Sukses

Entertainment

Jurus Andalan Pevita Pearce Menghindar dari Kekerasan

Next

Pevita Pearce

Kekerasan atau segala bentuk praktek untuk saling menjatuhkan antara satu orang dengan orang lain, menurut saya nggak akan bisa hilang sepenuhnya dari muka bumi ini, karena itu adalah sifat alami manusia. Secara psikologis, seseorang bisa merasa lebih baik dengan cara mengatakan sesuatu yang buruk kepada orang lain. Padahal, mengeluarkan kata-kata kasar itu sama saja seperti menjatuhkan harga diri orang lain dan itu semakin buruk jika dilakukan di depan orang lain. Walaupun, bila dilakukan di antara dua individu, efek negatifnya tidak berkurang buruknya.

Saya meyakini kalau memiliki kehidupan yang damai tanpa masalah, itu harus dimulai terlebih dahulu dari diri kita sendiri. Saya percaya sekali dengan teori tarik menarik energi negatif. Di saat kita memberikan celah energi negatif untuk merasuki pikiran kita, maka itu akan menjalar ke orang-orang di sekitar kita. Sebagai contoh, perpecahan bisa dimulai dari pikiran buruk kita tentang seseorang, lalu berpengaruh pada tindakan kita ke orang tersebut, dan pada akhirnya memancing perdebatan dan perpecahan. Sesuatu yang dianggap kecil yang berasal dari isi kepala kita sendiri, sebenarnya bisa berefek besar untuk kehidupan.

Berdasarkan pengalaman saya sendiri, saya mungkin pernah dilecehkan atau diremehkan oleh perkataan yang dilontarkan orang lain yang sama sekali saya nggak kenal. Pekerjaan saya yang berhubungan dengan banyak orang baru setiap hari, dan nggak semuanya bertata karma baik, menjadi kesempatan yang bisa disisipi dengan verbal bullying. Twitter pun begitu, dimana media sosial itu sungguh sebuah tempat publik yang penuh sesak.  Termasuk juga gosip yang mengintervensi kehidupan pribadi saya. Tapi, saya hanya bilang “mungkin”, karena saya nggak menganggap praktek bullying itu sesuatu yang penting untuk saya pedulikan. Saya memilih untuk nggak menghiraukannya dan berlalu begitu saja. If you got bullied, just walk away and show them you have class. Karena, sekali kita terbawa ke arus bullying, verbal maupun fisik, maka akan susah untuk pergi dari situ.

Next

Pevita Pearce

Ada satu lagi rumus bullying yang saya perhatikan selama ini. Menurut saya, terjadinya bullying secara verbal, apalagi fisik, sebenarnya karena kesalahan dari kedua pihak. Dari pihak korban, ia membiarkan hal itu terjadi dan menanggapinya, sementara pelaku bullying melakukan hal tersebut karena menemukan cara untuk menjatuhkan si koban. Penalaran saya, tidak akan ada aksi bullying yang terjadi berkelanjutan jika hal tersebut dibiarkan seperti angin lalu, nothing serious about it. Cuekin saja, maka pelaku bullying itu akan merasa kalau dia gagal menarik perhatian si korban dan pergi dengan sendirinya karena merasa telah membuang energi ke orang yang salah. Menurut saya, cara seperti itu malah jauh lebih berkelas dan berpendidikan, ketimbang kita membalas balik.

Maka, ketika orang meremehkan prestasi saya atau berkomentar negatif, saya nggak perlu menanggapinya atau bahkan menganggap itu terlalu serius dan berpengaruh pada kehidupan dan pekerjaan saya. Just walk away and be ignorant. Hidup sudah susah. Masalah kehidupan pun masih banyak yang perlu dipikirkan. Lebih baik kita diam atau berbicara namun bermakna. Speak4Peace. Go silent and stop verbal bullying!

Empowered by:

xl

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading