Sukses

Food

Ternyata Keju Tinggi Lemak Bermanfaat untuk Otak, Begini Faktanya

ringkasan

  • Studi terbaru menunjukkan konsumsi keju tinggi lemak dan krim tinggi lemak berkaitan dengan risiko demensia yang lebih rendah.
  • Penelitian yang melibatkan lebih dari 27.000 peserta menemukan bahwa keju tinggi lemak menurunkan risiko demensia sebesar 13% dan krim tinggi lemak sebesar 16%.
  • Keju, termasuk varietas lunak, keras, semi-lunak, dan biru, dapat menjadi bagian dari diet sehat bila dikonsumsi dalam jumlah wajar, sesuai temuan studi populasi Swedia.

Fimela.com, Jakarta - Sahabat Fimela, bagi para pencinta keju, ada kabar gembira yang mungkin akan membuat Anda semakin menyukai hidangan lezat ini. Sebuah studi terbaru yang menarik perhatian dunia kesehatan mengungkap potensi luar biasa dari keju, terutama varietas tinggi lemak, dalam menjaga kesehatan otak kita. Penemuan ini memberikan harapan baru dalam pencegahan demensia.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neurology ini menyoroti hubungan antara konsumsi keju tinggi lemak dan risiko demensia yang lebih rendah. Para ilmuwan menganalisis data ekstensif dari ribuan peserta, memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk temuan ini. Ini bukan sekadar mitos, melainkan hasil riset serius yang patut kita simak.

Emily Sonestedt, seorang ilmuwan nutrisi terkemuka dari Lund University, menjelaskan bahwa konsumsi keju dalam jumlah wajar sebagai bagian dari diet seimbang ternyata tidak membahayakan. Bahkan, keju mungkin terkait dengan penurunan risiko demensia. Jadi, mari kita selami lebih dalam temuan menarik ini yang mendukung gagasan bahwa keju memiliki manfaat untuk kesehatan otak.

Menguak Misteri Keju Tinggi Lemak dan Otak

Penelitian revolusioner ini menemukan bahwa asupan keju tinggi lemak dan krim tinggi lemak yang lebih tinggi secara signifikan dikaitkan dengan risiko demensia semua penyebab yang lebih rendah. Temuan ini memberikan perspektif baru tentang peran nutrisi dalam kesehatan kognitif jangka panjang. Sebaliknya, produk susu rendah lemak tidak menunjukkan korelasi yang serupa, menegaskan pentingnya jenis lemak dalam diet.

Dalam konteks studi ini, istilah "tinggi lemak" memiliki definisi spesifik yang penting untuk dipahami. Untuk susu dan produk susu fermentasi, ini berarti kandungan lemak minimal 2,5%, sementara untuk keju, ambang batasnya adalah 20%, dan krim mencapai 30%. Kriteria ini membantu peneliti mengidentifikasi secara tepat jenis produk yang memberikan efek perlindungan pada otak.

Emily Sonestedt, penulis studi dari Lund University, menegaskan bahwa keju, bahkan yang tinggi lemak, dapat menjadi bagian dari diet sehat. Menurutnya, konsumsi dalam jumlah yang wajar tidak hanya aman, tetapi juga berpotensi memberikan manfaat bagi kesehatan otak. Ini adalah Great News: Cheese May Be Good for Your Brain yang patut dirayakan oleh para pecinta keju di seluruh dunia.

Angka-angka Mengejutkan: Seberapa Besar Manfaatnya?

Studi komprehensif ini tidak hanya mengidentifikasi korelasi, tetapi juga memberikan data kuantitatif yang mengesankan. Para peneliti menganalisis informasi dari lebih dari 27.000 peserta, sebuah sampel yang cukup besar untuk memberikan validitas pada temuan mereka. Skala penelitian ini menunjukkan komitmen untuk memahami dampak diet pada kesehatan otak.

Hasilnya sangat menjanjikan: mereka yang rutin mengonsumsi keju tinggi lemak ditemukan memiliki risiko demensia 13% lebih rendah dibandingkan dengan kelompok lain. Angka ini bukanlah kebetulan, melainkan hasil analisis statistik yang cermat. Ini semakin memperkuat gagasan bahwa keju memiliki manfaat yang besar untuk kesehatan otak bukanlah sekadar klaim tanpa dasar.

Tidak hanya keju, krim tinggi lemak juga menunjukkan efek perlindungan yang signifikan. Peserta yang mengonsumsi krim tinggi lemak memiliki risiko demensia 16% lebih rendah. Data ini menunjukkan bahwa lemak sehat tertentu dalam produk susu mungkin memainkan peran krusial dalam menjaga fungsi kognitif seiring bertambahnya usia.

Jenis Keju yang Direkomendasikan dan Konteks Konsumsi

Sahabat Fimela mungkin bertanya-tanya, jenis keju apa saja yang termasuk dalam kategori "tinggi lemak" yang bermanfaat ini? Studi ini mencakup berbagai varietas keju populer. Keju lunak seperti camembert dan brie, keju keras seperti cheddar, serta keju semi-lunak seperti Gruyère dan gouda, semuanya masuk dalam daftar ini. Bahkan keju biru, seperti stilton, juga disebutkan sebagai bagian dari kelompok yang berpotensi melindungi otak.

Penting untuk memahami bahwa penelitian ini berfokus pada populasi Swedia, di mana keju sering dikonsumsi sebagai hidangan tersendiri. Ini berbeda dengan kebiasaan di beberapa negara lain, seperti Amerika, di mana keju lebih sering menjadi bagian dari sandwich, pasta, atau hidangan yang lebih kompleks. Perbedaan konteks konsumsi ini mungkin memengaruhi cara hasil studi diinterpretasikan.

Meskipun demikian, kesimpulan utama tetap relevan: keju dapat menjadi bagian integral dari diet sehat. Dengan mempertimbangkan temuan ini, kita dapat lebih bijak dalam memilih asupan makanan sehari-hari. Jadi, nikmati keju favorit Anda dalam porsi yang wajar, karena ini adalah sesuatu yang patut kita syukuri.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading