Sukses

FimelaMom

Menjaga Kedekatan Saat Dewasa, Tips Membangun Hubungan Sehat antara Anak dengan Orangtua

Fimela.com, Jakarta Menjaga kedekatan dengan orangtua ketika anak sudah memasuki usia dewasa sering kali menjadi tantangan tersendiri. Saat anak mulai memiliki kehidupan dan tanggung jawabnya sendiri, dinamika keluarga pun ikut berubah. Hubungan yang dulu berjalan spontan kini membutuhkan komunikasi yang lebih matang, ruang personal yang lebih dihargai, serta pola interaksi yang lebih setara.

Banyak anak dewasa ingin tetap dekat dengan orangtuanya, namun kerap merasa kikuk, terbebani ekspektasi lama, atau tidak tahu bagaimana membangun relasi yang sehat tanpa jatuh pada pola masa kecil. Karena itu, memahami perubahan fase ini menjadi langkah penting untuk menjaga hubungan tetap hangat tanpa mengorbankan kemandirian maupun kenyamanan emosional.

Relasi orangtua dan anak di masa dewasa sangat bergantung pada kesediaan kedua pihak untuk memahami peran masing-masing yang kini berbeda. Berdasarkan sumber dari psychologytoday.com, anak tidak lagi berada pada posisi yang hanya menerima pengarahan, melainkan individu yang membuat keputusan sendiri.

Di sisi lain, orangtua perlu melihat anak sebagai pribadi dewasa yang mandiri, bukan seseorang yang masih mengandalkan mereka sepenuhnya. Jika penyesuaian ini tidak terjadi, hubungan bisa terasa kaku, mudah salah paham, atau justru semakin menjauh. Sebaliknya, dengan komunikasi yang terbuka dan batasan yang jelas, hubungan dapat berkembang menjadi lebih sehat, saling menghargai, dan penuh dukungan. Kedekatan pun bukan lagi soal frekuensi bertemu, tetapi kualitas interaksi yang terbangun di antara keduanya.

Pembaca akan menemukan berbagai langkah praktis, mulai dari memahami kebutuhan emosional satu sama lain antara anak dan orangtua, cara berkomunikasi yang tidak memicu konflik, hingga menciptakan batasan yang tetap hangat namun tidak membatasi kebebasan masing-masing.

Pendekatan yang realistis dan mudah diterapkan, artikel ini mengajak memperkuat relasi keluarga hubungan yang bertahan bukan semata karena ikatan darah, tetapi karena ada kehendak untuk tetap saling menghargai dan menjaga kedekatan seiring berjalannya waktu.

1. Bangun komunikasi yang jujur dan dewasa

Sampaikan pemikiran, perasaan, atau kebutuhan Anda dengan cara yang jelas tanpa menyalahkan. Orangtua juga perlu ruang untuk memahami perspektif baru Anda yang kini sudah dewasa.

2. Tentukan batasan yang sehat

Buat batasan terkait privasi, keputusan pribadi, waktu, dan ruang. Batasan bukan menjauhkan, tetapi membantu menciptakan hubungan yang lebih nyaman bagi kedua pihak.

3. Hargai perbedaan pendapat

Anak dan orangtua mungkin tidak selalu sepakat, dan itu hal yang normal. Fokus pada saling menghargai, bukan siapa yang benar atau salah.

4. Jadilah mandiri secara emosional

Saat dewasa, penting untuk tidak terlalu bergantung pada orangtua dalam mengambil keputusan, namun tetap memberi ruang untuk meminta saran bila diperlukan.

5. Luangkan waktu berkualitas

Kedekatan tidak hanya dibangun dari frekuensi bertemu, tetapi dari momen yang bermakna seperti mengobrol santai, makan bersama, atau sekadar menunjukkan perhatian kecil.

6. Kenali batas kenyamanan orangtua

Setiap orangtua punya kapasitas emosi dan gaya komunikasi berbeda. Memahami ini membantu menghindari konflik dan menciptakan interaksi yang lebih lembut.

7. Lepaskan pola lama yang tidak sehat

Jika dulu ada dinamika yang kurang nyaman, akui perubahan diri Anda sekarang. Bersikaplah sebagai dua orang dewasa yang saling menghormati, bukan kembali pada peran lama.

8. Tunjukkan apresiasi

Ungkapkan rasa terima kasih atas hal-hal yang mereka lakukan, baik yang kecil maupun besar. Orangtua sering merasa dihargai ketika anak dewasa tetap menunjukkan perhatian.

9. Jaga ekspektasi tetap realistis

Tidak semua orangtua bisa berubah cepat. Terimalah hal-hal yang berada di luar kendali Anda, dan fokus pada hal yang bisa Anda perbaiki dalam interaksi.

10. Bangun hubungan atas pilihan, bukan kewajiban

Hubungan yang sehat muncul ketika kedekatan dibangun karena kemauan kedua pihak, bukan karena tekanan atau rasa bersalah.

Jika kamu ingin, aku bisa buatkan versi yang lebih panjang, versi untuk Instagram carousel, atau versi formal untuk artikel.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading