Sukses

Fashion

Tren Gaun Crepe Dior Karya Jonathan Anderson Debut di Venice Film Festival 2025

Fimela.com, Jakarta Festival film dunia sekelas Venice International Film Festival tidak hanya menjadi ajang penghargaan bagi sineas film. Melainkan menjadi sebuah perayaan seni lewat busana yang dikenakan setiap tamu undangan yang hadir sekaligus ajang pamer koleksi dari deretan desainer ternama.

Kali ini, Dior berusaha mengambil sorotan dengan menghadirkan koleksi Dior Haute Couture yang dikenakan beberapa sineas Italia ternama. Kali ini Dior membawa tren tersendiri dengan memperlihatkan koleksi dress crepe rancangan Jonathan Anderson. Gaun ini menandai rancangan pertama sang desainer di lini Haute Couture yang terlihat megah.

Salah satu gaun rancangan Jonathan Anderson yang turut mencuri perhatian adalah gaun biru yang dikenakan aktris Italia, Alba Rohrwacher. Aktris sekaligus sutradara Italia ini tampil mengenakan gaun Dior Haute Couture berbahan satin biru tua dengan korset draperi dan aksen bustle terstruktur yang langsung menonjolkan siluetnya.

Gaun Haute Couture ini dibuat dengan penuh seksama yang menggunakan satin crepe biru yang dijahit menggunakan tangan dengan teknik draped dan lipit. Untuk membuat dress megah ini dibutuhkan waktu 126 jam.

 

Bahan yang ringan, mudah tertiup angin

Tak hanya Alba Rohrwracher, kekasih Andrew Garfield, Monica Barbaro juga turut mengenakan gaun crepe satin hitam rancangan Dior. Namun kejadian tak terduga justru dialami Barbaro ketika tiba di red carpet festival film internasional itu.

Hembusan angin yang bertiup kencang membuat lapisan atas gaun hitam Dior itu berkibar ke atas dan mengembang. Beruntung sang aktris berhasil mendorong lapisan luar gaun itu ke bawah, mengembalikannya ke bentuk semula dengan cepat dan mudah. Hal ini mungkin terjadi lantaran kain crepe memiliki tekstur unik dan kerut yang ringan.

Mengutip dari House of U, kain crepe secara tradisional dibuat dari sutra atau wol. Namun beberapa ada yang dibuat dengan serat sintesis seperti poliester dan rayon. Keserbagunaan bahan crepe menjadikannya pilihan populer untuk berbagai jenis pakaian. Mulai dari gaun, blus, hingga jas dan pakaian malam.

 

Histori crepe dalam industri fashion

Dress berbahan crepe mudah tertiup angin karena bahan ini umumnya ringan dan jatuh, sehingga tidak kaku dan mudah terangkat atau melayang saat ada hembusan angin. Crepe juga memiliki karakteristik yang lembut dan berserat sehingga menciptakan efek mengalir (flowy) yang memperkuat sifatnya yang mudah bergerak dan tertiup angin.

Pertama kali kain ini mulai dikenal di Eropa pada abad ke-19 sebagai sutra mewah, khususnya di Prancis. Kain krepe secara historis dikaitkan dengan pakaian berkabung di beberapa budaya, seperti dalam agama Ortodoks Yunani kuno, karena penampilannya yang kusam dan tidak berkilau.

Tahun 1920an terjadi lonjakan popularitas gaya flapper menghasilkan berbagai jenis modern, seperti crepe de chine dan crepe georgette. Di era inilah perajin Prancis menyempurnakan produksi krepe, terutama menggunakan sutra, menciptakan kain mewah yang terkenal karena keanggunannya dan digunakan dalam pakaian malam yang elegan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading