Sukses

Health

Penyebab dan Cara Mengatasi Brain Fog yang Disebabkan oleh Long COVID

Fimela.com, Jakarta Brain fog adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perasaan ketidakjelasan mental, memengaruhi setiap orang secara berbeda. Dan meskipun ada banyak kondisi kesehatan yang diketahui menyebabkan brain fog, COVID-19 tampaknya memiliki dampak yang unik dan dan serius untuk memengaruhi kemampuan beberapa orang untuk berpikir jernih.

Para ilmuwan baru mulai memahami bagaimana COVID-19 memengaruhi otak, tapi semakin banyak bukti menunjukkan bahwa bahkan infeksi virus Corona ringan hingga sedang bisa menyebabkan kerusakan otak dan memicu masalah dengan memori, konsentrasi, dan fungsi eksekutif. Dalam kebanyakan kasus, brain fog ini akan menghilang secara alami dalam hitungan minggu, tapi ada beberapa orang mengembangkan brain fog kronis yang bertahan selama berbulan-bulan, dan bahkan mungkin bertahun-tahun.

Ada banyak kondisi kesehatan dan infeksi yang diketahui menyebabkan brain fog. Sepsis menyebabkan perubahan inflamasi di otak yang memengaruhi fungsi kognitif dan perhatian, sedangkan brain fog adalah gejala penyakit Lyme dan kanker yang sedang dirawat dengan kemoterapi.

Bahkan beberapa orang yang tertular influenza mengembangkan brain fog, sesuatu yang dijuluki flu brain. Brain fog biasanya hilang ketika infeksi hilang atau pengobatan dihentikan.

 

 

Brain fog akibat long COVID-19

Namun, COVID-19 tampaknya menyebabkan efek peradangan yang jauh lebih intens dan terkadang bertahan lama, bisa bertahan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Dalam beberapa kasus, COVID-19 bisa memicu respons peradangan besar-besaran yang bisa menyebabkan banyak kerusakan jaringan di seluruh tubuh.

Bukti juga menunjukkan bahwa virus Corona dapat secara langsung menginfeksi sel di dalam dan sekitar otak, menciptakan respons peradangan di otak itu sendiri. Ditambah, bahkan saat infeksi hilang, respons peradangan di dalam dan sekitar otak bisa bertahan, menyebabkan masalah dengan kognisi, perilaku, dan fungsi.

Diagnosis COVID-19 tidak berarti kamu pasti akan terus mengalami brain fog. Hal ini membuat sangat sulit memprediksi siapa yang akan mengembangkan brain fog, usia tampaknya berperan, karena orang yang lebih tua lebih berisiko mengalami masalah kognitif setelah COVID-19.

Brain fog akibat long COVID-19

Brain fog juga bisa menyebabkan masalah memori jangka pendekdan masalah multitasking. Orang-orang tertentu mungkin merasa lebih sulit untuk berkonsentrasi, sedangkan orang lain akan mengalami masalah koordinasi atau menjadi labil secara emosional.

Perubahan sensorik, seperti terutama indera penciuman dan rasa juga bisa terpengaruh brain fog. Jika kamu mengalami brain fog karena COVID-19, cobalah berkonsultasi dengan dokter dan jelaskan secara spesifik bagaimana rasanya.

Beberapa ahli merekomendasikan untuk mengikuti diet anti inflamasi dengan menghindari makanan yang digoreng, makanan tinggi lemak jenuh, dan tambahan gula yang menyebabkan peradangan. Terakhir, usahakan untuk beristirahat yang cukup dan tetap terhidrasi.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading