Keringat Berlebih Bisa Picu Masalah Kulit? Ini Penjelasan Dermatolog

Hilda IrachDiterbitkan 17 Desember 2025, 15:12 WIB

ringkasan

  • Hiperhidrosis adalah kondisi medis berupa produksi keringat berlebih yang tidak selalu terkait panas atau aktivitas fisik, dan dapat berupa jenis fokal primer atau umum sekunder.
  • Keringat berlebih meningkatkan risiko masalah kulit seperti infeksi, ruam panas, jerawat, dan iritasi, serta dapat mengganggu kualitas hidup secara signifikan.
  • Dermatolog menawarkan berbagai solusi penanganan hiperhidrosis, mulai dari antiperspiran hingga prosedur medis, serta memberikan tips kebersihan dan pencegahan untuk menjaga kesehatan kulit.

Fimela.com, Jakarta - Pernahkah Anda merasa keringat berlebih mengganggu aktivitas sehari-hari? Kondisi medis yang dikenal sebagai hiperhidrosis ini ternyata bukan sekadar ketidaknyamanan biasa. Produksi keringat yang melampaui batas normal ini dapat memicu serangkaian masalah kulit serius.

Para ahli dermatologi dari berbagai institusi internasional telah menyoroti dampak signifikan dari keringat berlebih ini. Mereka menjelaskan bagaimana kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesehatan kulit secara langsung, tetapi juga kualitas hidup seseorang secara keseluruhan.

Meskipun keringat memiliki peran penting dalam mendinginkan tubuh, jumlah yang berlebihan justru bisa menjadi bumerang. Mari kita selami lebih dalam penjelasan para dermatolog mengenai mengapa Keringat Berlebih Bisa Picu Masalah Kulit? Ini Penjelasan Dermatolog yang wajib Anda ketahui.

2 dari 6 halaman

Memahami Hiperhidrosis: Keringat Berlebih di Luar Kendali

Hiperhidrosis adalah suatu kondisi medis di mana tubuh memproduksi keringat secara berlebihan, melebihi jumlah yang sebenarnya diperlukan untuk mengatur suhu tubuh. Kondisi ini tidak selalu berkaitan dengan suhu panas atau aktivitas fisik yang intens.

Menurut Dr. Kelly, seorang ahli dermatologi, keringat sebenarnya bermanfaat karena membantu mendinginkan tubuh, melepaskan limbah, dan berperan dalam proses penyembuhan kulit. Namun, ketika jumlah keringat menjadi berlebihan, hal ini justru dapat memperburuk berbagai masalah kulit yang terkait dengan keringat.

Ada dua jenis utama hiperhidrosis yang perlu Sahabat Fimela ketahui:

  • Hiperhidrosis fokal primer: Ini adalah jenis keringat berlebih yang paling umum, disebabkan oleh aktivitas berlebihan saraf simpatik. Kondisi ini biasanya memengaruhi area spesifik seperti ketiak, telapak tangan, telapak kaki, atau wajah. Seringkali memiliki komponen genetik dan cenderung dimulai sebelum usia 25 tahun.
  • Hiperhidrosis umum sekunder: Jenis ini disebabkan oleh kondisi medis yang mendasari atau efek samping dari obat-obatan tertentu. Contoh penyebabnya termasuk masalah tiroid, diabetes, gangguan neurologis, menopause, kecemasan, atau beberapa jenis kanker. Keringat berlebih pada jenis ini dapat terjadi di seluruh tubuh.
3 dari 6 halaman

Masalah Kulit Akibat Keringat Berlebih yang Perlu Diwaspadai

Keringat berlebih secara signifikan dapat meningkatkan risiko infeksi kulit, serta memperburuk kondisi kulit yang sudah ada atau bahkan menyebabkan masalah baru. Dr. Kelly menjelaskan bahwa keringat dapat meningkatkan risiko infeksi kulit dalam beberapa cara berbeda.

Beberapa masalah kulit umum yang sering dipicu oleh keringat berlebih meliputi:

  • Infeksi kulit: Individu yang banyak berkeringat lebih rentan terhadap berbagai jenis infeksi kulit.
  • Ruam panas (prickly heat/miliaria): Terjadi ketika kelenjar keringat tersumbat, menyebabkan keringat menumpuk di bawah kulit. Ini mengakibatkan ruam dan benjolan kecil yang gatal. Saat benjolan pecah, sensasi gatal seringkali muncul.
  • Jerawat: Ketika keringat bercampur dengan bakteri dan minyak di kulit, pori-pori dapat tersumbat, yang seringkali memicu timbulnya jerawat, terutama bagi mereka yang memang rentan.
  • Bau badan: Bau badan muncul ketika bakteri di kulit bereaksi dengan partikel keringat. Kelenjar keringat sendiri menghasilkan keringat tanpa bau, tetapi bakteri yang memakan dan mencerna partikel organik dalam keringatlah yang menyebabkan aroma tak sedap.
  • Kulit pecah-pecah atau mengelupas: Terutama pada area kaki, hiperhidrosis dapat menyebabkan kulit menjadi pecah-pecah atau mengelupas.
  • Iritasi dan peradangan: Keringat dapat mengiritasi kulit, menyebabkan rasa gatal dan peradangan yang tidak nyaman.
4 dari 6 halaman

Dampak Keringat Berlebih pada Kualitas Hidup dan Kapan Harus Bertindak

Keringat berlebih dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup seseorang. Kondisi ini sering kali menyebabkan kecemasan sosial dan rasa malu yang signifikan. Dr. Kelly menegaskan bahwa jika keringat berlebih mulai mengganggu rutinitas harian, memengaruhi kualitas hidup, atau menyebabkan kecemasan dan rasa malu yang parah, Sahabat Fimela harus segera mencari bantuan profesional kesehatan.

Sebuah studi bahkan menemukan bahwa dampak hiperhidrosis terhadap kualitas hidup pasien dapat serupa atau bahkan lebih besar dibandingkan dengan kondisi kulit lain yang lebih dikenal seperti jerawat dan psoriasis. Oleh karena itu, jangan abaikan jika Anda mengalami gejala ini.

5 dari 6 halaman

Solusi dari Dermatolog: Mengatasi Hiperhidrosis Secara Efektif

Dermatolog adalah ahli kulit yang memiliki pelatihan khusus untuk mendiagnosis dan mengelola hiperhidrosis. Mereka dapat membantu Sahabat Fimela menentukan penyebab keringat berlebih dan menawarkan berbagai pilihan pengobatan yang sesuai.

Berikut adalah beberapa kondisi di mana Sahabat Fimela disarankan untuk menemui dokter:

  • Jika keringat mengganggu rutinitas harian Anda.
  • Jika keringat menyebabkan tekanan emosional atau penarikan diri dari sosial.
  • Jika Anda tiba-tiba mulai berkeringat lebih dari biasanya.
  • Jika Anda mengalami keringat malam tanpa alasan yang jelas.

Pilihan pengobatan yang umumnya ditawarkan dermatolog meliputi:

  • Antiperspiran yang dijual bebas (OTC): Dr. Kelly menyarankan untuk mencari antiperspiran, bukan hanya deodoran, karena antiperspiran mengandung garam aluminium yang membantu menyumbat kelenjar keringat. Dianjurkan untuk mengoleskannya pada malam hari agar dapat terserap maksimal.
  • Antiperspiran resep: Jika antiperspiran OTC tidak efektif, dermatolog dapat merekomendasikan antiperspiran resep yang lebih kuat.
  • Suntikan Botox (onabotulinumtoxinA): Ini adalah pengobatan yang disetujui FDA untuk hiperhidrosis yang sementara waktu memblokir saraf pemicu produksi keringat. Efeknya dapat bertahan sekitar enam bulan.
  • Iontoforesis: Prosedur ini menggunakan arus listrik ringan yang dialirkan melalui air untuk menghentikan sementara kelenjar keringat.
  • Obat oral: Dermatolog dapat meresepkan obat oral, seperti antikolinergik, untuk membantu mengurangi keringat berlebih.
  • Prosedur lokal/bedah: Dalam kasus yang parah, pembedahan dapat dipertimbangkan untuk mengangkat kelenjar keringat atau memutuskan saraf terkait. Namun, efek samping yang mungkin terjadi adalah "keringat kompensasi" di area tubuh lain.
  • Perubahan gaya hidup: Mengenakan pakaian longgar dan menyerap keringat, menjaga area yang berkeringat tetap kering dan bersih, serta menghindari pemicu seperti makanan pedas atau kafein dapat membantu.
6 dari 6 halaman

Tips Kebersihan dan Pencegahan untuk Kulit Sehat

Untuk Sahabat Fimela yang mengalami keringat berlebih atau ingin mencegah masalah kulit terkait, berikut adalah beberapa tips kebersihan dan pencegahan dari dermatolog:

  • Mandi secara teratur: Mandi setiap hari dengan pembersih yang lembut dan bebas pewangi untuk menjaga kebersihan kulit.
  • Keringkan tubuh secara menyeluruh: Pastikan untuk mengeringkan semua area tubuh secara menyeluruh setelah mandi, terutama area yang rentan berkeringat, untuk mencegah kelembapan berlebih.
  • Ganti pakaian: Jika Anda akan aktif di kemudian hari, siapkan pakaian bersih dan kering untuk diganti agar tidak terlalu lama mengenakan pakaian yang basah oleh keringat.
  • Gunakan produk non-komedogenik: Untuk mencegah jerawat, gunakan produk yang berlabel "non-komedogenik" atau "bebas minyak" pada wajah, leher, punggung, dan dada.
  • Hindari menggosok kulit: Saat mengeringkan atau membersihkan area yang terkena ruam, tepuk-tepuk kulit dengan lembut daripada menggosoknya untuk menghindari iritasi.
  • Pakaian yang tepat: Kenakan pakaian yang ringan, longgar, dan terbuat dari bahan katun atau bahan penyerap kelembapan lainnya.
  • Tetap terhidrasi: Minum cukup air, terutama saat cuaca panas atau berolahraga, untuk membantu tubuh mengatur suhu.
  • Hindari pemicu: Batasi konsumsi makanan pedas atau kafein yang diketahui dapat memicu produksi keringat berlebih pada beberapa individu.