Sukses

FimelaMom

Kenali Reverse Psychology yang Bisa Menjadi Trik Pengasuhan yang Hebat untuk Anak Keras Kepala

ringkasan

  • Psikologi terbalik adalah metode persuasi yang efektif dalam pengasuhan untuk mendorong kemandirian dan perilaku positif anak, terutama bagi balita dan anak keras kepala.
  • Contoh penerapannya meliputi ajakan makan sayuran, waktu tidur, membersihkan mainan, dan memakai pakaian, di mana orang tua menyatakan kebalikan dari keinginan sebenarnya untuk memprovokasi tindakan yang diinginkan.
  • Meskipun efektif, metode ini memiliki risiko seperti manipulasi, merusak kepercayaan, dan membingungkan anak, sehingga komunikasi terbuka dan pemberian pilihan yang jelas menjadi alternatif yang lebih disarankan.

Fimela.com, Jakarta - Apa itu psikologi terbalik dalam pengasuhan? Metode ini merupakan strategi persuasi unik yang kerap digunakan orang tua untuk membimbing anak-anak. Psikologi terbalik bekerja dengan menyatakan kebalikan dari apa yang sebenarnya diinginkan, dengan harapan memprovokasi anak melakukan tindakan yang sebenarnya diharapkan.

Sahabat Fimela, taktik ini memanfaatkan kecenderungan alami manusia, terutama anak-anak, untuk menolak kontrol dan memiliki keinginan kuat akan kemandirian. Dengan kata lain, orang tua menginstruksikan anak untuk melakukan sesuatu, namun sebenarnya menginginkan anak tersebut melakukan hal yang sebaliknya, yaitu keinginan orang tua yang sebenarnya.

Pendekatan ini bertujuan membuat anak merasa bahwa mereka membuat keputusan sendiri, sehingga meningkatkan rasa otonomi mereka. Mari kita selami lebih dalam bagaimana strategi Reverse Psychology bisa jadi cara unik ini untuk mengasuh anak dan kapan sebaiknya digunakan.

Mendorong Kemandirian Anak dengan Psikologi Terbalik

Reverse Psychology dapat menjadi alat yang efektif dalam pengasuhan karena secara cerdik mendorong kemandirian dan otonomi pada anak. Taktik ini membuat anak merasa bahwa mereka adalah pembuat keputusan, bukan sekadar mengikuti perintah.

Misalnya, daripada memerintah, orang tua bisa menawarkan pilihan antara dua alternatif. Pilihan seperti "Kamu mau pakai kemeja merah atau biru hari ini?" dapat memberi anak rasa kendali atas situasi dan meningkatkan kepercayaan diri mereka.

Anak-anak seringkali ingin menegaskan kemandirian mereka, sehingga jika mereka merasa membuat pilihan sendiri, mereka jauh lebih mungkin untuk bekerja sama. Ini adalah cara yang menyenangkan untuk membimbing mereka tanpa terasa memaksa.

Efektivitas Psikologi Terbalik pada Balita dan Anak Keras Kepala

Strategi psikologi terbalik sangat efektif pada balita dan anak prasekolah karena pada usia ini, mereka secara alami cenderung menentang keinginan orang tua. Keinginan untuk mandiri ini membuat mereka menjadi "kontrarian kecil" yang sempurna untuk pendekatan ini.

Para ahli menyatakan bahwa anak yang cenderung keras kepala akan jauh lebih mungkin merespons psikologi terbalik dibandingkan anak yang penurut. Mereka akan terpacu untuk membuktikan bahwa mereka bisa melakukan hal yang "dilarang" atau "diremehkan".

Di sisi positif, psikologi terbalik juga dapat menjadi cara untuk mendorong anak terlibat dalam perilaku yang demi kepentingan terbaik mereka. Contohnya, membuat anak merasa bahwa mereka membuat pilihan untuk makan makanan sehat.

Contoh Praktis Penerapan Psikologi Terbalik dalam Keseharian

Penerapan psikologi terbalik bisa sangat bervariasi dalam situasi sehari-hari. Kuncinya adalah mengubah instruksi langsung menjadi tantangan atau "larangan" yang memancing reaksi.

  • Makan Sayuran: Jika anak enggan makan sayur, coba katakan, "Aku ragu kamu bisa menghabiskan semua sayuran itu; itu terlalu enak untukmu!" atau "Jangan makan brokoli itu, aku ingin sebagian untukku!" Ini dapat memicu semangat kompetitif mereka.
  • Waktu Tidur: Daripada memerintah, "Sudah waktunya tidur," coba katakan, "Aku rasa kamu tidak bisa mengalahkanku untuk menyikat gigi!" atau "Kamu mungkin tidak bisa masuk ke tempat tidur dan tidur sebelum aku menghitung sampai sepuluh."
  • Pembersihan Mainan: Alih-alih memerintahkan, "Ambil balok-balokmu," coba katakan, "Wah, aku yakin kamu tidak bisa membersihkannya sebelum aku menghitung sampai 10!"
  • Mengenakan Pakaian: Jika anak kesulitan berpakaian, coba katakan, "Aku yakin kamu tidak bisa memakai sepatumu sendiri!" Ini mendorong mereka untuk membuktikan kemampuan mereka.

Risiko dan Alternatif: Pertimbangkan Sebelum Menerapkan Psikologi Terbalik

Meskipun Reverse Psychology bisa jadi pilihan, penting untuk menyadari kekurangannya. Salah satu masalah signifikan adalah kurangnya bukti ilmiah konkret yang mendukung kemanjurannya sebagai teknik pengasuhan yang handal.

Banyak ahli menganggap psikologi terbalik sebagai manipulatif. Jika anak merasa dimanipulasi, hal itu dapat merusak kepercayaan mereka terhadap orang tua dan hubungan secara keseluruhan. Selain itu, taktik ini bisa membingungkan anak-anak, terutama karena otak mereka yang sedang berkembang kesulitan memahami pesan yang campur aduk.

Asumsi dasar di balik psikologi terbalik juga dapat melabeli anak-anak sebagai "buruk" atau "nakal" karena mereka diasumsikan akan selalu melakukan kebalikan dari perintah. Ini dapat menghambat koneksi yang tulus dan berpotensi menjadi bumerang jika anak menyadari taktik manipulasi tersebut.

Sebagai alternatif, pendekatan pengasuhan positif menekankan komunikasi yang jelas dan pengajaran keterampilan penting. Ini termasuk komunikasi terbuka dan jujur tentang harapan, memberikan 2-3 pilihan yang dapat diterima, menggunakan pesan kesehatan positif, serta membuat permintaan yang fokus, singkat, dan spesifik.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading