Anaknya Dibully Hingga Jatuh Sakit, Andika Kangen Band Lapor ke Polisi

Andika Mahesa atau lebih dikenal Andika Kangen Band (ist/ Munady Widjaja)

Fimela.com, Jakarta Melalui akun Instagram pribinya, Andika Kangen Band menumpahkan rasa kesalnya setelah mengetahui sang anak yang berinisial MMB dibully oleh orangtua seorang siswa. Andika mengetahui buah hatinya jadi korban bully orangtua siswa saat dirinya bekerja di luar kota.

Melalui Instagram Stories, ia mengungkap kronologi bully yang menimpa anaknya. "Ketika saya sedang di luar kota, tiba-tiba mendapat laporan bahwa anak saya diintimidasi oleh salah satu orangtua siswa, yang kebetulan pada hari itu ada acara sekolah yang orang tua siswa dipersilakan untuk hadir," tulisnya.

Ia tidak terima sang anak dicaci-maki dengna kata-kata yang tidak pantas. "Anak saya yang didampingi oleh mbak nya, tiba-tiba dipanggil keluar kelas lalu dibentak dan dimaki-maki hingga mengeluarkan kalimat-kalimat yang tidak sepantasnya didengar oleh anak-anak," sambung Andika Kangen Band.

Jatuh Sakit

Andika Kangen Band saat membuat laporan ke Mapolresta Bandar Lampung. Foto (Liputan6.com/Ardi)

Kemarahan Andika semakin memuncak setelah melihat akibat dari caci-maki itu. Lantaran sang anak trauma hingga jatuh sakit. "Imbasnya anak saya saat ini mengalami trauma dan jatuh sakit, Tentu saya sebagai orang tua tidak terima anak saya diperlakukan seperti itu," tuturnya.

"Seyogyanya soal anak dikomunikasikan terlebih dahulu kepada guru di sekolahnya. Biarkan guru yang menyelesaikan. Bukan kita sebagai orang tua yang membentak, marah, memaki maki kepada anak lain," jelasnya.

Lapor ke Pihak Kepolisian

5 Fakta Anak Andika Kangen Band Jadi Korban Bully Orangtua Murid di Sekolah — Andika Mahesa temani sang buah hati yang masuk rumah sakit. (Sumber: Instagram/babang_andikamahesa)

Andika pun langsung melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Ia menyebut kekerasan verbal tidak bisa diabaikan apalagi melihat kondisi anak yang terganggu.

"Jika soal ini saya biarkan saja, saya khawatir psikologi anak saya terganggu. Saya yakin kekerasan meski verbal terhadap anak saya ada akibat hukumnya. Karena setiap anak memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang seperti diatur dalam UU perlindungan Anak," tutupnya.