Sukses

FimelaMom

3 Cara Membedakan Nyeri Gas dan Kontraksi Persalinan yang Wajib Calon Ibu Tahu

ringkasan

  • Nyeri gas memiliki pola tidak teratur dan intensitas tidak konsisten, sementara kontraksi persalinan sejati datang secara teratur, semakin kuat, dan sering seiring waktu.
  • Nyeri gas umumnya tajam, menusuk, dan terlokalisasi di satu titik perut, sedangkan kontraksi persalinan terasa tumpul, dalam, dimulai dari punggung bawah, dan menjalar ke depan perut.
  • Nyeri gas dapat mereda dengan perubahan posisi atau buang air besar, namun kontraksi persalinan sejati tidak akan berhenti atau mereda, bahkan cenderung meningkat intensitasnya.

Fimela.com, Jakarta - Sahabat Fimela, masa kehamilan seringkali diwarnai berbagai sensasi baru yang mungkin membingungkan. Salah satunya adalah nyeri perut yang terkadang sulit dibedakan antara nyeri gas biasa atau kontraksi persalinan. Memahami perbedaan ini sangat penting bagi ibu hamil.

Kekhawatiran sering muncul ketika merasakan nyeri di area perut, terutama saat mendekati waktu persalinan. Apakah ini hanya gangguan pencernaan ataukah tanda-tanda bayi akan segera lahir? Pengetahuan yang tepat akan membantu Sahabat Fimela lebih tenang.

Dilansir dari berbagai sumber, kita akan mengulas 3 cara membedakan nyeri gas dan kontraksi persalinan secara komprehensif. Informasi ini akan membantu Sahabat Fimela mengenali sinyal tubuh dan mengambil keputusan yang tepat saat menghadapi nyeri perut selama kehamilan.

Ritme dan Pola Nyeri: Gas vs. Kontraksi

Perbedaan paling mendasar antara nyeri gas dan kontraksi persalinan terletak pada ritme dan polanya. Nyeri gas cenderung datang dan pergi secara tidak teratur, tanpa pola yang jelas. Intensitasnya pun tidak konsisten, bisa muncul secara acak dan tidak memiliki durasi yang dapat diprediksi.

Menurut Lisa Milbrand dari Parents, nyeri gas akan datang dan pergi dengan jadwal yang tidak teratur. Jika ketidaknyamanan datang dan pergi secara acak tanpa pola yang jelas, kemungkinan besar itu adalah nyeri gas. Nyeri ini tidak memiliki ritme yang dapat diukur atau dicatat.

Sebaliknya, kontraksi persalinan sejati memiliki pola yang teratur dan dapat diprediksi. Kontraksi ini akan menjadi lebih kuat dan lebih sering seiring waktu. Mereka datang bergelombang, dimulai dengan intensitas ringan, mencapai puncaknya, lalu mereda, dengan jeda di antaranya.

Sebagai contoh, kontraksi mungkin datang setiap empat hingga lima menit dan secara progresif menjadi lebih kuat. Kontraksi persalinan mengikuti ritme yang dapat diprediksi dan semakin kuat secara bertahap, berbeda dengan nyeri gas yang datang dan pergi tanpa alasan yang jelas.

Sensasi dan Lokasi Nyeri: Perbedaan Kunci

Selain ritme, sensasi dan lokasi nyeri juga menjadi petunjuk penting. Nyeri gas umumnya terasa tajam, menusuk, atau kram, seringkali terlokalisasi di satu titik tertentu di perut. Misalnya, nyeri bisa terasa di sekitar pusar atau sisi kanan bawah perut.

Dr. Matthew Casavant dari Southlake OBGYN menjelaskan bahwa nyeri gas cenderung tajam, menusuk, atau kram, seperti serangan mendadak. Nyeri ini bisa muncul di mana saja di perut, kadang di sisi kiri, kanan, atau lebih tinggi di dekat tulang rusuk. Nyeri gas seringkali terasa terlokalisasi pada satu titik spesifik.

Berbeda dengan nyeri gas, kontraksi persalinan digambarkan sebagai nyeri tumpul dan dalam. Nyeri ini biasanya dimulai di punggung bawah dan menjalar ke bagian depan perut, terasa seperti kram menstruasi yang kuat. Selama kontraksi, perut akan terasa mengencang dan mengeras.

Menurut Dr. du Treil, kontraksi persalinan melibatkan pengencangan otot rahim yang intens. Perut akan terasa keras secara keseluruhan selama kontraksi. Sensasi ini seringkali dimulai dari punggung bawah dan melingkar ke area perut bagian depan, seperti kram menstruasi kuat yang membuat perut mengencang.

Respon Tubuh dan Cara Meredakan Nyeri

Cara tubuh merespons perubahan posisi atau upaya pereda nyeri juga dapat menjadi indikator. Nyeri gas seringkali dapat diredakan dengan perubahan posisi, berjalan-jalan, atau bahkan buang air besar. Jika nyeri mereda setelah buang air besar atau dengan bantuan antasida, kemungkinan besar itu adalah nyeri gas.

Lisa Milbrand menyebutkan bahwa bergerak, seperti berjalan atau melakukan peregangan ringan, dapat membantu meredakan nyeri gas. Namun, gerakan ini tidak akan menghentikan kontraksi persalinan sejati. Nyeri gas juga biasanya cepat hilang setelah buang air besar.

Sebaliknya, kontraksi persalinan sejati tidak akan berhenti atau mereda dengan perubahan posisi atau gerakan. Bahkan, sebagian besar kontraksi akan meningkat intensitasnya terlepas dari apa yang Sahabat Fimela lakukan. Kontraksi ini akan tetap ada dan semakin kuat.

Kontraksi persalinan bersifat gigih, tidak peduli gerakan atau posisi apa pun yang dicoba. Jika nyeri terus berlanjut dan semakin kuat meskipun sudah mencoba mengubah posisi atau bergerak, ini adalah tanda kuat bahwa itu adalah kontraksi persalinan, bukan nyeri gas biasa.

Jika Sahabat Fimela masih ragu atau khawatir tentang nyeri yang dialami selama kehamilan, selalu disarankan untuk segera menghubungi penyedia layanan kesehatan. Mereka dapat memberikan evaluasi yang akurat dan menenangkan kekhawatiran Anda.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading