Fimela.com, Jakarta Industri fashion selama ini dikenal sebagai salah satu kontributor terbesar polusi dan pemborosan di dunia. Model linear "ambil, buat, buang" yang diterapkan selama ini telah menciptakan tumpukan limbah tekstil yang mengkhawatirkan. Namun, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan dampak lingkungan, muncullah konsep baru yang menawarkan solusi, yaitu circular fashion.
Circular fashion merupakan pendekatan yang berfokus pada daur ulang dan pemanfaatan kembali sumber daya dalam industri fashion. Konsep ini mengusung prinsip-prinsip ekonomi sirkular, yang berbeda dengan model linear tradisional. Alih-alih membuang produk setelah digunakan, circular fashion mendorong penggunaan kembali, perbaikan, dan daur ulang untuk memperpanjang siklus hidup produk.
Circular fashion bukan sekadar tren, melainkan sebuah revolusi yang bertujuan untuk mengubah cara berpikir dan bertindak dalam industri fashion. Dari desain produk yang lebih tahan lama hingga penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan, circular fashion menawarkan jalan keluar untuk menciptakan industri fashion yang lebih berkelanjutan. Dilansir dari Lyfcycle, berikut ini penjelasan mengenai circular fashion.
Advertisement
Advertisement
Prinsip-Prinsip Utama Circular Fashion
Circular fashion dibangun di atas beberapa prinsip utama yang menjadi landasan dalam menerapkan konsep ini. Prinsip-prinsip tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut.Â
- Desain untuk Ketahanan
Membuat pakaian yang tahan lama, awet, dan memiliki desain yang tidak lekang oleh waktu. Tujuannya adalah untuk memperpanjang umur pakai pakaian dan mengurangi kebutuhan untuk membeli pakaian baru secara berkala.
- Sumber Daya Berkelanjutan
Menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan, seperti bahan organik, daur ulang, atau biodegradable. Fokusnya adalah pada penggunaan bahan baku yang tidak membebani sumber daya alam dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
- Efisiensi dan Pengurangan Limbah
Menerapkan proses produksi yang efisien dan meminimalkan limbah di setiap tahap. Ini termasuk penggunaan teknologi yang canggih untuk mengurangi pemborosan bahan baku dan energi.
- Penggunaan dan Perawatan Produk
Mendidik konsumen tentang cara merawat pakaian dengan baik untuk memperpanjang umur pakainya. Ini meliputi panduan tentang cara mencuci, menyimpan, dan memperbaiki pakaian.
- Strategi Akhir Kehidupan Produk
Memikirkan cara untuk memanfaatkan kembali pakaian setelah tidak terpakai lagi. Ini bisa berupa daur ulang, upcycling, atau donasi untuk mengurangi jumlah limbah tekstil.
Â
Sejarah Singkat Circular Fashion
Konsep circular fashion muncul sebagai respons terhadap keprihatinan lingkungan dan etika yang semakin meningkat terkait dengan praktik industri fashion tradisional. Perjalanan circular fashion dapat dibagi menjadi beberapa fase, di antaranya sebagai berikut.Â
- Kesadaran Awal (Akhir Abad ke-20)
Kesadaran akan dampak lingkungan dari industri fashion mulai muncul pada akhir abad ke-20. Buku "Silent Spring" karya Rachel Carson menjadi salah satu pemicu kesadaran ini, yang menyoroti pentingnya praktik berkelanjutan.
- Munculnya Fashion Berkelanjutan (1990-an)
Pada tahun 1990-an, konsep fashion berkelanjutan mulai berkembang. Munculnya merek-merek ramah lingkungan dan penggunaan bahan organik dalam pakaian menandai awal dari perubahan menuju industri fashion yang lebih berkelanjutan.
- Perubahan Paradigma (2000-an)
Awal abad ke-21 menandai perubahan signifikan dalam pendekatan industri fashion terhadap keberlanjutan. Realitas bahwa sekadar mengurangi dampak negatif tidak cukup mendorong munculnya strategi yang lebih komprehensif: circular fashion.
- Kebangkitan Circular Fashion (2010-an dan seterusnya)
Dekade terakhir telah menyaksikan circular fashion semakin berkembang, dari konsep niche menjadi gerakan arus utama. Perkembangan teknologi daur ulang, penggunaan teknologi pelacakan seperti ettos, dan fokus pada umur pakai dan penggunaan kembali pakaian telah mendorong gerakan ini.
Advertisement
Garis Masa Depan Circular Fashion
Circular fashion saat ini berada di garis depan masa depan industri fashion yang berkelanjutan. Ini bukan sekadar kumpulan praktik, tetapi perubahan mendasar dalam cara industri fashion beroperasi, mulai dari desain dan produksi hingga konsumsi dan pembuangan.
Industri fashion, yang dulunya merupakan kontributor utama emisi karbon dan limbah global, kini berada di persimpangan jalan. Pergeseran menuju circular fashion didorong oleh kebutuhan lingkungan dan meningkatnya permintaan konsumen akan produk berkelanjutan. Ini adalah perjalanan dari konsumsi dan pemborosan yang tidak terkendali menuju praktik fashion yang sadar dan bertanggung jawab.
Circular fashion mewakili perubahan holistik dan sistemik dalam cara kita memproduksi, mengonsumsi, dan berpikir tentang pakaian. Ini bukan hanya tentang menciptakan produk berkelanjutan, tetapi tentang mengubah seluruh ekosistem fashion agar lebih regeneratif dan restoratif.
Â
Â
Penulis: Virlia Sakina Ramada
#Unlocking The Limitless