Penting tentang Gejala Batuk Pneumonia pada Anak yang Kerap Terabaikan

Anisha Saktian PutriDiterbitkan 21 Oktober 2025, 09:35 WIB

ringkasan

  • Batuk adalah gejala pneumonia paling umum pada anak, dapat bervariasi dari kering hingga produktif dengan lendir berwarna kuning, hijau, bahkan berdarah
  • Selain batuk, gejala penting lain pada pneumonia anak meliputi kesulitan bernapas seperti napas cepat atau dada tertarik
  • Penting untuk segera mencari bantuan medis jika anak menunjukkan tanda-tanda seperti kesulitan bernapas, demam persisten di atas 39°C, batuk berdahak, atau gejala parah lainnya, terutama pada anak di bawah dua tahun.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, pneumonia merupakan infeksi serius pada paru-paru yang bisa disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur. Penyakit ini menjadi salah satu penyebab utama kematian pada anak-anak di seluruh dunia. Mengenali tanda-tandanya sejak dini sangatlah krusial untuk mencegah komplikasi.

Oleh karena itu, memahami gejala batuk pneumonia pada anak adalah langkah penting bagi setiap orang tua. Gejala ini seringkali bervariasi tergantung pada usia anak dan penyebab infeksinya. Kewaspadaan orang tua sangat dibutuhkan untuk mendeteksi kondisi ini.

Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat menyelamatkan nyawa si kecil. Artikel ini akan membahas secara komprehensif berbagai tanda yang perlu diperhatikan. Mari kita kenali lebih jauh agar Sahabat Fimela bisa bertindak cepat dan memberikan perawatan terbaik.

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Mengenali Batuk sebagai Gejala Kunci Pneumonia pada Anak

Batuk adalah gejala batuk pneumonia pada anak yang paling umum dan sering menjadi tanda awal yang terlihat. Batuk ini dapat bervariasi, mulai dari batuk kering hingga batuk produktif yang menghasilkan dahak atau nanah. Menurut Medscape, batuk adalah gejala pneumonia yang paling umum pada bayi.

Karakteristik dahak juga bisa menjadi petunjuk. Batuk mungkin menghasilkan lendir berwarna kuning, hijau, atau bahkan berdarah, seperti yang disebutkan oleh Mayo Clinic dan American Lung Association. Namun, penting untuk diingat bahwa batuk seringkali tidak ada pada anak-anak di bawah usia dua bulan, menurut Wikipedia.

Meskipun batuk adalah indikator utama, variasi jenis batuk dan keberadaan dahak yang abnormal harus menjadi perhatian. Perhatikan frekuensi dan intensitas batuk, serta perubahan warna atau konsistensi lendir yang dikeluarkan. Ini semua adalah petunjuk penting bagi orang tua.

3 dari 4 halaman

Waspadai Sesak Napas dan Demam Tinggi pada Anak Penderita Pneumonia

Kram perut biasanya terjadi berulang dan membuat anak rewel karena rasa tidak nyaman dan sakit (Foto: Daniel Thomas/Unsplash)

Selain batuk, kesulitan bernapas adalah salah satu gejala paling serius dari pneumonia pada anak. Anak-anak dengan pneumonia seringkali mengalami napas cepat atau dada bagian bawah mereka mungkin tertarik ke dalam saat mereka menarik napas, seperti yang dijelaskan oleh UNICEF. Napas cepat didefinisikan secara spesifik berdasarkan usia:

  • Lebih dari 60 napas per menit pada anak di bawah 2 bulan.
  • Lebih dari 50 napas per menit pada anak 2 bulan hingga 1 tahun.
  • Lebih dari 40 napas per menit pada anak 1 hingga 5 tahun.

Gejala pernapasan lain yang mungkin muncul termasuk mendengkur, hidung kembang kempis, mengi (lebih sering pada infeksi virus), dan bayi mungkin juga mengeluarkan suara mendengus. World Health Organization (WHO) juga menyebutkan sesak napas sebagai salah satu tanda.

Demam tinggi juga merupakan gejala pneumonia pada anak yang umum, seringkali disertai dengan berkeringat dan menggigil. Namun, demam mungkin tidak selalu spesifik dan bisa tidak ada pada anak yang menderita penyakit parah, malnutrisi, atau pada bayi yang sangat muda. Oleh karena itu, kombinasi gejala perlu diperhatikan.

4 dari 4 halaman

Gejala Tambahan dan Perbedaan Jenis Pneumonia yang Perlu Diketahui

Beberapa tanda pneumonia pada anak lainnya yang tidak kalah penting untuk diwaspadai meliputi nyeri dada, terutama saat bernapas atau batuk. Anak mungkin juga menunjukkan tanda-tanda kelelahan ekstrem, merasa sangat lelah, dan kurang energi. Penurunan nafsu makan juga sering terjadi, bahkan kesulitan makan pada bayi.

Gejala pencernaan seperti mual, muntah, atau diare juga dapat menyertai pneumonia, seperti yang disebutkan oleh WHO dan Boston Children's Hospital. Pada bayi dan anak kecil, gejala bisa lebih parah, termasuk kulit kebiruan, keengganan untuk minum, kejang, muntah terus-menerus, suhu ekstrem, atau tingkat kesadaran yang menurun.

Perbedaan antara pneumonia bakteri dan virus juga penting. Pneumonia bakteri cenderung terjadi secara tiba-tiba dengan gejala seperti batuk berdahak, nyeri dada, dan demam. Sementara itu, pneumonia virus, meskipun gejala awalnya mirip, masalah pernapasan terjadi secara perlahan dan anak mungkin mengi. Pneumonia Mycoplasma, yang sering menyerang anak yang lebih tua, ditandai dengan batuk persisten yang bisa berlangsung tiga hingga empat minggu dan seringkali disertai nyeri dada.

Segera hubungi dokter jika anak Anda mengalami kesulitan bernapas, nyeri dada, demam persisten 39°C atau lebih tinggi, atau batuk persisten, terutama jika batuk mengeluarkan nanah. Penting bagi anak-anak di bawah usia 2 tahun dengan tanda dan gejala pneumonia untuk segera menemui dokter. Tanda-tanda umum yang membutuhkan perhatian medis segera meliputi demam tinggi disertai keringat berlebih dan menggigil, batuk berdahak berwarna kuning atau hijau (kadang disertai darah), sesak napas dan napas cepat, nyeri dada saat batuk atau menarik napas dalam, kelelahan ekstrem, serta penurunan nafsu makan.