Sukses

Entertainment

Jaga Keseimbangan Ekosistem, Lucky Hakim Malah Dibully

Fimela.com, Jakarta Niat baik tidak selalu berbuah manis. Seperti yang dialami pesinetron sekaligus politisi, Lucky Hakim. Dia mendapat kecaman dari netizen karena kegiatannya melepas ular ke alam liar. Padahal aksi itu dilakukan sebagai upayanya menjaga keseimbangan ekosistem.

"Saya dibully habis-habisan setelah liputan tayang di infotainment, dan kemudian diunggah ke Youtube. Wah begitu kejam kecaman-kecamannya," aku Lucky Hakim, saat dihubungi wartawan, Rabu (20/4/2016).

Lucky Hakim

Sebenarnya sudah sejak lama anggota DPR dari fraksi PAN ini menggalang kegiatan melepas ular ke habitat asal dan jauh dari pemukiman. Kata Lucky, jika dibiarkan hal ini akan berakibat buruk pada manusia. Karenanya, Lucky bersama komunitas pecinta hewan reptil melakukan kegiatan tersebut setiap tahunnya.

"Karena itulah kami pecinta reptil yang berhasil membiakkan ular, selain sebagai hobi, kami juga melepaskan kembali ke alam, rutin setiap tahun. Kalau tak dijaga maka ular akan habis. Kalau habis dan punah maka ekosistem terganggu, hama tikus semakin banyak, maka petani akan memakai banyak pestisida yang ujung-ujungnya manusia yang dirugikan" papar Lucky.

Lucky Hakim. Ia sempat mengalami pemerasan oleh dua orang yang mengaku kader Partai Amanat Nasional (PAN). Ditreskrimum Polda Metro Jaya akhirnya menangkap terduga pelaku pada Juni 2015. (Deki Prayoga/Bintang.com)

Adapun haters yang sudah membully, Lucky mengaku masih mempertimbangkan langkah yang akan diambil. Hanya saja, tim kuasa hukum menyarankan agar Lucky bersikap tegas dan melaporkan ke pihak yang berwajib.

"Bagi yang enggak setuju dengan kegiatan saya ya silahkan saja. Saya juga enggak pusingkan kegiatan mereka. Tapi tentang tindakan pidana ITE, tim hukum saya sih menyarankan untuk bertindak, apalagi sebagian sudah diketahui identitasnya. Tapi saya masih pikir-pikir baik buruknya," pungkas Lucky Hakim.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading