Cara Membantu Buah Hati dengan Kondisi Autisme Terhubung dengan Emosi

Adinda Tri WardhaniDiterbitkan 27 Desember 2025, 21:19 WIB

ringkasan

  • Anak-anak dengan autisme menghadapi tantangan signifikan dalam mengenali, memahami, dan mengelola emosi, seringkali karena kesulitan menafsirkan isyarat emosional, regulasi emosi yang rendah.
  • Strategi efektif untuk membantu anak autis terhubung dengan emosi meliputi penggunaan alat bantu visual seperti kartu perasaan dan cerita sosial, serta pengajaran keterampilan regulasi emosi melalui latihan pernapasan.
  • Dukungan komprehensif melibatkan Pembelajaran Sosial-Emosional (SEL), berbagai intervensi terapi seperti ABA dan terapi musik, serta penciptaan lingkungan keluarga yang mendukung dengan rutinitas yang jelas.

Fimela.com, Jakarta - Sahabat Fimela, anak-anak dengan autisme seringkali menghadapi tantangan unik dalam mengenali, memahami, dan mengelola emosi mereka sendiri maupun orang lain. Kesulitan ini dapat memengaruhi interaksi sosial dan kesejahteraan emosional secara keseluruhan. Namun, dengan dukungan yang tepat, anak-anak autis bisa mengembangkan keterampilan emosional penting.

Memahami emosi adalah kunci untuk navigasi sosial yang sukses dan kualitas hidup yang lebih baik bagi individu autis. Penelitian menunjukkan bahwa pengajaran pengenalan emosi secara terstruktur dapat meningkatkan keterampilan emosional mereka. Hal ini juga memiliki dampak positif langsung pada kesehatan mental dan kesejahteraan mereka.

Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai tantangan emosional yang dihadapi anak autisme. Kami juga akan menyajikan strategi praktis dan intervensi yang bisa membantu mereka terhubung dengan emosi secara lebih efektif. Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat membuka potensi penuh mereka.

What's On Fimela
2 dari 5 halaman

Tantangan Emosional Unik pada Anak Autisme

Anak-anak dengan autisme seringkali kesulitan dalam memahami dan menafsirkan isyarat emosional. Mereka mungkin sulit membaca ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan nada suara, yang sangat penting untuk memahami perasaan orang lain. (Foto: Van Tay Media/Unsplash)

Anak-anak dengan autisme seringkali kesulitan dalam memahami dan menafsirkan isyarat emosional. Mereka mungkin sulit membaca ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan nada suara, yang sangat penting untuk memahami perasaan orang lain. Kesulitan ini bisa menghambat interaksi sosial mereka.

Selain itu, regulasi emosi yang rendah juga menjadi tantangan signifikan. Anak-anak autis kerap mengalami respons emosional yang intens terhadap insiden kecil. Mereka juga kesulitan mengelola intensitas serta durasi emosi mereka.

Banyak individu autis mengalami alexithymia, yaitu kesulitan dalam mengidentifikasi dan menggambarkan emosi mereka sendiri. Kondisi ini membuat mereka semakin sulit mengelola perasaan. Sensitivitas sensorik juga berperan besar. Respons yang intensif atau berkurang terhadap rangsangan lingkungan seperti suara, cahaya, atau tekstur dapat memengaruhi reaksi emosional.

3 dari 5 halaman

Strategi Visual dan Regulasi Emosi yang Efektif

Penggunaan alat bantu visual sangat bermanfaat, seperti kartu perasaan, buku bergambar, dan foto ekspresi wajah yang dilebih-lebihkan membantu anak mengidentifikasi dan melabeli emosi. "The Zones of Regulation" adalah kerangka kerja efektif yang mengkategorikan emosi ke dalam empat zona berwarna. Cerita sosial juga dapat menggambarkan situasi dan respons emosional yang sesuai.

Mengajarkan keterampilan regulasi emosi juga krusial. Teknik pernapasan dalam dapat membantu anak menenangkan diri dan mengelola emosi kuat. Membuat "kit penenang" yang dipersonalisasi dengan alat dan aktivitas favorit juga sangat membantu. Kit ini bisa berisi buku, selimut lembut, atau mainan sensorik.

Alat sensorik seperti selimut berbobot, mainan gelisah, atau headphone peredam bising dapat memberikan masukan sensorik yang diperlukan. Ini membantu menenangkan dan memfokuskan pikiran anak. Alat-alat ini berperan penting dalam mengurangi kecemasan dan memfasilitasi regulasi emosi.

4 dari 5 halaman

Pembelajaran Sosial-Emosional (SEL) dan Intervensi Terapi

Pembelajaran Sosial-Emosional (SEL) adalah intervensi yang bermanfaat untuk pengembangan kemampuan regulasi emosi peserta didik autis. SEL mencakup lima domain penting: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan hubungan, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Aktivitas kreatif seperti seni, musik, mendongeng, dan bermain peran dapat membantu anak autis mengekspresikan diri dan mengurangi stres. Aplikasi dan permainan yang berfokus pada pengenalan emosi juga bisa menjadi alat yang menarik.

Intervensi perilaku dan terapi juga memainkan peran vital. Terapi Perilaku Terapan (ABA) sangat bermanfaat untuk anak-anak dengan autisme. ABA dapat membantu anak mengidentifikasi pemicu emosional dan mengajarkan mekanisme koping yang sehat. Terapi musik juga dapat meningkatkan keterampilan komunikasi, respons emosional, dan interaksi sosial. Terapi Integrasi Sensorik (SIT) menggunakan aktivitas berbasis sensorik-motorik untuk memodifikasi respons sensorik.

5 dari 5 halaman

Menciptakan Lingkungan Pendukung dan Kesadaran Interoseptif

Pendekatan berpusat pada keluarga dan lingkungan yang mendukung sangat penting. Anak-anak belajar dengan meniru, sehingga orang tua dan pengasuh perlu mencontohkan ekspresi emosional yang sehat. Menciptakan rutinitas yang dapat diprediksi memberikan rasa aman dan mengurangi kecemasan. Komunikasi yang jelas dan langsung juga dapat mengurangi beban kognitif anak. Dukungan emosional dari keluarga, seperti kasih sayang dan perhatian, dapat meningkatkan rasa nyaman dan harga diri anak.

Mengembangkan kesadaran interoseptif, yaitu indra kesadaran akan keadaan tubuh internal, sangat membantu. Ini adalah langkah pertama dalam mengembangkan keterampilan sosial-emosional. Melalui aktivitas seperti "body talk", anak-anak diajak memperhatikan sensasi tubuh mereka. Ini membantu mereka mengenali tanda-tanda awal kelebihan emosional.

Melakukan pemeriksaan emosional secara rutin juga dapat membantu anak mengidentifikasi keadaan emosional mereka. Diskusi harian tentang perasaan memungkinkan orang tua menilai keadaan emosional anak. Ini juga membantu mengajari mereka teknik koping untuk regulasi emosi.