Sukses

Entertainment

Rakhma Sinseria: “Mengorbankan” Keluarga untuk Kesuksesan Coffee Toffee

Next

Perjuangan meniti usaha, juga karier, selalu melahirkan cerita inspiratif yang layak dikenang maupun dibagikan ke khalayak sebagai sumber inspirasi dan motivasi. Begitu juga yang Rakhma lakukan. Ibu 2 anak yang mengaku masih terus fokus pada Coffee Toffee ini tetap menyempatkan diri membagi pengalamannya kepada orang lain, terutama perempuan Indonesia. “Yang pasti saya berusaha melakukan apa yang bisa saya lakukan, sesuai dengan bidang yang saya kuasai, tentunya berhubungan dengan dunia kopi dan wirausaha,” katanya di sela-sela obrolan sore bersama tim FIMELA.com.

Berbeda prinsip dengan orang atau pihak yang menggembar-gemborkan wirausaha sebagai jalan menuju kesejahteraan, Rakhma yang sejak awal memang memiliki passion untuk berwirausaha, justru tak menganjurkan orang memilih jalan itu sebagai satu-satunya syarat menuju sukses. Kesuksesan, menurutnya, adalah apa yang sesuai dengan minat dan kecintaan.

“Kewirausahaan sekarang sangat digemborkan sehingga mulai menggoyahkan para perempuan karier. Tapi, kembali lagi saya tekankan bahwa menjadi pengusaha bukanlah pilihan terbaik untuk semua orang. Ada beberapa orang yang terlahir untuk  terus berkarier di bidang profesional, seperti dokter dan pengacara. Kalau tujuan menjadi pengusaha supaya kaya, dari profesi lain pun hal itu bisa dicapai, kok. Saya sendiri menjadi pengusaha karena ingin berkarier di bidang ini, bukan untuk mencari kekayaan. Saya mencintai pekerjaan ini. Kalau sehari saja saya tidak ke Coffee Toffee atau tidak memikirkannya, misalnya, saya jadi bingung sendiri,” ujar Rakhma.

Bicara mengenai kesuksesan, Rakhma mengartikannya bukan dengan hidup santai. Justru dengan pencapaiannya, yang orang katakan sebagai kesuksesan, ia masih menjalani rutinitas seperti pekerja kebanyakan. Bahkan, waktu 8 jam untuk beristirahat baginya merupakan sebuah kemewahan. “Sampai saat ini saya masih kurang tidur, sebagai perempuan karier sekaligus istri dan ibu rumah tangga masih kelabakan mengurus ini-itu,” lanjut perempuan asal Malang yang mengaku tiap harinya hanya memiliki waktu maksimal 5 jam untuk beristirahat.

Tapi, dengan rutinitasnya yang padat itu Rakhma justru tak merasa seperti sedang bekerja. Karena dengan senang hati melakukannya dan mengalami proses belajar sesuai dengan caranya sendiri, Rakhma jadi menganggap pekerjaan sebagai bagian dari hidupnya. Ungkap Rakhma, “Dalam dunia bisnis hanya ada 2 pilihan, mau menjadi besar atau tetap seperti yang sudah ada, dalam arti menuju kehancuran.” Itulah kenapa ia memilih terus bekerja keras, disiplin, dan tetap semangat mempertahankan sembari mengembangkan bisnis yang mulanya sempat bangkrut ini.

Next

Karier identik dengan pembagian waktu. Sebagai perempuan karier sekaligus seorang istri dan ibu dari 2 anak yang masih kecil, waktu memang jadi perbincangan sensitif. Bagi Rakhma, mau-tidak mau hal sensitif ini pun harus dihadapinya dan menjadi pekerjaan rumah tersendiri. “Kita memang tidak bisa lepas dari kodrat. Saya tidak pernah bilang setuju dengan gerakan perempuan yang menuntut kedudukan sama dengan laki-laki. Buat saya, laki-laki dan perempuan memang berbeda, bukan dalam arti ada yang lebih rendah, melainkan berbeda dalam konteks fungsi. Karena itu kita harus hidup berdampingan dan saling menyesuaikan,” jelasnya.

Sebagai seorang ibu, Rakhma setuju ada tugas-tugas yang memang bisa didelegasikan kepada orang lain dan tidak, “Ini menjadi pertimbangan. Saya sebisa mungkin mendahulukan keluarga, tapi saya pun tidak mungkin membahayakan kelangsungan bisnis saya, karena yang merawat keluarga saya selama ini ya tak lain adalah bisnis ini. Harus ada salah satu yang dikorbankan. Jadi, saya akan berbagi tugas dengan suami untuk mengawasi anak-anak.”

Seperti kisah dalam film I Don't Know How She Does It, perempuan harus jungkir-balik mengurus segala hal, baik karier maupun keluarga. Itu pulalah yang membuat Rakhma tak bisa bermimpi mendapatkan bisnis, suami, anak, dan rumahnya sekaligus, “Saya mengorbankan urusan rumah tangga. Rumah saya berantakan sekali karena saya membuat skala prioritas, mana yang lebih perlu dikerjakan lebih dulu. Bahkan tidak memiliki tanaman juga, karena saya sama sekali tidak punya waktu.”

Kesuksesan sudah, pembagian skala prioritas sudah pula dibahas. Terakhir adalah gaya hidup. Sebagai pemilik Coffee Toffee yang gerainya tersebar luas di berbagai kota, seperti Jabodetabek, Surabaya, Malang, Palangkaraya, Samarinda, dan Makassar, Rakhma pasti sangat mudah mendapatkan apa yang ia mau. Tapi, ia mengaku lebih memilih hidup sesuai dengan kebutuhan. Ia menyiasati pengeluaran dengan menyisihkan pendapatan per bulan sesuai dengan kebutuhan dan mengalokasikan sisanya untuk pengembangan bisnis. “Ini penting untuk membatasi gaya hidup saya. Gaya hidup malah bisa jadi perangkap kalau kita tidak bersikap bijak,” Rakhma mengakhiri.

Penasaran dengan kisah lengkap Rakhma Sinseria yang inspiratif? Dalam rangka merayakan hari jadi yang kedua, FIMELA.com akan menggelar serangkaian acara FimelaFest yang penuh dengan hiburan sekaligus ilmu dan pesan inspiratif yang memotivasi para perempuan Indonesia untuk kian maju. Atas impian besar itulah kami menggelar Indonesia Wor(l)ds of Women 2012 (IWOW). IWOW merupakan konferensi satu hari yang menghadirkan beberapa pembicara perempuan dari beragam bidang dan latar belakang untuk berbagi kisah perjalanan mereka meniti karier dan mewujudkan impian sesuai dengan passion masing-masing. IWOW sendiri diadakan pada 9 November 2012 nanti di Pullman Hotel, Central Park, Jakarta. Siap bertemu dengan sosok-sosok perempuan hebat, cerdas, dan inspiratif? Daftarkan dirimu di sini.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading