Sukses

Entertainment

Spirit Entertainment, Olivia Zalianty: Beladiri Bukan untuk KDRT

Fimela.com, Jakarta Olivia Zalianty menyadari, jika kesehatan saat ini mahal harganya. Beragam penyakit di era modern banyak jenisnya dan bermunculan jenis penyakit baru. Selain dari faktor makanan dan gaya hidup, minimnya gerak tubuh atau olahraga, menjadi faktor utama penyakit yang berkembang saat ini. Lantas, bagaimana Olivia Zalianty mengatasi hal itu terhadap dirinya sendiri?

***

Olivia Zalianty pernah merasakan, berat badannya melebihi batas normal dan ideal. Gerak tubuhnya pun semakin terbatas dan tentu saja ia mendapatkan banyak ancaman penyakit. Karena itu selain menjalan diet, Olivia Zalianty juga menambah porsi olahraganya. Sebab, ia ingin tubuhnya berada dalam berat yang ideal.

Olivia Zalianty pernah merasakan, bobot tubuhnya di atas normal. (Fotografer: Bambang E. Ros, Stylist: Indah Wulansari, Make up and hair do by @indahapsari.mua, DI: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Program pencapaian berat badan ideal yang dilakukan Olivia Zalianty berhasil. Semua itu lantaran motivasi Olivia yang tinggi untuk meraih hasil yang memuaskan. Kedisiplinan merupakan salah satu kunci keberhasilan dari apa yang dilakukannya.

Olahraga, kini menjadi bagian dari gaya hidup Olivia Zalianty. Ia juga ingin memotivasi masyarakat lainnya, agar bisa menjalani hidup sehat. Program yang ia lakukan hingga akhirnya bisa membuahkan hasil, diharapkan menjadi motivasi bagi masyarakat lain, juga bisa melakukannya.

Dengan disiplin tinggi, olahraga dan beladiri menjadikan tubuh Olivia Zalianty ideal. (Fotografer: Bambang E. Ros, Stylist: Indah Wulansari, Make up and hair do by @indahapsari.mua, DI: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

"Karena olahraga adalah investasi kita yang paling benar dan menguntungkan. Kenapa investasi, karena olahraga adalah penunjang kesehatan kita," ujar Olivia Zalianty di sela pemotretan ulangtahun Bintang.com, SCTV Tower, Senayan City, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Lantaran olahraga kini menjadi gaya hidupnya, membuat Olivia Zalianty langsung menerima tawaran sesi pemotretan 18 artis dengan tema olahraga menyambut ulang tahun Bintang.com yang kedua. Olivia Zalianty yang juga menekuni beladiri Wushu itu menceritakan banyak hal tentang perubahan hidupnya, semenjak menjalani pola hidup sehat. Simak wawancara selengkapnya berikut ini.

Sehat, Harta yang Tak Ternilai

Olivia Zalianty bersyukur, hingga saat ini diberikan kesehatan. Semenjak menjalani pola hidup sehat, tidak ada lagi keluhan tentang kesehatan tubuhnya. Hal tersebut baginya, merupakan harta yang tidak ternilai harganya. Kesehatan bagi Olivia Zalianty, menjadi hal yang lebih penting di dunia ini. Karena sehat itu, mahal.

Apa arti penting olahraga bagi kamu?
Untuk saya, olahraga adalah investasi terbesar dalam hidup. Kenapa investasi karena olahraga menunjang kesehatan. Kalau kita punya uang banyak, bisa apa saja, tapi kalau nggak sehat nggak ada artinya juga. Buat saya sih yang penting sehat dulu, baru kemudian yang lain menyusul.

Memilih wushu sebagai olahraga favorit?
Sudah lama milih olahraga ini. Sejak kuliah ya, sekitar 10 tahun. Aku memang seneng olahraga dari dulu, berenang, basket, yoga, fitness, golf, surfing, banyak banget sih. Setiap weekend selalu olahraga golf, ke pantai juga buat surfing.

Selain untuk membela diri, beladiri yang ditekuni Olivia Zalianty juga untuk kebugaran. (Fotografer: Bambang E. Ros, Stylist: Indah Wulansari, Make up and hair do by @indahapsari.mua, DI: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Bagaimana bisa cinta dengan wushu?
Saat itu sedang lari-lari di Senayan, ketemu sama Surya Saputra. Dia ternyata mau nonton wushu. Pas lihat jadi tertarik. Dulu niatnya olahraga untuk menguruskan badan. Banyak latihan ramai-ramai, pada mau ngurusin badan semua. Dulu ramai-ramainya ama teh Melly Goeslaw, Rina Gunawan juga. Emang seru-seruan, latihan fisiknya. Tapi, mereka selesai, aku lanjut latihan. Jadilah sama pelatih diberikan jurus-jurus wushu. Lama-lama kok, sebulan dua bulan sudah bisa jurus wushu.

Wushu menjadi pendukung karier di entertainment?
Ternyata banyak proses yang bisa saya adaptasi ke dunia entertainment, terutama panggung teater. Olahraga yang paling komplit. Sangat menunjang dalam bidang keaktoran. Jadi seorang aktor yang baik itu harus memiliki fisik yang bagus. Juga fleksibilitas yang bagus. Apalagi ketika diatas panggung (teater). Belajar dengan gerakan dan kelenturan yang bagus, untuk dapat itu harus kuat fisik. Seorang atlet wushu harus bisa begitu. Kalau saya analogiin, besi itu keras. Harus dipanasin dulu, sama seperti tubuh manusia. Karena wushu kan merupakan olahraga dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Ada split, salto dan lainnya.

Ada pelajaran disiplin juga di wushu?
Iya. Seperti di wushu, sebelum melakukan jurus-jurus, ada dasarnya dulu. Sebelum melakukan split segala macam, harus melakukan pemanasan dulu. Kalau badannya nggak cukup flesksibel, jadinya nggak indah. Panasin terus biar fleksibel, lari, peregangan, bahkan kadang sampai muntah-muntah. Sampai pada akhirnya kita udah biasa. Seorang aktor (di panggung) ketika melakukan kesalahan itu kan fatal sekali. Beda dengan aktor di tv, yang bisa di-cut saja, lalu diulang. Makanya kalau di panggung, harus konsentrasi yang tinggi. Sama kayak di wushu.

Selain disiplin dan konsentrasi, apa lagi yang bisa diambil dari wushu?
Imajinasi. Artinya ketika kita bisa main sendiri, di depan juri, harus tetap konsentrasi. Dan harus pakai imajinasi. Karena kan meski main sendiri seperti monolog, tapi kita harus ada imajinasi sedang menyerang atau menghindar dari serangan orang. Kita lagi perang, berkelahi atau berantem. Jadi bukan hanya perang, harus ada konsentrasi dan imajinasi. Sama seperti aktor, menjadi aktor yang baik, tak hanya fisik yang sehat dan kuat, namun juga kelenturan, mampu memiliki imajinasi yang tinggi dan perankan itu dengan baik.

Kunci dari olahraga dan beladiri, menurut Olivia Zalianty adalah kedisiplinan. (Fotografer: Bambang E. Ros, Stylist: Indah Wulansari, Make up and hair do by @indahapsari.mua, DI: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Sudah menguasai alat apa saja? Lalu ikut turnamen apa saja?
Pertandingan pertama kali di Hong Kong pakai pedang. Setiap tahunnya harus meningkat. Dua tahun kemudian ikut pertandingan lagi, saya main di dua nomor, pedang dan kipas. 3 tahun lalu ikut pertandingan di Shaolin, China, saya nambah 1 nomor lagi, kipas, pedang dan tongkat. Kemarin pas di Jakarta, Desember 2015, turun 3 nomer juga. Sekarang pengin satu lagi yang pengin dikuasai yaitu golok yang panjang itu. Yang pasti stamina dan kelenturan saja sih kalau di wushu. Gerakan kanan kiri itu bisa dihapalkan. Tapi berusaha menjadi satu kesatuan, pendalaman karakter, chi-nya mengalir. Seperti ketika main pedang, energinya sampai pada ujung pedang. Itu susah.

Karena wanita, sempat ditentang orangtua karena ikut beladiri?
Kalau wushu malah nggak. Dulu waktu surfing itu yang ditentang. Karena kan jadi hitam. Anak cewek Indonesia kan identik dengan putih, langsing, cantik, rambut panjang, sedangkan kalau main surfing itu hitam, rambut acak-acakan, anak pantai gitu deh. Jadi itu dikomplainnya itu.Kalau wushu justru cantik, kayak balet, ada unsur keindahannya. Dinilai juga dari keindahannya kalau perlombaan. Latihan di indoor juga, gerakan indah karena kayak nari, kelenturan harus ada. Jadi posturnya kurus, langsing. Turun berat badan pasti. Dulu kan gendut ya. Sekarang udah langsing. Lentur. Namanya belajar bela diri itu meningkatkan rasa percaya diri.

Kan rentan cidera?
Dulu pernah. Untuk bisa melakukan split itu harus pemanasan dulu. Ya jogging-jogging lah. Lari 3 puteran Senayan kali ya misalnya, baru bisa split. Pernah pementasan, isi acara di Jatinangor. Tempatnya kan dingin banget, makanya males lakukan pemanasan. Udah tarik sana sini. Belum panas badannya, udah lakukan split aja. Akhirnya ketarik lah otot dalamnya sampai bunyi krek. Nggak enak banget. 6 bulan recovery. Itu di pangkal paha. Cidera biasa ya, tapi jangan sampai otot dalamnya. Kalau sampai robek bisa lama terapinya. Saat itu ga sempat dibawa ke dokter sih. Terapi aja. Akupuntur. Pijat, pakai minyak khusus dari China.

Orang Sehat itu Orang Kaya

Orang yang sehat adalah orang yang kaya. Dan bukan sebaliknya, orang kaya belum tentu sehat. Demikian prinsip hidup yang diyakini oleh Olivia Zalianty. Ia mengaku lebih baik hidup santai, sederhana namun sehat dan bisa menikmati hidup. Daripada bekerja keras tak peduli kesehatan, dan sekalinya sakit langsung menghabiskan tabungan.

Setuju kalau orang sehat itu, orang paling kaya?
Setuju. Seperti yang saya bilang, kita punya kekayaan, berapapun kalau kita tidak sehat pasti tidak mau. Misalkan ada orang miskin yang ditanya, mau dikasih Rp100 juta untuk ditukar dengan tangannya mau nggak? Pasti jawabannya nggak. Kalau dikasih Rp1 miliar, ditukar dengan satu mata saja, pasti juga nggak mau. Itu saya bisa pastikan. Makanya itu, orang sehat adalah orang yang paling kaya. Sementara orang kaya belum tentu merupakan orang sehat. Sehat adalah nomor satu. Baru kita bisa pilih yang lain. Jadi kalau kita disuruh pilih misalnya, punya uang yang banyak, bisa dipakai buat keliling dunia, namun kita sakit dan akhirnya nggak bisa kemana-mana, tentu nggak berguna. Mending sehat, biasa-biasa saja, bisa kemana saja. Itu hal sepele, tapi banyak orang yang tidak aware.

Tapi bukannya olahraga sekarang mahal?
Esensi olahraga sebenarnya tidak harus mahal atau kemasannya bagus. Nggak harus keluar uang buat beli alat-alat kesehatan atau sepatu mahal. Bisa, keluar rumah, di kampung atau di komplek, lari saja. Nggak usah pakai sepatu, nggak masalah. Bangun tidur pun, bisa dibiasakan push up, sit up setiap hari. Minimum olahraga 30 menit sehari.

Selain jadi lebih bugar, dengan olahraga, Olivia Zalianty jadi lebih produktif. (Fotografer: Bambang E. Ros, Stylist: Indah Wulansari, Wardrobe by @apparelafterdark, Make up and hair do by @indahapsari.mua, DI: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Menurut kamu ada kaitannya olahraga dengan kebahagiaan?
Kalau sudah rutin olahraga, akan ada hormon endorfin. Itu bisa bikin perasaan senang. Biasanya itu keluar pada saat kita pakai narkoba. Atau suami istri yang berhubungan seks itu hormon endorfinnya muncul. Makanya itu bisa jadi kebutuhan. Makanya jadi ketagihan. Dan olahraga jadi salah satu yang mengaktifkan hormon tersebut. Kalau sudah biasa olahraga, seminggu nggak melakukan sudah sakit-sakit saja badannya. Bisa jadi bete, marah-marah. Karena hormon endorfinnya nggak aktif. Jadi olahraga nggak hanya menyehatkan badan, tapi membuat kita tercegah dari hal-hal negatif, seperti narkoba dan lainnya. Makanya, orang tua harus bisa mengarahkan anak-anaknya yang masih remaja untuk menyukai olahraga. Biasanya orang yang sudah biasa berolahraga akan memilah dan memilih asupan makanan. Kalau makanan saja dipilih, narkoba pasti nggak mau dikonsumsi.

Benar kebanyakan wanita belajar beladiri karena atasi KDRT?
Saya rasa beladiri itu penting ya untuk dimiliki semua orang. Selain meningkatkan kepercayaan diri, juga menyehatkan. Bukan karena bisa beladiri untuk melawan orang. Artinya meskipun memiliki ilmu beladiri pun, harus bisa sportif, bukan langsung hajar balik. Minimal kita bisa refleks menghindar.Prinsipnya ilmu padi. Semakin dalam ilmunya semakin merunduk. Pada saat ada suatu KDRT, bukan berarti, saat kita jago beladiri, membalas. Karena itu tak akan menyelesaikan masalah. Hidup itu kan bukan peperangan macam zaman dulu. Bagaimana menyelesaikan masalah dengan akal.

Pernah punya pengalaman?
Pernah, sama teman ke kafe. Zaman 7 tahun lalu masih sering ada orang yang berantem di kafe ya. Dan tiba-tiba ada orang yang mau nonjok orang di depan saya. Secara refleks saya ngeles (menghindar). Kalau nggak punya refleks beladiri, mungkin kena. Beladiri penting itu satu untuk kesehatan. Saat kita melakukan beladiri, olahraga, jantung akan terpacu. Keringat keluar. Akan didapatkan kesehatan. Nomer dua adalah kepercayaan diri. Otomatis kalau kita punya ilmu lebih, kita akan percaya diri meski nggak harus disombongkan atau dipamerkan juga. Nomor tiga adalah punya refleks yang bagus.

Olivia Zalianty berharap, apa yang dlakukannya bisa menginspirasi masyarakat. (Fotografer: Bambang E. Ros, Stylist: Indah Wulansari, Wardrobe by @apparelafterdark, Make up and hair do by @indahapsari.mua, DI: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Ada proyek bikin film beladiri atau tema olahraga?
Sudah digunain. Sering ikut show juga. The next ada film, bukan cuma wushu, tapi akan ada gabungan beladiri. Tapi belum berani bilang, Insha Allah akhir tahun ini. Kalau sama siapa aja, nanti saja akhir tahun. Juga produksi teater. Kemarin jadi produser untuk gelaran teater juga. Ada bisnis properti juga. Di film itu nanti akan berperan sebagai produser juga selain bermain.

Akan jadi selebriti yang terus mengkampanyekan olahraga?
Iya, dan harusnya didukung oleh media. Seperti yang diangkat oleh Bintang.com di ulang tahunnya nanti, tema olahraga. Bagaimana kami bisa menginspirasi orang-orang. Aktor tak hanya diidentikan dengan selebrasi ataupun hura-hura. Bagaimana olahraga ini bisa menjadi lifestyle. Dengan ini kita bisa menjadi contoh yang baik kepada masyarakat. Sebagai media, Bintang.com itu jangan sampai lupa untuk menggali konten lebih bermanfaat bagi masyarakat banyak. Sudah dibuktikan dengan konsep olahraga yang diangkat ini. Jangan selalu memberikan suguhan negatif kepada masyarakat. Karena selama ini media kan sering mengusung semboyan bad news is good news. Bagaimana kita bisa menampilkan sisi lain menarik dan positif dari artis, sebagai contoh ke publik.

Olivia Zalianty memang tampil percaya diri. Hal tersebut karena ia olahraga yang ditekuninya. Tubuh idealnya, begitu menunjang produktivitasnya sebagai seorang pelaku seni. Semoga selalu menjadi inspirasi ya.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading