Sukses

Fashion

Kaleidoskop Juni 2018: Akhir Hidup Kate Spade yang Ditemani dengan Syal Merah

Fimela.com, Jakarta Pertengahan tahun 2018, dunia fashion dikejutkan dengan kabar meninggalnya salah satu desainer papan atas dunia, Kate Spade. Tepatnya pada Selasa (5/6/2018) Kate Spade ditemukan meninggal dunia di apartementnya di New York, Amerika Serikat.

Kate Spade mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri menggunakan syal merah yang menjerat lehernya. Syal merah ini diikat pada gagang pintu.

Sebelum bunuh diri, Kate Spade meninggalkan sebuah catatan yang ditujukan untuk anaknya. Dikutip dari TMZ, catatan ini berbunyi, "Bea, aku selalu mencintaimu. Ini bukan salahmu. Tanya Ayah!"

Menurut penuturan polisi, Kate Spade bunuh diri lantaran memiliki masalah dengan keluarga. Sang suami, Andy diketahui berada di ruangan lain di apartemen yang sama tempat Kate Spade bunuh diri. Hingga akhirnya seorang pembantu rumah tangga menemukan Kate Spade sudah tidak bernyawa di sebuah ruangan.

Kate Spade sendiri dikenal sebagai pribadi yang menyenangkan dan penuh semangat. Keceriaan seorang Kate Spade dituangkan dalam rancangan aksesori yang penuh warna sejak 1993. Hingga kini, tas rancangan Kate Spade menjadi tren dan begitu populer.

 

Kisah sukses Kate Spade di industri mode

Karyanya yang mengagumkan dengan harga yang cukup terjangkau membuat Kate Spade menjadi merek yang mencuri hati masyarakat dengan penjualan tinggi. Para penggemarnya banyak yang tak menyangka ini semua terjadi. Dilihat dari karya-karyanya yang selalu berwarna dan atraktif Kate Spade tampak memiliki kepribadian yang ceria. 

"Memiliki tas Kate Spade berarti Anda tahu bagaimana cara mengasosiasikan diri pada merek yang menyenangkan, keren, dan tren yang membuat Anda merasa memiliki brand mewah," kata Eric Wilson, direktur berita mode di Instyle.

Kesuksesan Kate Spade di industri mode dilihat dari setiap koleksinya yang warna warni dan menjadi tentengan perempuan muda dan mandiri di dunia. Kesuksesan ini sendiri berawal dari Kate membuat prototipe tas dari kertas dan selotip pada 1991.

Sebelum merancang tas, Kate merupakan editor mode di majalah Mademoiselle hingga akhirnya dirinya hijrah untuk merancang sebuah tas tangan. Dengan bantuan Andy Spade, yang kala itu masih menjadi calon suaminya, Kate berhasil menciptakan koleksi tas awal berbahan nilon hitam di rumah mereka di Manhattan.

 

Kisah sukses Kate Spade di industri mode

Kala itu konsep tas tangan bebas gesekan ini merupakan antitesis dari tren fashion 80-an. Kemudian bergeser pada desain minimalis pada 90-an. Rancangan tas Kate pun akhirnya ditulis oleh editor fashion yang juga merupakan sahabat Kate. Hingga akhirnya Editor Vogue Anna Wintour melakukan promosi besar pada merek Kate Spade dan menjadi penggemar koleksi Kate Spade.

"Saat dua wanita bertemu dan melihat saling memakai Kate Spade, mereka saling mengerti jika berada dalam kesenangan yang sama," ujar Wintour kala itu.

Kate Spade pun berbagi pandangan soal kesuksesan mereknya. Ia mengutarakan jika semua terjadi karena adanya keseimbangan antara fungsional dan terlihat baik dari sisi estetis. Namun tahun lalu, Kate Spade diketahui menjual perusahaannya pada Coach dengan harga US$ 2,4 milyar.

 
 
 
View this post on Instagram

what “ready for anything” looks like.

A post shared by kate spade new york (@katespadeny) on

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading