Sukses

FimelaMom

Titi Kamal Ungkap Tantangan Menghadapi Anak yang Memasuki Usia Pre-Teen

Fimela.com, Jakarta - Menjadi ibu dari dua anak laki-laki yang mulai beranjak remaja membawa tantangan baru bagi Titi Kamal. Di usia 7 dan 11 tahun, kedua putranya memasuki fase pra-remaja, masa ketika emosi berubah, pergaulan makin luas, dan kebutuhan mereka terhadap orang tua ikut bergeser.

Meski diwarnai rasa sedih dan cemas, Titi tetap memilih menjalani fase ini dengan hati terbuka, komunikasi hangat, dan kedekatan yang ia bangun bersama sang suami, Christian Sugiono.

Lebih Dekat ke Ayah, Titi Belajar untuk Mendengarkan Tanpa Menghakimi

Titi jujur mengaku bahwa kini anak-anaknya, terutama Arjuna, lebih bisa terbuka dengan  banyak bercerita kepada Christian daripada dirinya. “Tian itu gampang banget mancing anak buat bercerita. Kalau papanya udah mulai ngobrol, semuanya keluar. Kayaknya aku nggak jago. Aku biasanya dengerin aja, terus kasih nasihat pelan-pelan. Itu kayaknya yang buat mereka nggak mau terbuka ya sama mamanya?” ujar Titi sambil tertawa, seperti yang dikutip dari YouTube Maia Estianty.

Sebagai ibu, ia tak menutupi perasaan sedihnya ketika anak lebih memilih curhat ke ayah. Namun Titi paham bahwa setiap anak punya cara berbeda dalam mengekspresikan diri. Bahkan ia sempat meminta saran kepada Maia Estianty agar anak lebih terbuka padanya. Ia pun mengamini nasihat Maia di mana sebagai orang tua sebaiknya mendengarkan tanpa menghakimi agar mereka merasa aman dan semakin terbuka.

Tantangan Terbesar, Pergaulan dan Sikap Baru Anak Pre-Teen

Masuk usia pra-remaja, pergaulan menjadi salah satu fokus utama Titi dan Christian. Mulai dari pertemanan, lingkungan sekolah, hingga paparan media sosial, semuanya butuh pendampingan yang lembut tetapi tegas.

Titi mengaku sudah mulai merasakan perubahan pada anak-anaknya di fase ini. “Udah mulai-mulai tuh diem-dieman yang pertama. Dulu cerita semua, sekarang kayak punya kehidupan sendiri kalau ditanya. Yang kedua belum, tapi kadang ikut-ikutan abangnya,” ungkapnya.

Perubahan inilah yang membuat Titi dan Christian lebih berhati-hati dalam menjaga komunikasi, agar anak tetap merasa nyaman ketika ingin bercerita atau meminta bantuan.

Quality Time, Pelukan, dan Kebiasaan yang Menghadirkan Rasa Aman

Meski anak-anak semakin mandiri, Titi selalu punya cara untuk menjaga kedekatan emosional. Salah satu kebiasaan manisnya: memanggil anak hanya untuk memeluk.

“Kalau aku panggil, mereka sudah tahu berarti aku minta peluk. Energinya saling nge-charge, buat aku dan buat mereka,” tuturnya.

Di rumah, pelukan bukan hanya kebiasaan, tetapi juga bahasa cinta.  “Aku pelukannya setiap saat. Berapa menit atau sejam sekali peluk. Bawaannya pengen tidur bareng terus. Papanya juga nggak tegaan,” ujarnya.

Saat harus bepergian untuk pekerjaan, kerinduan Titi bisa sangat kuat. “Kalau pisah lama tuh pusing, harus video call. Soalnya aku harus ‘cium’ aroma anakku,” katanya sambil tertawa.

Kompak soal Aturan, Tak Ingin Membingungkan Anak

Meski keduanya punya gaya parenting masing-masing, Titi dan Christian sepakat untuk tetap kompak dalam urusan aturan. Mereka menghindari memberi dua suara berbeda yang berpotensi membingungkan anak.

“Aku sering nurut sama Christian soal urusan aturan anak. Misalnya dia melarang sesuatu, nanti dia kasih tahu aku. Jadi aku ikut ingetin anak juga. Biar mereka nggak bingung,” jelas Titi.

Konsistensi inilah yang menurutnya membuat anak merasa aman, karena tahu bahwa ayah dan ibu berdiri di sisi yang sama.

Secara keseluruhan, pola asuh Titi Kamal dan Christian Sugiono berfokus pada kebersamaan, komunikasi terbuka, dan kedekatan emosional. Meski tantangan memasuki usia pre-teen tidak mudah, Titi memilih untuk hadir sepenuh hati, menjadi pendengar yang baik, ibu yang hangat, dan tempat pulang yang nyaman untuk kedua putranya.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading