turut memperparah kondisi ini.
Menurut Riskesdas 2018, prevalensi anemia pada remaja putri di Indonesia juga cukup tinggi, mencapai 32%. Angka ini menunjukkan bahwa empat dari sepuluh remaja putri menderita anemia. Edukasi dan pencegahan dini sangat penting untuk kelompok usia ini.
Mengenali Gejala dan Kebutuhan Zat Besi Berdasarkan Usia
Gejala anemia seringkali mirip dengan kelelahan biasa, sehingga sering tidak disadari atau tidak diobati dengan benar. Sahabat Fimela perlu mengenali tanda-tanda ini untuk penanganan yang tepat. Kurangnya zat besi dapat memengaruhi berbagai fungsi tubuh.
Gejala umum anemia pada perempuan meliputi:
- Kelelahan dan Kelemahan Umum: Sering disebut 5L, yaitu lesu, lemah, letih, lelah, dan lalai.
- Kulit Pucat: Terlihat pada wajah, kelopak mata, bibir, lidah, dan telapak tangan.
- Sesak Napas: Terjadi karena kurangnya oksigen yang dibawa oleh darah.
- Pusing dan Sakit Kepala: Kurangnya oksigen ke otak dapat menyebabkan sakit kepala dan pusing, terutama saat berdiri tiba-tiba.
- Detak Jantung Cepat dan Tidak Teratur: Jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah yang kurang oksigen.
- Kuku Rapuh, Rambut Kering dan Rusak: Kurangnya pasokan oksigen dapat memengaruhi kesehatan kulit dan rambut.
- Pembengkakan dan Nyeri pada Lidah atau Mulut: Perubahan pada area mulut, termasuk lidah yang bengkak dan pucat, serta mulut kering dan luka.
Kebutuhan zat besi bervariasi tergantung pada usia dan kondisi fisiologis perempuan. Badan Promosi Kesehatan merekomendasikan asupan yang berbeda untuk setiap tahapan kehidupan. Misalnya, remaja putri membutuhkan 15 mg per hari, sementara wanita dewasa usia 19-50 tahun membutuhkan 18 mg per hari. Ibu hamil memerlukan asupan tertinggi, yakni 27 mg per hari, hampir dua kali lipat dari wanita tidak hamil. Bagi ibu menyusui, kebutuhan zat besi berkisar antara 9-10 mg per hari, dan wanita dewasa di atas 51 tahun membutuhkan sekitar 8 mg per hari. Memenuhi kebutuhan ini sangat vital untuk menjaga kesehatan optimal.
Peran Vital Suplemen Zat Besi dan Inovasi Perdays
Para ahli kesehatan menekankan peran krusial zat besi bagi perempuan. Christie Amadio, seorang ahli naturopati asal Australia, menyatakan bahwa zat besi adalah "fondasi energi dan vitalitas" yang sangat memengaruhi kesehatan dan kepercayaan diri wanita.
"Zat besi adalah fondasi energi dan vitalitas wanita. Bagi wanita modern, suplemen zat besi yang ilmiah, lembut, dan efektif tidak hanya penting untuk kesehatan fisik, tetapi juga berdampak langsung pada kepercayaan diri dan kualitas hidup," kata Christie Amadio, Ahli Naturopati Australia
Dr. Rupali Datta, konsultan gizi, juga menjelaskan zat besi diperlukan untuk mengganti darah yang hilang selama siklus menstruasi dan untuk peningkatan volume darah yang dibutuhkan dalam kehamilan. Ahli gizi Dr. Anju Sood juga menambahkan bahwa secara fisiologis, wanita membutuhkan lebih banyak zat besi karena siklus menstruasi untuk mengisi kembali darah.
Untuk mengatasi kebutuhan zat besi yang tinggi pada perempuan, berbagai suplemen tersedia di pasaran. Salah satunya adalah Perdays, merek nutrisi presisi asal Australia, yang menawarkan suplemen zat besi yang dirancang khusus untuk perempuan. Perdays Iron & Vitamin C diformulasikan untuk mendukung kecukupan zat besi pada perempuan sebelum, selama, dan setelah kehamilan. Dr. Andrew Wijaya, Sp.OG, menyarankan untuk mempertimbangkan bentuk zat besi, bioavailabilitas, kombinasi dengan vitamin C, dan kelembutan untuk penggunaan jangka panjang saat memilih suplemen.
Setiap tablet Perdays Iron & Vitamin C mengandung Iron (II) glycinate 24 mg dan Ascorbic Acid (Vitamin C) 125 mg. Bentuk zat besi ini dikenal memiliki bioavailabilitas yang baik, mudah diserap, dan lembut di perut, sehingga meminimalkan efek samping umum seperti mual dan sembelit.
Penambahan Vitamin C dalam formula ini berfungsi untuk meningkatkan penyerapan zat besi hingga empat kali lipat. Suplemen ini juga diklaim vegan-friendly, bebas gula, dan tidak menimbulkan rasa logam. Ketersediaannya di Indonesia melalui kemitraan strategis dengan Halodoc memudahkan akses bagi perempuan di berbagai tahap kehidupan.
Praktisi kesehatan, dr. Rovy Pratama, menyoroti bahwa anemia menjadi penyebab perempuan tidak produktif di Indonesia, seringkali mengakibatkan absen dari sekolah atau pekerjaan. Ia menjelaskan bahwa anemia terjadi karena kombinasi antara kehilangan darah, kekurangan zat besi, dan penyerapan nutrisi yang buruk. "Perempuan punya tiga dari empat penyebab anemia," ujarnya.
Edukasi dan pencegahan, termasuk rutin mengonsumsi tablet tambah darah, adalah kunci untuk mengatasi masalah ini. Pemeriksaan kadar hemoglobin secara rutin juga penting untuk deteksi dini dan penanganan yang efektif.
Melalui platform Halodoc, wanita dapat mencapai manajemen kesehatan yang komprehensif. Membeli produk Perdays dengan mudah melalui akun resmi Halodoc di Shopee Mall
Kemitraan ini tidak hanya merupakan integrasi lintas disiplin teknologi medis dan merek nutrisi internasional, tetapi juga merupakan respons mendalam terhadap beragam kebutuhan kesehatan wanita Indonesia modern.