Tahukah Kamu? Ini Dia 4 Sumber Vitamin D Alami yang Baik untuk Anak

Anisha Saktian PutriDiterbitkan 15 November 2025, 10:20 WIB

ringkasan

  • Vitamin D esensial untuk tulang kuat dan kekebalan tubuh anak, dengan kekurangan yang dapat menyebabkan rakitis.
  • Sumber vitamin D alami terbaik berasal dari paparan sinar matahari UVB dan konsumsi ikan berlemak seperti salmon dan sarden.
  • Suplementasi vitamin D seringkali diperlukan, terutama bagi bayi dan anak-anak yang tidak mendapatkan asupan cukup dari makanan atau sinar matahari, dengan dosis yang direkomendasikan bervariasi sesuai usia.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, menjaga tumbuh kembang anak agar optimal adalah prioritas utama setiap orang tua. Salah satu nutrisi krusial yang sering kali terlewat adalah vitamin D, yang berperan penting dalam membangun tulang kuat dan menjaga kesehatan otot. Kekurangan vitamin D pada anak dapat menyebabkan kondisi serius seperti rakitis, yang melemahkan tulang.

Vitamin D juga merupakan pahlawan tak tersembunyi bagi sistem kekebalan tubuh si Kecil, membantunya melawan infeksi dan mengurangi peradangan. Oleh karena itu, memastikan asupan vitamin D yang cukup sangatlah vital demi daya tahan tubuh yang prima. Banyak anak di Indonesia mungkin belum mendapatkan asupan yang memadai.

Beruntungnya, sumber vitamin D alami yang baik untuk anak sangat mudah diakses dan dapat diintegrasikan dalam rutinitas harian. Mulai dari paparan sinar matahari hingga pilihan makanan tertentu, ada banyak cara untuk memenuhi kebutuhan nutrisi penting ini. Mari kita telusuri bersama sumber-sumber terbaiknya.

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Paparan Sinar Matahari: Sumber Utama Vitamin D Alami

Ilustrasi anjing yang membantu mengurangi stres anak. (Foto: Unsplash/Vitaliy Zalishchyker)

Tubuh kita memiliki kemampuan luar biasa untuk memproduksi vitamin D sendiri ketika kulit terpapar sinar ultraviolet-B (UVB) dari matahari. Faktanya, sinar matahari adalah sumber vitamin D terpenting, menyumbang lebih dari 90% melalui sintesis D3 di kulit. Ini menjadikannya cara paling alami dan efisien untuk mendapatkan vitamin D.

Namun, jumlah vitamin D yang dapat disintesis tubuh dari sinar matahari dipengaruhi oleh beberapa faktor penting. Ini termasuk lokasi geografis, waktu dalam setahun, tingkat awan, penggunaan tabir surya, dan pigmentasi kulit anak. Sebagai contoh, anak dengan kulit gelap membutuhkan paparan UVB yang lebih besar dibandingkan anak berkulit terang untuk menghasilkan jumlah vitamin D yang sama.

Untuk mendapatkan manfaat optimal, paparan sinar matahari intermiten tanpa tabir surya selama 15-50 menit dapat membantu. Lakukan di pertengahan pagi atau pertengahan sore, beberapa hari dalam seminggu, dengan lengan atau area tubuh yang setara terbuka. Penting untuk selalu menghindari sengatan matahari dan melindungi kulit dari risiko kanker kulit, Sahabat Fimela.

3 dari 4 halaman

Makanan Kaya Vitamin D: Pilihan Lezat untuk Anak

Selain sinar matahari, beberapa makanan secara alami juga mengandung vitamin D, meskipun jumlahnya tidak sebanyak yang dihasilkan tubuh dari paparan UVB. Sumber terbaik vitamin D alami yang baik untuk anak dari makanan adalah ikan berlemak dan minyak hati ikan. Ikan-ikan ini juga kaya akan asam lemak omega-3 yang penting untuk perkembangan otak.

Beberapa pilihan ikan berlemak yang bisa menjadi favorit si Kecil antara lain:

  • Salmon: Satu porsi salmon Atlantik (100 gram) dapat mengandung sekitar 441 IU vitamin D. Salmon yang ditangkap di alam liar bahkan bisa lebih tinggi, mencapai 556–924 IU.
  • Sarden: Sarden kalengan menyediakan sekitar 220 IU vitamin D per 113 gram.
  • Makarel: Ikan ini merupakan sumber yang sangat baik, dengan sekitar 805 IU per porsi standar.
  • Tuna: Tuna kalengan menawarkan sekitar 82 IU vitamin D per 100 gram, menjadikannya pilihan yang nyaman dan terjangkau.

Selain ikan, beberapa sumber makanan lain juga mengandung vitamin D, meskipun dalam jumlah yang lebih kecil. Kuning telur, misalnya, mengandung sekitar 37 IU per butir. Daging merah dan hati juga merupakan sumber vitamin D. Beberapa jenis jamur, terutama yang sengaja terpapar sinar ultraviolet, dapat mengandung vitamin D2 yang bermanfaat. Untuk melengkapi asupan, banyak produk seperti susu, sereal sarapan, jus jeruk, dan yogurt juga diperkaya dengan vitamin D.

4 dari 4 halaman

Kapan Suplemen Vitamin D Dibutuhkan?

Meskipun sumber vitamin D alami yang baik untuk anak sangat penting, banyak anak mungkin tidak mendapatkan cukup vitamin D hanya dari makanan dan paparan sinar matahari. Dalam kasus ini, suplemen vitamin D menjadi solusi yang direkomendasikan untuk memastikan kebutuhan harian mereka terpenuhi. Bahkan, American Academy of Pediatrics secara rutin merekomendasikan suplemen vitamin D.

Untuk bayi usia 0-12 bulan, pedoman merekomendasikan suplemen vitamin D 400 IU per hari, terutama bagi bayi yang disusui atau sebagian disusui. Bayi yang mengonsumsi kurang dari 32 ons formula atau susu yang diperkaya vitamin D juga perlu suplemen ini. Susu formula bayi sendiri sudah diperkaya, sehingga perlu diperhatikan total asupannya.

Anak-anak usia 1-18 tahun yang tidak mendapatkan 600 IU vitamin D per hari melalui makanan disarankan untuk mengonsumsi suplemen. Rekomendasi asupan rata-rata adalah 600–1.000 IU per hari, dengan batas atas yang dapat ditoleransi (UL) bervariasi. UL untuk bayi adalah 1000 IU/hari, untuk anak 1-10 tahun adalah 2000 IU/hari, dan untuk anak 11-17 tahun adalah 4000 IU/hari.

Anak-anak dengan risiko tinggi kekurangan vitamin D, seperti mereka yang memiliki kulit gelap, tinggal di daerah dengan paparan sinar matahari minim, atau memiliki kondisi medis kronis tertentu, mungkin memerlukan dosis vitamin D yang lebih tinggi. Selalu konsultasikan dengan dokter anak untuk dosis yang tepat dan aman bagi si Kecil, Sahabat Fimela.