Sukses

Entertainment

Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film Akan Tayang Perdana, Inilah Hal Pembeda dari Segi Ceritanya

Fimela.com, Jakarta Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film garapan Yandy Laurens (Sutradara), Suryana Paramita (Produser), Dipa Andika (Produser), Ernest Prakasa (Produser) dan dibawah rumah produksi Imajinari bersama dengan Jagartha & Trinity Entertainment, akan tayang pada 30 November 2023 di bioskop Indonesia. 

Film ini menghadirkan sebuah drama percintaan, mengharu biru dan mendalam, namun tetap dilengkapi dengan segarnya komedi yang hadir melengkapi kisahnya. Film yang tak biasa untuk para aktor di dalamnya, khususnya untuk Ringgo Agus Rahman dan Nirina Zubir sebagai pemeran utama.

Jelang tayang, film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film sukses mengadakan press screening dan gala premiere pada Jumat, 24 November 2023 di XXI Epicentrum, Jakarta. Pada acara tersebut, ada satu hal menarik yang dijelaskan oleh Suryana Paramita, yakni terkait hal yang beda dari segi cerita di film ini. 

"Kalau dari draft awal ke draft yang terakhir sebenarnya berkembangnya jauh sekali," kata Suryana Paramita

 

Selalu Melibatkan Para Pemain

Perkembangan dalam cerita yang cukup jauh, rupanya keterlibatan para pemain adalah salah satu faktornya. Hal ini tentu menjadi suatu hal positif karena perkembangan segi ceritanya justru semakin apik. 

"Tapi memang karena Yandi selalu melibatkan enggka cuman saya, tapi juga ngundang para pemain, Ringgo, Nirina," ucap sang produser tersebut. 

Riset Ke Banyaknya Florist

Selain itu, sebelum memproduksi film ini pun diperlukan riset. Sebab karakter pemeran utama sebagai penjual bunga, maka tim pun melakukan riset mendalam ke banyaknya florist. 

"Terus banyak melakukan riset juga, ke florist karena tokoh utama kita adalah penjual bunga, banyak bertanya ke florist. Jadi banyak melakukan riset dan akhirnya berkembang cukup banyak," ujarnya lagi. 

 

Desain Produksi Lebih Hati-hati Karena Monokrom

Selanjutnya, seperti yang kita tahu bahwa film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film mengusung tema monokrom, yang mana membutuhkan ketelitian dan kehatia-hatian lebih dalam mendesain produksinya. 

"Terus juga karena tema hitam putih ya, mendesain produksinya juga harus hati-hati. Jadi cukup banyak bicara masalah syuting days, 11 scene, ini masuk akal enggak sih, ini kegedean enggak sih budgetnya, gitu-gitu," ungkap Mba Mita. 

"Supaya kreatifnya tetap bisa maksimal tapi kita juga secara budget produksi tidak over. Jadi kita bisa mempertanggung jawabkan dua-duanya," timpalnya. 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading