Sukses

Beauty

FIMELA FEST 2019: Mengenal Beauty Bullying Agar Tak Terjebak di Dalamnya

Fimela.com, Jakarta Kebebasan akses yang ditawarkan era digital membuat praktik bullying semakin luas. Di media sosial bahkan semua orang bisa berkomentar negatif tentang siapa saja, termasuk yang tidak dikenalnya sekalipun. Secara sadar atau tidak, mungkin kamu pernah menerima, melontarkan, atau membaca komentar semacam, "Baju itu bikin kamu kelihatan jelek!", "Makeup kamu nggak cocok", "Kenapa kamu kurus banget?", "Kamu kok sekarang hitam?" dan semacamnya di media sosial. Tahukah kamu bahwa itu termasuk bullying, atau lebih spesifiknya, beauty bullying?

Hal ini pernah didiskusikan salah satu seleb perempuan muda Indonesia, Maudy Ayunda. Bersama Nuran Abdat, seorang psikolog klinis, ia mengupas beauty bullying di IGTv akun pribadinya.

"Menyindir, mengintimidasi seseorang yang berhubungan dengan ranah kecantikan. Bisa mengenai wajah, body, atau perspektif lain tentang cantik," disebut Nuran Abdat sebagai kategori beauty bullying.

 

Mengapa seseorang bisa melakukan beauty bullying?

Perilaku beauty bullying disebut Nuran bisa timbul karena berbagai faktor, salah satunya yakni latar belakang yang terbentuk dalam masa pengembangan diri. Pelaku beauty bullying kemungkinan kerap mendapat sindiran dan terintimidasi dengan kata-kata negatif, hingga mereka menganggap bahwa berkomentar demikian adalah hal biasa.

Beauty bullying juga timbul karena adanya pemahaman mengenai cara bersaing yang keliru. Hal ini disebut Nuran sebagai bentuk defense mechanism. Dalam kondisi seperti itu, ketika seseorang butuh pembuktian untuk meningkatkan self value yang dibutuh mereka jadi cenderung menjatuhkan orang lain dengan berkomentar negatif.

Bagaimana cara menghindari beauty bullying?

"Kenalin ke diri kita bahwa kita punya karakter yang berbeda-beda," ujar Nuran Abdat dalam sesi diskusi di video IGTv Maudy Ayunda. "Kita itu unik," lanjutnya. Sayangnya hal tersebut sering terlupakan hingga kita cenderung membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

Lebih lanjut, Nuran mengimbau para perempuan untuk memahami bahwa perbedaan itu wajar, sehingga kita tak merasa perlu melabeli setiap orang termasuk diri sendiri. "Kenali diri kita dan value akan diri kita, jadi nggak akan ada yang bisa ngalahin pemikiran kita sendiri," tutup Nuran.

Untuk memahami lebih dalam tentang beauty bullying, yuk daftarkan diri kamu di sini dan raih kesempatan untuk menghadiri Fimela Fest 2019.

#GrowFearless with FIMELA

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading