Moms, Anakmu Sering Berkhayal? Begini Dampak Positif di Baliknya

Annisa Kharisma DewiDiterbitkan 16 November 2025, 08:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, pernahkah kamu memperhatikan bagaimana seorang anak dapat begitu larut dalam dunianya sendiri? Di matanya, tempat tidur bisa berubah menjadi lautan luas, bantal menjadi kapal, dan boneka kesayangannya menjelma menjadi pahlawan gagah berani yang siap menyelamatkan dunia. 

Bagi orang dewasa, mungkin ini hanya permainan sederhana. Namun sesungguhnya, di balik tawa dan khayalan itu, ada proses luar biasa yang sedang bekerja, yakni berkembangnya daya imajinasi dan kreativitas anak yang kelak berperan besar dalam kehidupannya.

Melalui imajinasi, anak belajar melihat hal biasa dengan cara yang tidak biasa. Mereka belajar bahwa kesalahan bisa menjadi bagian dari proses belajar, bahwa ide-ide baru pantas dicoba, dan bahwa tidak ada batas bagi hal-hal yang bisa mereka ciptakan. Dilansir dari shamimasworkshop.com terdapat berbagai dampak positif bagi anak yang mengembangkan imajinasinya sebagai berikut ini.

 

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Manfaat Berimajinasi Bagi Anak

Meningkatkan kemampuan sosial dan emosial serta mengasah keterampilan motorik menjadi manfaat dibalik anak yang sering berimajinasi. [Dok/freepik.com/jcomp]

1. Meningkatkan Kemampuan Sosial dan Emosional

Permainan imajinatif seringkali menjadi “laboratorium kecil” bagi anak dalam memahami perasaan dan hubungan sosial. Ketika mereka berpura-pura menjadi dokter, guru, atau orang tua, mereka sedang belajar memahami peran dan emosi orang lain.

Anak juga belajar berbagi, menunggu giliran, serta bekerja sama dalam tim. Semua ini membantu mereka mengelola emosi, mengenali empati, dan menumbuhkan rasa peka terhadap lingkungan sosialnya.

Lebih dari itu, imajinasi membantu anak memahami bahwa setiap orang memiliki perspektif berbeda, pelajaran penting yang akan membentuk kepribadian dan kedewasaan emosional mereka di masa depan.

2. Mengasah Keterampilan Motorik

Imajinasi tak hanya melatih pikiran, tetapi juga tubuh. Aktivitas seperti menggambar, menari, menyusun balok, atau bermain peran membantu mengasah keterampilan motorik halus dan kasar. Saat anak menggenggam kuas dan melukis langit dalam pikirannya, koordinasi tangan dan mata mereka ikut berkembang. Ketika mereka berlari, melompat, atau menari mengikuti irama, tubuh mereka belajar tentang keseimbangan dan ketangkasan.

Aktivitas kreatif ini melatih otot kecil maupun besar, sekaligus membantu anak mengatur ritme gerak tubuh dan emosi. Di saat yang sama, mereka belajar bahwa bergerak adalah bentuk ekspresi, bahwa tubuh juga bisa “berbicara” lewat imajinasi.

 

 

 

3 dari 3 halaman

3. Merangsang Perkembangan Kognitif

Merangsang perkembangan kognitif dan mengembangkan kemampuan komunikasi menjadi manfaat dibalik anak yang sering berimajinasi. [Dok/freepik.com]

Dunia imajinasi adalah ruang tanpa batas bagi anak untuk berpikir kritis dan mencari solusi. Saat membangun menara dari balok, anak sedang belajar tentang keseimbangan, bentuk, dan sebab-akibat. Saat berpura-pura memasak, mereka belajar konsep ukuran, urutan, serta logika.

Imajinasi mendorong anak untuk berpikir “bagaimana jika…” dan “apa yang akan terjadi kalau…”, dua bentuk pertanyaan yang menjadi dasar dari kemampuan berpikir kritis dan ilmiah. Dengan begitu, imajinasi bukan hanya memperkaya kreativitas, tapi juga memperkuat daya nalar dan kemampuan memecahkan masalah yang akan berguna seumur hidup.

4. Mengembangkan Kemampuan Komunikasi

Saat anak berimajinasi, mereka berlatih untuk mengekspresikan ide dan perasaan dengan kata-kata. Melalui permainan peran, mereka berbicara, berdiskusi, bahkan bernegosiasi dengan teman-temannya. Aktivitas seperti mendongeng, bermain drama, atau membuat cerita membantu anak memperkaya kosakata dan meningkatkan rasa percaya diri dalam berbicara.

Kemampuan berkomunikasi yang baik di usia dini menjadi pondasi bagi keterampilan sosial dan akademik di masa depan. Anak yang terbiasa berimajinasi biasanya lebih berani menyampaikan pendapat dan lebih mudah memahami orang lain.