Sukses

FimelaMom

Mengapa Mempersiapkan Mental dan Emosional Saat Program Kehamilan Itu Penting? Berikut Jawabannya

ringkasan

  • Program kehamilan memicu emosi intens seperti kecemasan dan depresi, yang dapat mengganggu keseimbangan hormonal dan mengurangi peluang kehamilan.
  • Dukungan profesional melalui konseling, sistem pendukung dari pasangan dan komunitas, serta pengelolaan ekspektasi yang realistis sangat krusial untuk kesejahteraan mental.
  • Praktik perawatan diri seperti olahraga ringan, teknik relaksasi, dan memberi ruang untuk merasakan emosi membantu menjaga stabilitas mental selama proses program kehamilan.

Fimela.com, Jakarta - Menjelang 2026, semakin banyak pasangan di Indonesia menata ulang prioritas kesehatan untuk mempersiapkan kehamilan secara lebih menyeluruh. Selain aspek medis, keseimbangan mental dan emosional kini menjadi perhatian penting.

Sahabat Fimela, menjalani program kehamilan, terutama seperti In Vitro Fertilization (IVF), merupakan perjalanan yang penuh harapan sekaligus tantangan. Proses ini membutuhkan tidak hanya kesiapan fisik, tetapi juga kesiapan mental dan emosional yang seringkali terabaikan.

Kesiapan mental dan emosional menjadi aspek krusial yang berdampak signifikan pada kesejahteraan pasien dan potensi keberhasilan program. Berbagai emosi intens, mulai dari optimisme hingga kecemasan mendalam, dapat muncul selama periode ini.

Melihat hal ini Alpha Women’s Specialists Indonesia, menghadirkan perwakilan dari berbagai pusat IVF terkemuka di Malaysia dan Penang, seperti Alpha IVF Kuala Lumpur, Genesis IVF Penang, Alhaya Fertility Centre Kuala Lumpur, hingga Alpha IVF Kota Kinabalu. 

Kolaborasi lintas negara ini memperkaya wawasan medis bagi pasangan, memastikan mereka memahami pilihan layanan yang paling sesuai dengan kondisi masing-masing.Tidak hanya menghadirkan edukasi medis, AHFF 2025 juga memperkenalkan rangkaian mindfulness activities sebagai dukungan mental bagi pasangan yang tengah menjalani perjalanan panjang menuju kehamilan. Berbagai aktivitas seperti yoga, mat pilates, sound healing, hingga access bars therapy ditawarkan dalam ruang immersive, memberi kesempatan bagi peserta untuk merawat diri dan mengelola tekanan emosional. Pendekatan ini sekaligus menegaskan bahwa program hamil yang efektif mencakup kesehatan fisik dan mental secara terpadu.

Siska Hernando, Country Director Alpha Women’s Specialist Indonesia, mengungkapkan bahwa keberadaan klinik satelit Alpha di Indonesia memudahkan pasangan memulai program hamil tanpa harus langsung terbang ke Malaysia.“Pasien dapat memulai dari Indonesia lebih dulu. Ini mempercepat proses dan sangat membantu pasangan yang sedang berjuang mendapatkan buah hati,” ujarnya.

 

Menguak Dampak Psikologis Program Kehamilan yang Intens

Perjalanan program kehamilan dapat memicu serangkaian emosi yang kompleks dan intens, mirip dengan pengalaman berduka atas kehilangan. Individu mungkin merasakan keterkejutan, kesedihan, depresi, kemarahan, hingga frustrasi yang mendalam. Hilangnya harga diri dan rasa kendali atas takdir seringkali menyertai perasaan ini.

Penelitian menunjukkan bahwa banyak yang mencari bantuan kesuburan mengalami gejala kecemasan dan depresi. Hampir 40% bergulat dengan tingkat stres yang tinggi, yang secara langsung dapat mengganggu keseimbangan hormon dan peluang kehamilan. Obat-obatan hormonal yang digunakan dalam perawatan kesuburan juga berkontribusi pada perubahan suasana hati.

Ketidakpastian hasil dan periode penantian yang panjang, seperti setelah transfer embrio, menambah beban emosional. Isolasi sosial dan stigma infertilitas juga dapat membuat pasien merasa dihakimi atau sendirian. Beban finansial yang tinggi serta potensi dampak pada hubungan pasangan semakin memperberat tekanan, bahkan menjadi alasan pasien menghentikan perawatan.

Strategi Jitu: Dukungan dan Ekspektasi Realistis untuk Kehamilan

Mencari dukungan profesional adalah langkah awal yang esensial dalam mempersiapkan mental dan emosional saat program kehamilan. Konselor atau terapis yang berspesialisasi dalam masalah kesuburan dapat memberikan dukungan emosional berharga. Mereka membantu mengelola stres, kecemasan, dan depresi melalui teknik seperti terapi perilaku kognitif (CBT).

Membangun sistem pendukung yang kuat juga sangat penting. Komunikasi terbuka dan jujur dengan pasangan menjadi fondasi utama, memungkinkan kedua belah pihak berbagi ketakutan dan harapan. Bersandar pada teman, keluarga, atau bergabung dengan kelompok pendukung kesuburan dapat mengurangi perasaan kesepian dan memberikan dorongan.

Mengelola ekspektasi dan tetap terinformasi juga membantu mengurangi kecemasan. Menetapkan ekspektasi yang realistis tentang perjalanan ini sangat krusial, memahami bahwa mungkin ada kemunduran. Mengedukasi diri tentang proses perawatan dapat memberikan rasa kendali, namun hindari mencari informasi secara obsesif yang justru meningkatkan stres.

Prioritaskan Diri: Self-Care dan Pengelolaan Emosi Selama Program Kehamilan

Praktik perawatan diri atau self-care memainkan peran vital dalam menjaga stabilitas mental dan emosional. Terlibat dalam kegiatan yang membawa kegembiraan, seperti membaca atau berkebun, dapat menjadi pelarian positif. Latihan fisik ringan, seperti yoga atau berjalan kaki, membantu melepaskan endorfin yang meningkatkan suasana hati secara alami.

Menjaga pola hidup sehat dengan pola makan seimbang, tidur cukup, serta mengurangi kafein dan alkohol, akan meningkatkan energi dan kejernihan mental. Teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan terpandu, dan menulis jurnal juga efektif. Jurnal membantu melacak perjalanan dan mengidentifikasi kekhawatiran yang perlu diatasi.

Selama proses ini, penting untuk memberi ruang bagi diri sendiri untuk merasakan semua emosi tanpa judgement. Kesabaran adalah kunci, mengingat program kehamilan membutuhkan waktu dan mungkin tidak berhasil pada percobaan pertama. Merayakan setiap pencapaian kecil di sepanjang perjalanan juga dapat menjaga semangat dan motivasi tetap tinggi.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading