Sukses

Fashion

Mengabadikan Alam Indonesia Melalui Balutan Busana Ramah Lingkungan

Fimela.com, Jakarta Konser musikal “Harmonature: Harmonizing the Nature of Nusantara” berlokasi di Bulgaria menjadi momentum jenama Sejauh Mata Memandang (SMM) untuk memamerkan koleksi busana modernnya yang populer dengan budaya Indonesia. Melalui konsep ramah lingkungan, senantiasa berupaya untuk menyadarkan masyarakat global akan dampak buruk tekstil terhadap kelestarian lingkungan.

Seiring berjalannya tahun, industri tekstil kian mengkhawatirkan. Sebab ini adalah salah satu penyebab utama penumpukan limbah sampah yang dapat merusak bumi. Mulai dari bahan yang digunakan, proses produksi, hingga cairan pewarna yang dipakai sepenuhnya tidak ramah lingkungan. Bahkan berisiko tinggi terhadap kesehatan manusia. Pasalnya, air yang tercemar akan membawa bakteri dan penyakit. Melihat isu penting ini, salah satu jenama fesyen Sejauh Mata Memandang berkomitmen untuk melakukan berbagai kegiatan inisiatif dalam merawat bumi.

Sejauh Mata Memandang hadir dengan mengusung konsep slow dan circular fashion yang terinspirasi dari kekayaan alam dan budaya Indonesia. Kali ini, SMM memperkenalkan koleksi busananya ke kancah internasional guna mengenalkan koleksi ramah lingkungannya sekaligus mengajak masyarakat untuk hidup berdampingan dalam lingkungan sehat.

Ajakan untuk sama-sama merubah lingkungan melalui pakaian

Sebagai jenama yang berpegang teguh pada pakaian ramah lingkungan, Sejauh Mata Memandang bertanggung jawab untuk menciptakan produk dengan bahan seperti katun, linen, tencel serta tekstil daur ulang. Sebagaimana yang dikatakan Chitra Subyakto, selaku Pendiri dan Direktur Kreatif SMM, Sejauh Mata Memandang tidak hanya sekadar menciptakan pakaian keberlanjutan, tetapi juga mengajak masyarakat untuk memperkenalkan kekayaan alam dan budaya Indonesia. 

“Selain mengenalkan kebudayaan dan alam Indonesia kepada masyarakat Bulgaria, SMM memiliki tujuan untuk mengajak sebanyak mungkin penggiat industri fesyen untuk bersama-sama mengubah perilaku, menciptakan ekosistem yang lebih ramah lingkungan melalui proses pengelolaan tekstil yang lebih bertanggung jawab, meliputi pemilihan bahan, proses pewarnaan, dan kolaborasi bersama pengrajin lokal.” ujar Chitra Subyakto, Pendiri dan Direktur Kreatif SMM.

Chitra Subyakto ingin para pengguna bisa bersama-sama mengembangkan warisan budaya Indonesia sekaligus menciptakan lingkungan sehat, yakni dimulai dari pemilihan pakaian dengan bijaksana. 

Pada kesempatan kali ini, SMM menampilkan beberapa ansambel busananya dari berbagai koleksi dan inspirasi yang di mana keseluruhan koleksi dipercantik oleh aksesori Indonesia yaitu Manjusha dan tas dari Sakombu.

Koleksi Daur Ulang

Selama bertahun-tahun SMM telah berupaya untuk mengurangi limbah tekstil dan memperpanjang umur kain agar tidak menjadi limbah permanen. Koleksi Daur Ulang ini dirancang dengan memanfaatkan sisa kain produksi dan mengubahnya menjadi produk baru seperti pakaian, tas, dan aksesori yang memiliki nilai tambah

Koleksi Tenun Tuban Gedog

SMM berkesempatan untuk bekerja sama dengan pengrajin lokal dari Kabupaten Tuban, Jawa Timur, untuk membuat koleksi kebaya yang terbuat dari kain tenun Gedog khas Tuban. Dipercantik dengan manik-manik. Kain Gedog terbuat dari kapas regeneratif, dan seluruh proses produksinya, mulai dari penanaman pohon kapas, hingga pencelupan alami menggunakan teknik celup yang dilakukan oleh pengrajin lokal.

Kolaborasi untuk melestarikan ekosistem

Koleksi Batik Cap

Salah satu koleksi unik dari SMM, berkolaborasi dengan pengusaha rumahan dan UMKM dari Desa Watukebo di Banyuwangi dan Desa Karangjompo di Pekalongan. Menggunakan teknik tradisional batik cap dengan alat stempel tembaga dan lilin serta pengrajin Desa Sembiran di Bali Utara untuk teknik pewarnaan alami. Bahan yang dipilih juga mengikuti iklim tropis Indonesia, sehingga nyaman dikenakan sehari-hari.

Koleksi Tenun Sutera Bugis

Koleksi ini terinspirasi dari busana dan kain adat suku Bugis dari Sulawesi Selatan. Menampilkan busana seperti baju Bodo khas Bugis yang dipadukan dengan bawahan sarung tenun dari sutera dengan pola kotak-kotak dan warna-warna cerah yang disebut Lipa' Sabbe. Mengandalkan keahlian para penenun sutera di kota Sengkang, Kabupaten Wajo untuk menyempurnakan koleksi ini. 

Bekerja sama dengan kemitraan lain

SMM secara konsisten juga bekerja sama dengan Yayasan HAkA dan Forum Konservasi Leuser, dan didukung oleh seluruh Sahabat Sejauh yang telah berupaya untuk melestarikan dan melindungi Kawasan Ekosistem Leuser di Aceh Timur sebagai suaka bagi beberapa satwa langka. 

Hingga awal tahun 2023, SMM telah memperluas areal restorasi hutan yang tadinya 6 hektar menjadi 20 hektar. Setiap pembelian produk SMM, Kawan Sejauh turut mendonasikan satu pohon untuk program restorasi hutan di Kawasan Ekosistem Leuser guna merawat planet dan mata pencaharian masyarakat setempat.

 

*Penulis: Balqis Dhia.

 

#Breaking Boundaries

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading