Sukses

Fashion

Historis Wol Chanel Ratusan Juta Bermula dari Perempuan di Balik Penjara

Fimela.com, Jakarta Chanel dikenal dengan rancangan suit wol yang dihargai ratusan juta. Warisan setelan wol datang dari revolusi sang pendiri Gabrielle Chanel yang terinspirasi dari busana pria.

Popularitas setelan wol pun tetap hidup setelah legacy diteruskan ke tangan mendiang Karl Lagerfeld. Kreativitas berbagai bahan wol pun selalu membuat terperangah dari tiap koleksi fashion house asal Prancis tersebut.

Berbagai bahan tweed luar biasa itu ternyata diproduksi oleh House of ACT3 yang berlokasi di sebuah kota di Prancis, Pau, Pyrénées-Atlantiques. Rumah tenun tersebut didirikan oleh Maria Messner pada tahun 1996 yang berspesialisasi dalam produksi tweed untuk koleksi couture dan ready-to-wear fashion house ternama.

ACT3 juga berkolaborasi dengan House of Lesage, sebuah struktur yang didirikan Chanel untuk melestarikan dan mengembangkan Métiers d’art. House of Lesage merupakan Atelier sulam couture Paris yang sejak 2014 menjadi bagian dari Chanel dari anak perusahaan milik Paraffection. 

Karya Seni yang Melibatkan Para Tahanan

“ACT3 menyediakan savoir-faire luar biasa dan langka yang kami perlukan untuk merealisasikan kreasi Lesage dengan mencampurkan bahan-bahan inovatif dan menegaskan keaslian serta signature dari tweed House of Lesage,” jelas Presiden Fashion CHANEL Bruno Pavlovsky.

Setiap musim, ACT3 memperkenalkan bahan tweed eksklusif keluaran baru. Percampuran bahan dengan motif yang kreatif menghasilkan hasil kompleks yang menjadi pembeda.

Berbagai bahan tak terduga seperti kulit, beludru, sampai organza bisa menjadi campuran wol di ACT3. Hal itu membuat ACT3 menjadi mitra penting bagi House of Lesage dan Chanel.

Selain menciptakan bahan wol paling dicari, ACT3 adalah sebuah semangat dan komitmen. Sang pendiri Maria Messner mendirikan sebuah lokakarya nirlaba yang melibatkan perempuan di penjara jangka pendek Pau.

 

Mustahil jadi Mungkin

Perempuan kelahiran Australia ini pun membantu melatih para tahanan untuk menjadi penenun. Hal itu menjadi asal nama ACT3 (Association Creation Textile) yang bertemu dengan House of Lesage pada tahun 2002.

Kala itu François Lesage antusias dengan kreasi ACT3 yang begitu spesial dan mempercayakan pembuatan kain wol eksklusif untuk House of Chanel.

"Dari awal koleksi, hubungan antara Studio, House of Lesage dan ACT3 terus berlanjut," ujar Direktur Artistik koleksi Mode Chanel Virginie Viard.

Sampel dibuat oleh Lesage workshop Pantin dan akan didiskusikan oleh semua yang berkepentingan. Setelah sampel divalidasi, ACT3 mengambil alih proses pembuatan menggunakan mesin tenun Dornier Rapier menjadi karya inovatif dan terlihat mustahil.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading