Sukses

Entertainment

Perjuangkan Hak Perempuan untuk Membawa Kendaraan Di Arab, Manal al-Sharif Justru Dibui

Next

1

Manal al-Sharif, seorang perempuan yang berasal dari Saudi Arabia belakangan ini menjadi buah bibir lantaran videonya yang sedang menyetir mobil. Padahal, di negara tersebut perempuan dilarang menyetir. Akhir pekan lalu, Al-Sharif diberikan penghargaan saat Women in The World Luncheon yang diadakan oleh Women in The World Foundation dan dipandu oleh editor Tina Brown di Beverly Hills, California. Selain itu, Manal al-Sharif juga masuk ke dalam The World's 100 Most Influential People tahun 2012 versi majalah Time. Apa yang membuatnya bisa sehebat itu?

Manal al-Sharif adalah seorang kolumnis, blogger, dan pekerja di bidang advokasi yang berkaitan dengan hak-hak perempuan. Ia diundang ke luncheon tersebut lantaran keberaniannya dalam mengungkapkan apa yang menjadi hak-haknya. Al-Sharif bercerita kalau pada tahun 2011 lalu, ia sedang berjalan jam 9 PM di negaranya, Saudi Arabia. Kala itu, ia tak menutup wajahnya dengan cadar dan menunggu taksi pulang ke rumah. Ia merasa ada yang aneh, dan benar saja ternyata Al-Sharif diikuti oleh seorang lelaki dan ia hampir diculik. Akhirnya, ia terpaksa melempar batu ke arah orang tersebut.

Al-Sharif berpikir bahwa salah satu hal yang membuatnya hampir diculik adalah karena perempuan di sana tak boleh mengendarai mobil sendiri. Mereka harus naik kendaraan umum dan itu adalah hal yang tidak aman apalagi ketika malam hari. Geram, Manal al-Sharif mengunggah video yang diambil oleh Sang Adik. Dalam video tersebut ia menyetir mobil sambil berbicara tentang kebebasan dan hak-hak perempuan.

Next

n2
Ternyata, video tersebut menyeretnya ke bui. “Aku tak berpikir bahwa aku akan masuk penjara karena itu, video tersebut adalah bagian dari sebuah gerakan yang bernama Women2Drive. Aku juga tak menyangka bahwa videoku akan menjadi trending hari itu,” ujar al-Sharif. Memang, beberapa lama setelah ia mengunggah video tersebut, Al-Sharif didatangi polisi yang menamakan diri mereka polisi relijius, ia diinterogasi dan dibiarkan pergi. Namun, tiba-tiba polisi-polisi itu datang lagi pukul 2 AM dan menangkap Al-Sharif. Sembilan hari lamanya ia mendekam di hotel prodeo.

Pengalamannya dipenjara tak membuat al-Sharif jera untuk membela hak-hak perempuan di negaranya. “Bagiku, jika kita melihat sesuatu yang salah, kita harus speak up. Aku hanyalah seseorang yang tidak terima jika diperlakukan salah dan tak sesuai dengan apa yang menjadi hakku,” ujarnya. Perempuan ini juga menambahkan bahwa di Saudi Arabia, tubuh perempuan memang dijaga benar-benar dan dilindungi, namun hal itu justru membuat mereka disalahgunakan. Kasus-kasus pemerkosaan dan pelecehan kerap terjadi.

Next

4
Aksi Manal al-Sharif ini bisa saja dikategorikan dalam bentuk feminisme. Selama ini, orang menganggap bahwa feminisme adalah hal yang vandal, alias ekstrim. Padahal menurut Mariana Amirudin, Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan dan aktivis perempuan, feminisme adalah sebuah gerakan yang dibentuk dari kumpulan orang-orang yang ‘sadar’ bahwa perempuan tak ubahnya dengan laki-laki. Awal pergerakan ini muncul karena pengetahuan dan pengalaman dari anggota-anggotanya. Bahkan lebih jauh lagi, gerakan feminis ini sebenarnya terdiri dari orang-orang yang merupakan pihak-pihak yang termarjinalkan atau terpinggirkan. “Biasanya, mereka menemui diskriminasi atau ketidaksetaraan yang membuat posisi perempuan biasanya jadi lemah dan terbatas sehingga tidak bisa berkembang,” ujar Mariana.

Namun, seberapa besarkah pengaruh gerakan feminisme ini? Mariana menjawab bahwa pengaruh gerakan ini lebih ke memberitahukan kepada masyarakat awam tentang kesetaraan gender. “Yang menjadi kesulitan dalam memperjuangkan kesetaraan gender di Indonesia adalah banyak yang memfitnah dan menuduh mereka bahwa mereka adalah perempuan-perempuan liar,” tutup Mariana.

Kembali ke kasus Manal al-Sharif, yang paling menarik dari kasus ini adalah ternyata banyak perempuan yang mendukung al-Sharif dan kaget bahwa di Saudi Arabia ada seorang ibu yang dipenjara hanya karena perihal menyetir mobil. Akhirnya, para pendukung al-Sharif menulis sebuah petisi dan berita tentangnya menyebar di seluruh dunia. Video yang diunggah al-Sharif ini juga menginspirasi para perempuan di Saudi Arabia untuk mengubah negara mereka “Jika kita terus diam, tak akan ada yang berubah, rezim ini akan terus berlaku tidak adil hingga kita mengguncangkan tanah mereka. What you do is keep shaking the ground,” tutup al-Sharif.

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading