Anak juga Bisa Burnout! Kenali Tanda Stres pada Si Kecil dan Penanganannya

Burnout pada anak adalah kondisi stres kronis yang menyebabkan kelelahan, keterasingan, dan berkurangnya rasa pencapaian. Kelelahan ini bersifat jangka panjang dan berdampak secara signifikan pada kesejahteraan anak. Orang dewasa sering mengalami kelelahan karena pekerjaan, sementara anak-anak sering mengalaminya karena ekspektasi akademis, jadwal yang terlalu padat, tekanan sosial, dan kurangnya waktu istirahat.

Tanda-tanda kelelahan dapat terlihat sama pada anak, remaja, dan orang dewasa. Tanda-tanda umum kelelahan pada anak secara emosional dan kognitif, diantaranya hilangnya motivasi anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan, hilangnya minat dan perhatian pada berbagai hal, perilaku menghindar, kekhawatiran dan kecemasan berlebih, sulitnya berkonsentrasi, hingga perubahan sikap dan emosi. Selain gejala emosional, anak juga mungkin mengalami gejala fisik, seperti sering sakit kepala atau sakit perut, kelelahan kronis, perubahan nafsu makan, dan gangguan tidur. Anak juga akan cenderung mengalami penurunan prestasi akademik serta menarik diri dari teman dan keluarga. 

Ketika anak mulai mengalami tanda-tanda burnout, orang tua harus segera melakukan solusi penanganan. Pemulihan dari kelelahan membutuhkan kombinasi dukungan emosional, perubahan gaya hidup, dan teknik manajemen stres. Pertama, orang tua perlu mengakui perasaan anak. Mereka perlu merasa didengarkan dan dipahami. Ajak anak untuk berdiskusi secara terbuka tentang perasaan dan pemicu stres mereka. Berikan dukungan pada anak bahwa mereka tidak harus menghadapi ini seorang diri. Kedua, kurangi tekanan dan sesuaikan harapan. Terkadang kelelahan anak bisa terjadi karena tekanan berlebih dari orang tua. Oleh karena itu, coba evaluasi kembali beban kerja dan komitmen anak. Jika jadwal mereka terlalu padat, kurangi aktivitas mereka. Ketiga, prioritaskan waktu istirahat. Pastikan anak memiliki cukup waktu luang untuk bermain, beraktivitas kreatif, dan beristirahat. Terapkan batasan penggunaan gadget dan ajak mereka untuk beraktivitas fisik. Terakhir, ajar anak untuk mengelola masalah dan stres dengan baik. Ajarkan teknik-teknik mindfulness, seperti teknik pernapasan dalam dan aktivitas yang mendorong relaksasi, seperti menulis jurnal, menggambar, dan membaca. 

Orang tua berperan penting untuk menjadi tempat paling aman bagi anak, tempat anak bisa beristirahat dari semua tekanan duniawi. Ingatlah, anak yang terlihat “diam” belum tentu baik-baik saja, bisa jadi banyak pikiran bergejolak dalam diri mereka. Jadi, berikan dukungan yang menenangkan bagi anak, sahabat FIMELA!