Fimela.com, Jakarta - Banyak kebiasaan perawatan rambut yang kita yakini benar, padahal itu hanyalah mitos belaka. Seringkali, informasi yang salah ini tersebar dari mulut ke mulut atau media sosial. Akibatnya, alih-alih mendapatkan rambut sehat, kita justru melakukan perawatan yang tidak efektif.
Mengapa mitos-mitos ini begitu melekat dalam benak banyak orang? Kurangnya edukasi dari ahli dan kecenderungan mempercayai "katanya" menjadi pemicunya. Padahal, para ahli telah berulang kali membantah klaim-klaim tersebut dengan bukti ilmiah.
Artikel ini akan mengupas tuntas 15 Mitos Perawatan Rambut yang Masih Banyak Dipercaya (Padahal Salah Total). Mari kita pahami fakta sebenarnya agar Sahabat Fimela bisa merawat rambut dengan lebih tepat dan efektif. Ini demi kesehatan dan kecantikan rambutmu.
Memotong Rambut dan Frekuensi Keramas: Mana yang Benar?
Mitos pertama yang sering kita dengar adalah bahwa memotong rambut secara rutin dapat membuatnya tumbuh lebih cepat dan tebal. Namun, para ahli seperti trikolog dan dermatolog sepakat bahwa hal ini tidak benar. Pertumbuhan rambut berasal dari folikel di kulit kepala, bukan dari ujungnya.
Memotong rambut hanya berfungsi untuk menghilangkan ujung bercabang, sehingga tampilan rambut menjadi lebih rapi dan sehat. Menurut Jonathan Colombini dari L'Oreal Paris USA, memotong rambut tidak mempercepat laju pertumbuhan, melainkan mencegah kerusakan lebih lanjut. Jadi, jangan berharap rambut langsung panjang setelah potong.
Selanjutnya, ada anggapan bahwa mencuci rambut setiap hari itu buruk atau merusak. Trikolog Sara Alkazraji MIT menegaskan bahwa mencuci rambut secara teratur sama sekali tidak merusak rambut atau kulit kepala. Ia justru merekomendasikan pencucian setiap satu hingga dua hari untuk menjaga kesehatan optimal kulit kepala dan rambut.
Mitos lain yang terkait adalah rambut bisa membersihkan dirinya sendiri jika tidak dicuci. Ini adalah kesalahpahaman besar, Sahabat Fimela. Sara Alkazraji MIT menjelaskan bahwa tidak mencuci rambut akan menyebabkan penumpukan kotoran, debu, minyak, sel kulit mati, dan sebum. Penumpukan ini bisa memicu iritasi, gatal, ketombe, bahkan kerontokan rambut akibat folikel yang tersumbat.
Mitos Seputar Kebiasaan dan Kerusakan Rambut yang Perlu Diketahui
Kebiasaan menyisir rambut 100 kali sehari untuk membuatnya berkilau atau lebih sehat juga merupakan mitos kuno yang perlu dihindari. Sara Alkazraji MIT menyatakan bahwa menyisir berlebihan tidak memberikan manfaat kesehatan tambahan. Sebaliknya, hal ini justru dapat menyebabkan kerusakan serius pada batang rambut dan kutikula, terutama jika dilakukan saat rambut basah atau dengan alat yang salah.
Banyak yang berharap ujung rambut bercabang atau split ends bisa diperbaiki dengan produk ajaib. Sayangnya, ini juga salah besar. Hair Clinic International dan Hairclub menegaskan bahwa setelah rambut bercabang, tidak ada produk yang dapat merekatkannya kembali secara permanen. Produk hanya bisa memberikan efek sementara dengan melapisi rambut, namun solusi satu-satunya adalah memotong bagian yang bercabang.
Mitos lain yang sering dipercaya adalah bilasan air dingin dapat membuat rambut lebih berkilau. Sara Alkazraji MIT menjelaskan bahwa air dingin tidak menutup kutikula rambut secara signifikan. Efek kilau yang dirasakan umumnya berasal dari penggunaan kondisioner. Meskipun air dingin dapat membantu menutup kutikula untuk sementara, efeknya tidak permanen dan tidak perlu dipaksakan jika tidak nyaman.
Produk Perawatan dan Kondisi Kulit Kepala: Jangan Salah Kaprah!
Rambut berminyak seringkali dianggap tidak membutuhkan kondisioner. Padahal, ini adalah salah satu Mitos Perawatan Rambut yang Masih Banyak Dipercaya (Padahal Salah Total). Josh Wood Colour menjelaskan bahwa kulit kepala memproduksi minyak untuk melembapkan diri. Melewatkan kondisioner justru bisa membuat rambut rapuh dan rentan patah. Kondisioner berfungsi untuk meningkatkan kilau, mengurangi listrik statis, dan memperkuat rambut.
Untuk rambut berminyak, disarankan menggunakan kondisioner bebas minyak atau yang ringan, dan hanya diaplikasikan pada bagian tengah hingga ujung rambut. Ini memastikan kelembapan yang cukup tanpa menambah minyak berlebih pada kulit kepala. Asha Patel Shah dan Ramond Waide dari Kenvue juga menekankan pentingnya kondisioner untuk semua jenis rambut.
Ketombe seringkali disalahartikan sebagai masalah kulit kepala kering. Namun, dermatolog Camille Howard-Verovic menjelaskan bahwa ketombe, atau dermatitis seboroik, justru lebih sering disebabkan oleh pertumbuhan berlebih ragi malassezia di kulit kepala yang berminyak. Jadi, kulit kepala kering belum tentu ketombe, dan sebaliknya.
Mitos lain yang populer adalah mencabut uban akan membuat lebih banyak uban tumbuh. Para ahli menyatakan bahwa ini tidak benar; hanya satu helai rambut yang akan tumbuh dari satu folikel. Jika Anda mencabut uban, hanya satu helai rambut putih yang akan tumbuh kembali dari folikel yang sama. Namun, mencabut rambut dapat mengiritasi folikel, yang berpotensi menyebabkan masalah rambut tidak sehat.
Fakta di Balik Kerontokan, Produk Alami, dan Stres pada Rambut
Banyak yang percaya rambut bisa "terbiasa" dengan produk yang sama, sehingga perlu sering menggantinya. Sara Alkazraji MIT membantah ini, menjelaskan bahwa jika produk tidak lagi efektif, kemungkinan kondisi rambut atau kulit kepala yang telah berubah. Faktor seperti proses kimia, lingkungan, kesehatan, gaya hidup, stres, atau perubahan hormonal dapat memengaruhi kondisi rambut. Anabel Kingsley, trikolog, menambahkan bahwa sampo yang sama akan memberikan hasil yang sama jika kondisi rambut tidak berubah.
Penggunaan minyak rambut juga sering dibumbui mitos bahwa ia menutrisi rambut dan melakukan keajaiban. Dermatolog dari Inurskn menyatakan bahwa minyak paling baik berfungsi sebagai agen pengkondisi, bukan penutrisi. Penggunaan minyak berlebihan, terutama jika dibiarkan semalaman di kulit kepala, dapat menyumbat pori-pori dan memicu jerawat atau bisul. Kesehatan rambut lebih dipengaruhi genetik, lingkungan, stres, dan diet.
Kekhawatiran sering keramas menyebabkan rambut rontok juga merupakan Mitos Perawatan Rambut yang Masih Banyak Dipercaya (Padahal Salah Total). Dermatolog menjelaskan bahwa sampo hanya membersihkan kotoran, minyak, dan sel kulit mati. Anabel Kingsley menambahkan bahwa rambut yang rontok saat keramas adalah rambut yang memang sudah dalam fase rontok alami. Mengurangi keramas justru bisa menyebabkan penumpukan kotoran yang memicu infeksi.
Terakhir, mitos bahwa produk alami selalu paling aman dan efektif perlu diluruskan. Hair Clinic International menjelaskan bahwa bahan alami bisa sangat kuat dan berpotensi menyebabkan alergi atau sensitivitas. Beberapa bahan "alami" bahkan tidak efektif dan bisa menyebabkan infeksi bakteri jika diaplikasikan pada rambut, seperti yang diperingatkan oleh dermatolog. Stres juga sering dikaitkan dengan rambut beruban tiba-tiba, namun HairClub dan Jonathan Colombini menegaskan bahwa uban lebih banyak ditentukan oleh genetika dan penuaan, bukan stres langsung. Mencukur rambut juga tidak membuatnya tumbuh lebih tebal atau gelap, melainkan hanya meninggalkan ujung tumpul yang terasa kasar.