Sukses

Entertainment

Film 90-an, Christine Hakim 7 Piala Citra dan Main Film Hollywood

Fimela.com, Jakarta Nama Christine Hakim sudah diakui sebagai salah seorang aktris terbaik Indonesia. Bermain film sejak era 70-an, Christine masih tetap dikenal generasi 90-an maupun generasi sekarang. Yang terpenting, kemampuan aktingnya masih tetap mengagumkan dan bahkan semakin matang.

Pemilik nama lengkap Herlina Christine Natalia Hakim ini mengawali karirnya dengan cemerlang. Tak banyak aktor maupun aktris bisa langsung berprestasi di karya perdananya. Mengawali karir di dunia model, Christine kemudian terjun ke dunia film dengan bermain di Cinta Pertama (1973).

Film Cinta Pertama (1973). foto: masterklithikan.blogspot.com

Di film yang disutradarai mendiang Teguh Karya itu, Christine langsung menjadi pemeran utama bersama Slamet Rahardjo. Kepercayaan yang diberikan sang sutradara tak disia-siakan oleh Christine Hakim. Wanita kelahiran Jambi, 25 Desember 1956 ini berhasil meraih Piala Citra sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 1974.

Kemenangan itu seperti menegaskan kualitas akting seorang Christine Hakim. Ia selalu total, sangat menjiwai dan seperti melebur dalam tiap peran yang dibawakannya. Sampai saat ini, Christine sudah meraih tujuh Piala Citra yang merupakan rekor terbanyak untuk seorang aktor/aktris Indonesia. Enam piala diraihnya sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik yaitu di film Cinta Pertama, Sesuatu yang Indah (1977), Pengemis dan Tukang Becak (1979), Di Balik Kelambu (1983), Kerikil-Kerikil Tajam (1985), Tjoet Nja’ Dhien (1990).

Sedangkan satu lagi sebagai Pemeran Pendukung Wanita Terbaik lewat film Pendekar Tongkat Emas (2014). Nama Christine Hakim seakan identik dengan film-film berkualitas. Ia pun kerap diarahkan oleh sutradara-sutradara ternama seperti Teguh Karya, Wim Umboh, Sjuman Djaya, Arifin C. Noer, Slamet Rahardjo dan Gari Nugroho. Meski begitu, ia juga bersedia diarahkan para sutradara muda seperti Rako Prijanto dan Ifa Isfansyah.

Christine Hakim bersama Sharon Stone dan Michelle Yeoh di Cannes Film Festival 2002. foto: latimes.com

Saat perfilman Indonesia sedang lesu, Christine tetap bermain di beberapa film yang biasanya diputar di sejumlah festival film baik di dalam maupun di luar negeri. Selain di layar lebar, Christine Hakim tidak anti bermain sinetron. Di tahun 1997, ia sempat tampil di sinetron Bukan Perempuan Biasa produksi Multivision Plus.

Berkat reputasi dan kemampuannya yang mumpuni, Christine mendapat perhatian serta pengakuan di luar Indonesia. Salah satu buktinya, ia menjadi orang Indonesia pertama yang menjadi juri dalam Festival Film Cannes di Prancis. Di Festival Film Cannes 2002, Christine didapuk sebagai salah seorang juri di festival film bergengsi tersebut diantaranya bersama Michelle Yeoh, Sharon Stone dan David Lynch.

Yang membanggakan lagi, Christine Hakim menjadi aktris Indonesia pertama yang bermain film Hollywood. Tak tanggun-tanggung, Christine bermain bersama Julia Roberts di film Eat, Pray, Love (2010). Meski hanya menjadi pemeran pendukung, Christine cukup banyak mendapat porsi adegan dan beradu akting langsung dengan Julia Roberts.

Salah satu artis senior dan ternama Indonesia kembali mendapat tantangan baru. Kali ini, ia memerankan orang Papua. (Deki Prayoga/Bintang.com)

Karakter Christine sebagai Wayan ditampilkan saat karakter Elizabeth Gilbert (Julia Roberts) berada di Bali. beberapa tahun terakhir ini Christine memang lebih sering menjadi pemeran pendukung di sejumlah film. Namun hal itu tidak mengurangi karisma maupun kemampuannya dalam berakting.

Peran besar maupun peran kecil mampu dilakoninya dengan sangat baik, berkarakter kuat dan bahkan kerap lebih menonjol dibandingkan pemain utamanya. Kekuatan itulah yang membuat seorang Christine Hakim menjadi aktris legendaris Indonesia yang masih sulit ditandingi kemampuannya. Namanya pun masih dikenal oleh generasi 90-an maupun generasi sekarang.

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading