Sukses

Entertainment

Lady Gaga: Figur Publik Yang Paling Sering Diprotes

Ya, memang itulah risiko yang sudah Gaga ketahui sejak pertama kali ia memutuskan untuk menjadi musisi yang mendobrak batas kenormalan, dari segi fashion maupun gaya panggung. Ia nggak mau lagi mau menjadi seorang Stefani Joanne Angelina Germanotta yang normal, kini ia adalah Lady Gaga.

Lady Gaga

Album pertamanya memang sukses secara penjualan, namun kemampuan vokalnya sempat dibandingkan dengan seniornya, Gwen Stefani, yang dalam membuat album solonya juga memasukkan unsur elektro dan hip hop. Selain itu, Joey Guerra dari “Houston Chronicle”, harian terbesar di Texas, mengatakan bahwa walaupun musik Gaga mencerminkan keadaan sekarang namun nggak inovatif, begitu juga dengan pendapat Sal Cinquemani dari majalah musik online, "Slant Magazine", yang berpendapat bahwa lirik lagunya berkesan murahan dan penuh omong kosong.

Kritik paling terbaru yang diterima Gaga adalah soal penampilannya menggunakan kursi roda saat tampil di panggung Sydney Town Hall di Australia pada Kamis (14/7/2011) lalu. Di depan penonton yang mencapai jumlah 1000 orang, penampilan Gaga dengan kursi roda itu dianggap terlalu provokatif dan melampaui batas kewajaran. Hal itu lalu memicu The Roman Reed Foundation, sebuah organisasi penelitian khusus cedera tulang sumsum belakang, untuk mempertanyakan apa maksud pilihan Gaga menggunakan kursi roda saat menggelar konser.

“Dear @ladygaga how about using your celebrity status 2 try 2 get us out of wheelchairs. Instead of cruising one. Cool?!” tulis yayasan tersebut via Twitter dengan langsung mencantumkan akun Twitter milik Gaga.

Nggak hanya ditegur secara halus, Gaga pun mendapat lemparan telur saat ia beranjak meninggalkan gay bar di Sydney pasca penampilan berkursi rodanya. Sebenarnya, ini bukan kali pertama Gaga menggunakan kursi roda sebagai fashion statement-nya. Saat tampil di MTV Music Awards 2009 lalu, Gaga sudah menggunakannya, yang ia sambung dengan menggunakan penyangga leher sebagai aksesori di video klip “Papparazi”. Tetap saja, beberapa publik menganggap itu adalah hal yang nggak normal dan menumpahkan kekesalannya di saat ada kesempatan.

Gaga sendiri menanggapi berbagai bentuk protes dan ketidaksakaan pada dirinya dengan santai dan menggunakan komentar nyeleneh. Seperti yang pernah ia katakan pada majalah “Vanity Fair”, bahwa kontroversi yang ia buat memang dimaksudkan untuk memberi bahan pembicaraan bagi orang yang membencinya. Lagipula, ide awalnya menggunakan kursi roda untuk penampilannya adalah setelah mendapat masukan dari salah satu penggemarnya yang cacat dan harus menggunakan kursi roda, bahwa video klip “Papparazzi” menginspirasinya. Bila dilihat dari kacamata yang berbeda, she’s actually a sincere role model. What do you think, Ladies?

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading