Mengapa Vitamin D Alami yang Baik untuk Anak Penting? Ini Fakta dan Sumbernya!

Anisha Saktian PutriDiterbitkan 15 November 2025, 10:18 WIB

ringkasan

  • Vitamin D esensial untuk anak karena mendukung kesehatan tulang, gigi, otot, serta memperkuat sistem kekebalan tubuh dan fungsi saraf.
  • Kekurangan vitamin D pada anak dapat menyebabkan masalah serius seperti rakitis, tulang lemah, nyeri otot, hingga peningkatan risiko infeksi dan alergi.
  • Sumber vitamin D alami yang baik untuk anak meliputi paparan sinar matahari, makanan seperti ikan berlemak dan kuning telur, serta suplemen sesuai rekomendasi usia.

Fimela.com, Jakarta Mengapa vitamin D sangat penting bagi tumbuh kembang anak? Sahabat Fimela, nutrisi ini krusial untuk kesehatan mereka secara menyeluruh. Vitamin D mendukung berbagai aspek vital, mulai dari tulang hingga sistem kekebalan tubuh.

Banyak orang tua mungkin belum menyadari betapa vitalnya peran vitamin ini. Kekurangan vitamin D dapat memicu masalah serius seperti rakitis dan tulang lemah. Kondisi ini tentu tidak kita inginkan terjadi pada buah hati.

Artikel ini akan mengupas tuntas tentang vitamin D alami yang baik untuk anak. Kita akan membahas manfaat, sumber, serta rekomendasi dosis yang tepat. Mari bersama memastikan si kecil tumbuh sehat dan kuat.

2 dari 4 halaman

Pentingnya Vitamin D untuk Tulang dan Imunitas Optimal

Vitamin D berperan sentral dalam menjaga kesehatan tulang anak. Nutrisi ini membantu tubuh menyerap kalsium dan fosfat secara efektif. Keduanya adalah mineral esensial untuk pembentukan tulang dan gigi yang kuat.

Tanpa asupan vitamin D yang cukup, penyerapan kalsium bisa terhambat. Hal ini dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh dan rentan terhadap berbagai masalah. Rakitis, kondisi tulang lunak dan bengkok, adalah salah satu risiko utamanya.

Lebih dari sekadar tulang, vitamin D juga vital untuk sistem kekebalan tubuh. Nutrisi ini membantu sel imun melawan infeksi virus dan bakteri. Anak dengan kadar vitamin D optimal cenderung lebih jarang sakit.

Penelitian menunjukkan vitamin D dapat meningkatkan kekebalan bawaan. Ini juga menekan respons inflamasi yang mendasari autoimunitas. Fungsi otot dan komunikasi sel saraf pun ikut terbantu oleh vitamin D.

3 dari 4 halaman

Kenali Risiko Kekurangan Vitamin D pada Anak

Sahabat Fimela, kekurangan vitamin D pada anak bukanlah hal sepele. Kondisi ini dapat menimbulkan serangkaian masalah kesehatan yang serius. Salah satunya adalah rakitis, yang menyebabkan tulang menjadi lunak dan cacat.

Selain rakitis, anak-anak berisiko mengalami tulang lemah dan mudah patah. Mereka juga mungkin merasakan nyeri otot dan tulang yang mengganggu. Kelemahan otot, nyeri, dan kram adalah gejala umum lainnya.

Kekurangan vitamin D yang parah bisa menyebabkan hipokalsemia atau kadar kalsium rendah. Ini berpotensi memicu kram otot hingga kejang, terutama pada bayi. Masalah kekebalan tubuh juga meningkat, seperti infeksi dan alergi.

Gejala lain yang mungkin muncul adalah kelelahan atau energi rendah. Penting bagi orang tua untuk mengenali tanda-tanda ini. Memastikan asupan vitamin D alami yang baik untuk anak sangatlah krusial.

4 dari 4 halaman

Sumber Vitamin D Alami dan Rekomendasi Dosis

Anak cenderung meniru orang tuanya. Jika orang tua juga fokus makan tanpa sibuk dengan gawai, anak akan lebih mudah mengikuti. (Foto: Vitaly Gariev/Unsplash)

Anak-anak bisa mendapatkan vitamin D dari beberapa sumber utama. Paparan sinar matahari langsung adalah cara paling alami bagi tubuh memproduksi vitamin D. Namun, produksi ini terbatas pada bulan-bulan tertentu atau di area dengan intensitas matahari rendah.

Selain matahari, beberapa makanan juga mengandung vitamin D. Ikan berlemak seperti salmon, sarden, dan makarel adalah sumber terbaik. Kuning telur, hati sapi, serta makanan yang diperkaya seperti susu dan sereal juga bisa menjadi pilihan.

Namun, sulit memenuhi kebutuhan vitamin D hanya dari makanan. Oleh karena itu, suplemen seringkali direkomendasikan, terutama untuk bayi yang disusui. Bayi yang mengonsumsi kurang dari 500ml susu formula per hari juga membutuhkan suplemen.

Dosis harian yang direkomendasikan bervariasi sesuai usia. Bayi hingga 1 tahun memerlukan 8,5–10 mikrogram (340–400 IU) per hari. Anak 1–18 tahun disarankan 600 IU setiap hari. Konsultasikan dengan dokter untuk dosis yang tepat agar tidak berlebihan.