Tahukah Kamu? Ini Bagian Tersulit Hidup Bebas Plastik dan Cara Mengatasinya

Vinsensia DianawantiDiterbitkan 28 Desember 2025, 21:08 WIB

ringkasan

  • Bagian tersulit dari upaya hidup bebas plastik adalah menghindari kemasan makanan, terutama saat berbelanja di toko kelontong, karena ketergantungan pada plastik sekali pakai.
  • Plastik berkontribusi pada perubahan iklim dan mikroplastik, yang berasal dari degradasi plastik, dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan serius seperti kanker, masalah reproduksi, dan gangguan pencernaan.
  • Strategi efektif untuk mengurangi limbah plastik saat berbelanja meliputi membeli lebih sedikit, memilih produk tanpa kemasan plastik, memilih kemasan kertas atau kardus

Fimela.com, Jakarta - Upaya untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai telah menjadi gerakan global yang semakin gencar. Namun, bagi banyak individu, perjalanan menuju gaya hidup minim plastik ini seringkali penuh dengan rintangan yang tidak terduga. Salah satu tantangan terbesar yang kerap dihadapi adalah kemasan makanan, terutama saat berbelanja di toko kelontong.

Seorang jurnalis, Jenny Brown, dalam artikelnya di Real Simple, mengungkapkan pengalamannya. Ia mengakui bahwa meskipun telah berulang kali mencoba dan gagal menghilangkan plastik sekali pakai dari hidupnya, kemasan makanan tetap menjadi hambatan utama yang sulit dihindari. Fenomena ini menunjukkan betapa terintegrasinya plastik dalam rantai pasok makanan kita sehari-hari.

Jenny Brown bahkan menyatakan, "Saya tidak bisa meninggalkan toko kelontong tanpa mengisi tas belanja pakai ulang saya dengan plastik sekali pakai." Pernyataan ini menggambarkan realitas yang dihadapi banyak orang, di mana pilihan produk tanpa kemasan plastik sangat terbatas, membuat upaya hidup bebas plastik terasa seperti perjuangan yang tak ada habisnya.

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Kemasan Makanan: Jebakan Tersembunyi dalam Perjalanan Bebas Plastik

Ilustrasi Botol Plastik Credit: pexels.com/Renee

Bagi Sahabat Fimela yang sedang berjuang mengurangi sampah plastik, kemasan makanan seringkali menjadi titik tersulit. Jenny Brown dengan jujur mengakui bahwa setelah berbagai upaya penggantian produk, ia masih menemukan dirinya membuang banyak plastik sekali pakai. "Itu kemasan makanan. Wowza, itu kemasan makanan. Maksud saya… pernahkah Anda ke toko kelontong?" keluhnya, menyoroti betapa sulitnya menghindari kemasan ini.

Tantangan ini juga diperkuat oleh fakta bahwa mengubah kebiasaan belanja adalah salah satu rintangan terbesar dalam hidup bebas sampah, di mana kita terbiasa dengan produk berkemasan sekali pakai atau plastik. Banyak produk sehari-hari, mulai dari belanja bulanan hingga jajan kopi, seolah sudah menyatu dengan plastik. Kurangnya alternatif yang layak dan terjangkau juga menjadi faktor, di mana produk ramah lingkungan seringkali lebih mahal atau kurang praktis dibandingkan plastik.

Ketergantungan kita pada plastik dalam kehidupan sehari-hari sangat besar, dari kemasan makanan hingga peralatan rumah tangga, karena sifatnya yang ringan, tahan lama, dan murah. Mengganti plastik dalam kehidupan sehari-hari memerlukan perubahan besar dalam cara kita berbelanja, memasak, dan bahkan bepergian. Ini menunjukkan bahwa masalah kemasan makanan plastik bukan hanya soal pilihan individu, tetapi juga sistem yang lebih besar yang perlu diatasi.

3 dari 4 halaman

Dampak Nyata Plastik: Lebih dari Sekadar Sampah Visual

Dampak negatif plastik terhadap lingkungan dan kesehatan manusia semakin menjadi perhatian serius. Selain mencemari lautan dan daratan, plastik juga berkontribusi signifikan terhadap perubahan iklim. Hal ini karena "hampir semua plastik terbuat dari bahan bakar fosil, yang merupakan sumber utama gas rumah kaca yang dilepaskan manusia." Produksi plastik global mencapai lebih dari 400 juta ton setiap tahun, dengan sekitar 36% digunakan untuk plastik sekali pakai.

Lebih jauh lagi, penelitian awal telah mengaitkan mikroplastik, partikel kecil yang berasal dari degradasi plastik, dengan berbagai masalah kesehatan serius. Para ilmuwan masih meneliti jenis kerusakan apa yang mungkin ditimbulkan, tetapi "penelitian awal mengaitkan mikroplastik dengan kanker, serangan jantung, masalah reproduksi, dan masalah lainnya." Mikroplastik dapat menyebabkan iritasi pada dinding usus, mengganggu penyerapan nutrisi, peradangan, kerusakan sel, hingga gangguan sistem kekebalan tubuh. Beberapa jenis mikroplastik juga mengandung bahan kimia tambahan seperti BPA dan ftalat yang merupakan pengganggu sistem endokrin, berpotensi memengaruhi hormon dan menyebabkan masalah reproduksi.

Bahkan bioplastik, yang sering dianggap sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan karena terbuat dari bahan nabati, masih dapat berubah menjadi mikroplastik. Ini menggarisbawahi kompleksitas masalah ini, di mana solusi yang tampaknya baik pun masih memiliki potensi dampak negatif. Ancaman mikroplastik ini tidak hanya menjadi isu lingkungan, tetapi juga krisis kesehatan global yang memerlukan perhatian serius dan tindakan segera.

4 dari 4 halaman

Strategi Cerdas Mengelola Tantangan Plastik Saat Berbelanja

Meskipun tantangan kemasan makanan sangat besar, Sahabat Fimela tidak perlu berkecil hati. Artikel Real Simple menawarkan beberapa strategi praktis yang dapat diterapkan untuk mengurangi limbah plastik saat berbelanja, membantu kita mengelola "bagian tersulit" ini.

  • Beli Lebih Sedikit dan Belanja Lebih Cermat: Mengurangi jumlah barang yang dibeli secara keseluruhan dapat secara otomatis mengurangi jumlah kemasan plastik yang masuk ke rumah. Ini juga berarti menjadi konsumen yang bijak dan menghindari pembelian impulsif.
  • Pilih Produk Tanpa Kemasan Plastik: Prioritaskan versi barang yang tidak dikemas dalam plastik. Misalnya, memilih buah utuh daripada yang sudah dipotong, atau buah-buahan lepas seperti apel dan persik daripada beri yang sering dikemas dalam wadah plastik.
  • Pilih Kemasan Kertas atau Kardus: Untuk barang-barang seperti kopi, tepung, dan gula, carilah yang dikemas dalam kertas atau kardus sebagai alternatif kemasan plastik. Membawa tas belanja sendiri dan wadah makanan dari rumah juga sangat membantu.
  • Manfaatkan Alternatif Ramah Lingkungan: Gunakan botol minum isi ulang, hindari sedotan plastik, dan manfaatkan wadah bekas untuk menyimpan makanan. Ini adalah langkah-langkah kreatif untuk mengurangi penggunaan plastik.

Perjalanan menuju gaya hidup bebas plastik mungkin sulit dan tidak sempurna, namun setiap langkah kecil memiliki dampak positif. Dengan mengadopsi strategi ini, Sahabat Fimela dapat mengelola bagian tersulit dari upaya bebas plastik, yaitu kemasan makanan, dan berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan bagi bumi kita.