Sukses

Beauty

Bintik Hitam Mirip Biji Stroberi: Mengapa Terjadi Strawberry Legs dan Cara Menghilangkannya

ringkasan

  • Strawberry Legs adalah kondisi kulit kaki dengan bintik gelap mirip biji stroberi, disebabkan oleh pori-pori tersumbat, pencukuran tidak tepat, folikulitis, keratosis pilaris, atau kulit kering.
  • Pencegahan dan penanganan dapat dilakukan dengan teknik mencukur yang benar, eksfoliasi teratur menggunakan AHA/BHA, serta pelembapan kulit secara konsisten.
  • Jika kondisi tidak membaik, konsultasi dengan dermatolog disarankan untuk opsi perawatan lanjutan seperti terapi laser, retinoid, atau chemical peel.

Fimela.com, Jakarta - Sahabat Fimela, pernahkah Anda memperhatikan bintik-bintik gelap kecil di kulit kaki yang menyerupai biji stroberi? Kondisi ini dikenal dengan istilah populer Strawberry Legs, sebuah fenomena kulit yang seringkali menjadi perhatian estetika banyak perempuan. Meskipun umumnya tidak menimbulkan rasa sakit atau gatal, penampilannya dapat mengurangi rasa percaya diri, terutama saat mengenakan pakaian pendek.

Istilah ini muncul karena visualnya yang khas, di mana folikel rambut atau pori-pori yang membesar dan tersumbat menampilkan titik-titik hitam. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari kebiasaan mencukur yang kurang tepat hingga masalah kulit yang mendasarinya. Memahami penyebabnya adalah langkah awal untuk menemukan solusi yang efektif.

Jangan khawatir, karena ada berbagai cara untuk mengatasi dan mencegah kemunculan Strawberry Legs. Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa kondisi ini bisa terjadi dan bagaimana Sahabat Fimela dapat mengatasinya dengan perawatan yang tepat, didukung oleh panduan dari para ahli dermatologi.

Mengenal Lebih Dekat Fenomena Strawberry Legs

Strawberry Legs adalah istilah non-medis yang menggambarkan kondisi kulit pada kaki dengan bintik-bintik gelap kecil, menyerupai biji pada permukaan buah stroberi. Bintik-bintik ini dapat bervariasi warnanya, mulai dari coklat, hitam, hingga merah, memberikan tampilan kulit yang berbintik atau berlubang. Kondisi ini umumnya tidak disertai rasa gatal atau nyeri, sehingga lebih sering menjadi masalah kosmetik.

Menurut Sapna Palep, MD, seorang dermatolog bersertifikat, istilah “Strawberry Legs” berasal dari penampilan berbintik atau berlubang yang mirip dengan kulit dan biji stroberi. Hal ini diperkuat oleh Naissan O. Wesley, M.D., FACMS, yang menjelaskan bahwa istilah ini digunakan untuk menggambarkan penonjolan folikel rambut di kaki yang menyerupai titik-titik pada bagian luar stroberi. Kondisi ini merupakan masalah kosmetik yang muncul sebagai bintik gelap kecil atau titik-titik terlihat.

Meskipun namanya unik dan terkesan ringan, kondisi ini menunjukkan adanya folikel rambut yang tersumbat atau meradang. Memahami karakteristik ini penting untuk tidak salah mengidentifikasi dengan masalah kulit lainnya dan memastikan penanganan yang tepat.

Berbagai Penyebab Munculnya Strawberry Legs di Kaki

Munculnya Strawberry Legs dapat dipicu oleh beberapa kondisi kulit yang berbeda, yang seringkali melibatkan folikel rambut yang tersumbat atau mengalami peradangan. Dr. Marisa Garshick, seorang dermatolog di New York City, menjelaskan bahwa tidak ada satu penyebab tunggal, namun paling sering berkaitan dengan pembesaran folikel rambut atau pori-pori yang tersumbat.

Salah satu penyebab utama adalah Pori-pori Tersumbat (Open Comedones). Pori-pori di kaki dapat tersumbat oleh campuran minyak (sebum), bakteri, sel kulit mati, atau kotoran. Dr. Matthew Janik, seorang dermatolog, menjelaskan bahwa ketika minyak yang terperangkap ini terpapar udara setelah bercukur, ia akan teroksidasi dan menjadi gelap, menyerupai komedo hitam kecil. Dr. Palep menambahkan bahwa folikel atau pori-pori yang terpapar udara setelah bercukur dapat menggelap.

Mencukur yang tidak tepat juga merupakan penyebab umum. Menggunakan pisau cukur yang tumpul atau lama, atau bercukur tanpa krim cukur, dapat merusak kulit dan menyebabkan iritasi atau rambut tumbuh ke dalam. Dr. Sapna Palep menegaskan bahwa pencukuran yang tidak benar dengan pisau cukur lama, tumpul, atau tanpa krim cukur dapat memicu Strawberry Legs dan bahkan folikulitis.

Kondisi lain seperti Folikulitis, yaitu infeksi atau peradangan folikel rambut, juga dapat menyebabkan benjolan merah kecil yang menjadi gelap seiring waktu. Dr. Dendy Engelman menjelaskan bahwa folikulitis terjadi ketika sel kulit mati, minyak, dan bakteri menyumbat pori-pori dan menyebabkan peradangan. Selain itu, Keratosis Pilaris (KP), di mana sel kulit mati dan protein keratin menyumbat folikel rambut, juga dapat menghasilkan tampilan serupa. Dr. Naissan O. Wesley menyebutkan bahwa keratin yang terperangkap menyumbat folikel rambut, menyebabkan benjolan kecil. Terakhir, Kulit Kering, meskipun bukan penyebab langsung, dapat memperburuk kondisi karena kulit yang kering lebih rentan terhadap iritasi dan infeksi.

Strategi Efektif Mengatasi dan Mencegah Strawberry Legs

Mengatasi Strawberry Legs umumnya dapat dilakukan dengan perubahan rutinitas perawatan kulit dan teknik pencukuran di rumah. Namun, jika kondisi tidak membaik atau disertai nyeri dan gatal, konsultasi dengan dermatolog sangat disarankan. Berikut adalah beberapa metode yang direkomendasikan oleh para ahli:

Pertama, perhatikan Teknik Mencukur yang Benar. Selalu gunakan pisau cukur yang tajam dan bersih, serta ganti secara teratur (setelah sekitar enam kali penggunaan) untuk menghindari iritasi. Dr. Janik menyarankan untuk membilas pisau cukur saat mencukur dan menyimpannya di tempat kering. Jangan pernah bercukur tanpa krim cukur atau gel pelumas; Dr. Sam Bunting merekomendasikan busa shower berbasis urea. Cukur setelah mandi air hangat agar kulit dan rambut melunak, dan selalu cukur searah pertumbuhan rambut dengan gerakan lembut. Setelah selesai, tepuk-tepuk kaki hingga kering.

Kedua, lakukan Eksfoliasi Teratur untuk mengangkat sel kulit mati dan mencegah pori-pori tersumbat. Eksfoliasi fisik bisa menggunakan waslap atau loofah, namun Dr. Alicia Zalka mengingatkan untuk berhati-hati agar tidak terlalu agresif. Eksfoliasi kimia lebih disarankan oleh dermatolog, menggunakan produk yang mengandung Alpha-Hydroxy Acids (AHA) seperti asam glikolat atau asam laktat, serta Beta-Hydroxy Acids (BHA) seperti asam salisilat. Dr. Dendy Engelman merekomendasikan penggunaan eksfolian kimia secara teratur dalam bentuk topikal, losion, atau sabun mandi untuk mencegah pori-pori tersumbat.

Ketiga, jangan lupakan pentingnya Melembapkan Kulit Secara Teratur. Menjaga kulit tetap terhidrasi sangat krusial. Gunakan pelembap setelah mandi atau bercukur, terutama yang mengandung bahan seperti asam laktat atau urea, seperti yang disarankan oleh Dr. Sapna Palep. Pelembap ini tidak hanya menghidrasi tetapi juga membantu mengeksfoliasi kulit dan mencegah rambut tumbuh ke dalam. Hindari produk dengan pewangi atau pewarna yang dapat mengiritasi kulit.

Jika perawatan di rumah tidak memberikan hasil yang memuaskan, ada beberapa Terapi Medis dan Prosedur di Klinik yang bisa menjadi pilihan. Dermatolog dapat merekomendasikan eksfolian kimia resep, retinoid untuk mempercepat pergantian sel kulit, atau laser hair removal sebagai solusi permanen untuk mengurangi masalah rambut dan folikel. Dr. Sapna Palep menyebut laser hair removal sebagai solusi permanen. Chemical peels di klinik juga bisa membantu, dan jika ada infeksi, antibiotik atau antijamur mungkin diperlukan. Selain itu, beberapa Perubahan Gaya Hidup sederhana seperti menghindari pakaian ketat, menggunakan humidifier, dan tidak menggaruk area yang terkena juga dapat membantu mencegah kondisi ini memburuk.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading