Sukses

Fashion

Kiprah Anna Wintour Menciptakan Atmosfir Bisnis Fashion Dunia yang Dinamis

Jakarta Sosok perempuan hebat di dunia fashion sangat banyak. Tapi, di antara sekian banyak, nama Anna Wintour termasuk figure paling berpengaruh, dan rasanya semua orang pantas tahu tentang sosoknya. Gaya kepemimpinannya yang kontroversial, sikapnya yang misterius, serta sentuhan tangan dinginnya di dunia fashion boleh dibilang legendaris.

Sebagai pribadi yang disegani, Wintour tahu harus berbuat apa dan harus memilih apa. Maka tak heran dalam 27 tahun perjalanannya sebagai pemimpin redaksi majalah Vogue Amerika, semua orang setuju menyebutnya sebagai tokoh paling berpengaruh sekaligus penentu trend fashion dunia, serta penemu desainer baru berbakat. Media massa The Guardian pun turut menyandingkan namanya sebagai ‘walikota tak resmi’ kota New York, karena pengaruhnya yang sangat besar di jantung bisnis Amerika Serikat tersebut.

Bukan cuma seputar fashion, Wintour melebarkan pengaruhnya di banyak bidang. Salah satunya, ia meyakinkan pebisnis Donald Trump untuk memperbolehkan Marc Jacobs menggunakan ballroom Plaza Hotel agar bisa tetap menelenggarakan acara peragaan busana, padahal Jacobs sendiri tak punya dana besar untuk menyewa venue mewah.

Berada di posisi terkemuka seperti itu, tak lantas membuat Wintour terlalu nyaman dan berdiam diri. Rumor tentang dirinya yang akan meninggalkan Vogue, dijawab dengan posisi barunya sebagai Artistic Director Conde Nast, perusahaan penerbit majalah yang membesarkan namanya hingga saat ini. Dengan kata lain, lengkap sudah daftar panjang kepemimpinan Wintour di dunia fashion dan media massa. Karena, selagi melanjutkan perannya sebagai pemimpin redaksi Vogue, ia juga bertanggung jawab untuk pengembangan visi dan inovasi kreatif perusahaan yang diwujudkan ke dalam segala bentuk landasan media.

Tentu ini sebuah langkah besar untuk Wintour. Ia tak lagi hanya berkutat di editorial, namun bertanggung jawab lebih besar lagi untuk membawa Conde Nast berkembang lebih baik lagi. Apalagi, di tengah tren era digital yang menghantam keras industri media cetak, mengharuskannya untuk berinovasi lebih tajam lagi agar tak tergerus ombak perubahan.

Namun Wintour tetaplah Wintour. Di tengah sorotan dunia dan harapan tinggi yang ditempatkan di pundaknya, ia tetap saja berujar saat diwawancarai majaah Forbes, bahwa ia bukanlah perempuan berkuasa seperti yang banyak orang sebutkan. Yang ia lakukan hanyalah untuk mewujudkan impiannya untuk menciptakan ekosistem fashion yang lebih ‘bergairah’ dan senantiasa bergerak dinamis. Go, Wintour!

Seperti Wintour, perempuan memang seharusnya tidak takut untuk menyampaikan opininya di depan publik dan memposisikan dirinya sebagai orang yang terpandang. Baygon mengerti betul perempuan Indonesia punya peluang besar untuk tumbuh dan berkembang lebih hebat seperti Anna Wintour, misalnya. Kalau kamu juga berkecimpung di dunia fashion dan media masa, tentu Anna Wintour bisa dijadikan acuan dan pacuan untuk bergerak lebih dinamis di zaman modern seperti sekarang.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading