Sukses

FimelaMom

Mengenal Dampak Pola Asuh Helikopter, Yuk Kita Pahami Ciri-cirinya

ringkasan

  • Helicopter parenting adalah gaya pengasuhan yang ditandai dengan keterlibatan berlebihan dan pengawasan ketat terhadap kehidupan anak, seringkali didorong oleh kecemasan orang tua.
  • Gaya pengasuhan ini dapat menghambat perkembangan kemandirian, kepercayaan diri, dan kemampuan regulasi emosi pada anak, serta meningkatkan tingkat kecemasan dan depresi.
  • Meskipun memiliki niat baik, helicopter parenting juga dapat menyebabkan stres dan kesulitan bagi orang tua dalam melepaskan kendali seiring pertumbuhan anak.

Fimela.com, Jakarta - Sahabat Fimela, dalam dunia pengasuhan anak, ada berbagai gaya yang diterapkan orang tua, salah satunya adalah helicopter parenting. Istilah ini merujuk pada gaya pengasuhan yang ditandai dengan keterlibatan berlebihan dan protektif terhadap kehidupan anak-anak. Orang tua dengan gaya ini cenderung mengawasi setiap aspek kehidupan mereka, siap turun tangan pada tanda-tanda masalah pertama.

Mereka seringkali terlalu mengontrol, terlibat, dan posesif, bahkan hingga memantau dan mengendalikan setiap gerakan anak. Istilah ini juga mencakup orang tua yang terlalu memperhatikan dan terlalu takut terhadap anak mereka, terutama di luar rumah dan di institusi pendidikan.

Meskipun niat di balik gaya pengasuhan ini seringkali baik, yaitu untuk melindungi dan memastikan kesuksesan anak, namun pendekatan ini dapat memiliki dampak signifikan. Penting bagi kita untuk memahami lebih dalam mengenai helicopter parenting, mulai dari definisi, asal mula, karakteristik, hingga potensi dampak yang ditimbulkannya.

Mengenal Lebih Dekat What Is Helicopter Parenting

Helicopter parenting secara spesifik mengacu pada orang tua yang terlalu terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka, selalu 'melayang-layang' di atas mereka seperti helikopter. Mereka siap 'menukik' untuk membantu pada tanda-tanda masalah sekecil apa pun.

Istilah "helicopter parent" pertama kali muncul pada tahun 1969 dalam buku terlaris Dr. Haim Ginott, Between Parent & Teenager. Dalam buku tersebut, seorang remaja mengeluh bahwa ibunya mengawasinya "seperti helikopter".

Penggunaan istilah ini kemudian meluas pada awal tahun 2000-an ketika para administrator akademik Amerika mulai menggunakannya untuk menggambarkan perilaku orang tua mahasiswa yang terlalu terlibat. Mereka mengeluhkan orang tua yang menelepon untuk membangunkan anak mereka atau mengeluh kepada profesor tentang nilai anak mereka.

Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa istilah ini diciptakan pada tahun 1990 oleh peneliti perkembangan anak Foster Cline dan Jim Fay dalam buku mereka, Parenting With Love and Logic, untuk menggambarkan orang tua yang "melayang-layang dan menyelamatkan anak-anak mereka setiap kali muncul masalah".

Ciri-ciri Orang Tua Helicopter yang Perlu Diketahui

Orang tua helicopter menunjukkan berbagai perilaku yang mencerminkan keterlibatan dan kontrol yang berlebihan dalam kehidupan anak-anak mereka. Perilaku ini seringkali didorong oleh kecemasan dan ketakutan yang berlebihan terhadap keselamatan atau kegagalan anak.

Mereka cenderung mengelola secara mikro (micromanaging) setiap aspek kehidupan anak, mulai dari kegiatan sekolah hingga aktivitas sosial. Contohnya, mereka mungkin menelepon profesor tentang nilai buruk anak di perguruan tinggi atau mengatur jadwal kelas.

Keterlibatan berlebihan ini terlihat di semua bidang kehidupan anak, seperti akademik, kegiatan rekreasi, dan pertemanan. Ini bisa berarti membersihkan kamar remaja, mengawasi pekerjaan rumah, memantau diet dan olahraga, atau menengahi konflik antara anak remaja dan teman-temannya.

Selain itu, orang tua helicopter sering membuat keputusan untuk anak-anak mereka, seperti ekstrakurikuler apa yang harus diikuti atau perguruan tinggi mana yang harus dipilih. Mereka juga cenderung melindungi anak-anak dari kegagalan dan kekecewaan, serta melakukan pengawasan konstan. Kecemasan dan ketakutan berlebihan sering menjadi pemicu utama gaya pengasuhan ini.

  • Micromanaging: Mengelola detail kecil kehidupan anak, seperti menelepon guru atau mengatur jadwal.
  • Keterlibatan Berlebihan: Terlibat dalam setiap aspek, mulai dari membersihkan kamar hingga memantau diet dan pertemanan.
  • Membuat Keputusan untuk Anak: Menentukan pilihan ekstrakurikuler atau jurusan kuliah anak.
  • Melindungi dari Kegagalan: Selalu campur tangan agar anak tidak mengalami kesulitan atau kekecewaan.
  • Pengawasan Konstan: Terus-menerus mengawasi dan mengoreksi tanpa memberi ruang pribadi.
  • Didorong Kecemasan: Kekhawatiran berlebihan terhadap keselamatan atau kegagalan anak menjadi motivasi utama.

Dampak What Is Helicopter Parenting pada Anak dan Orang Tua

Meskipun niat orang tua helicopter seringkali baik, gaya pengasuhan ini dapat memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan anak, baik secara negatif maupun, dalam beberapa kasus, positif. Namun, dampak negatif cenderung lebih dominan dan sering dikritik oleh para ahli.

Pada sisi negatif, anak-anak yang dibesarkan dengan gaya ini sering mengalami penurunan kepercayaan diri dan harga diri. Pesan tersirat dari keterlibatan berlebihan adalah bahwa orang tua tidak mempercayai anak untuk melakukan sesuatu sendiri, yang dapat menyebabkan kurangnya kepercayaan diri. Mereka juga cenderung kesulitan mengatur emosi dan perilaku, serta memiliki peningkatan tingkat kecemasan dan depresi.

  • Penurunan Kepercayaan Diri: Anak merasa tidak mampu mengatasi masalah sendiri karena selalu dibantu.
  • Masalah Regulasi Emosi: Kesulitan mengelola emosi dan perilaku, serta beradaptasi dengan situasi baru.
  • Peningkatan Kecemasan dan Depresi: Anak cenderung lebih cemas dan depresi, selalu mencari bimbingan.
  • Keterampilan Mengatasi Masalah yang Buruk: Kurangnya kesempatan untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah.
  • Kurangnya Kemandirian: Anak menjadi terlalu bergantung pada orang tua dan kesulitan berfungsi mandiri.
  • Perfeksionisme Maladaptif: Cenderung lebih kritis terhadap diri sendiri dan takut membuat kesalahan.
  • Masalah Sosial dan Agresi: Beberapa penelitian menunjukkan anak bisa menjadi lebih kejam atau agresif.
  • Perkembangan Otak Kurang Optimal: Bagian otak untuk pemecahan masalah kurang terlatih.

Meskipun demikian, ada beberapa potensi dampak positif, terutama dalam hal dukungan dan bimbingan yang kuat. Anak-anak mungkin merasa sangat dihargai dan dicintai, dengan rasa aman karena dukungan selalu tersedia. Orang tua juga mungkin dapat melihat tanda-tanda awal masalah dan mengatasinya, serta beberapa penelitian menunjukkan kinerja akademik awal yang lebih baik.

Gaya pengasuhan ini juga dapat memengaruhi orang tua. Mereka mungkin mengalami peningkatan stres dan kecemasan karena kekhawatiran konstan tentang anak. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang tua yang terlalu terlibat kadang-kadang menikmati rasa kebahagiaan dan makna yang lebih besar, terutama karena mereka melihat keberhasilan anak sebagai konsekuensi dari perlindungan atau intervensi mereka. Orang tua helicopter mungkin kesulitan melepaskan kendali bahkan saat anak-anak tumbuh dewasa, yang dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan dan kritik diri yang lebih tinggi.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading