Sukses

Health

Mengetahui Tanda Pecah Ketuban yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil

Fimela.com, Jakarta Momen kehamilan merupakan momen yang sangat mengesankan buat setiap perempuan. Di momen ini, perempuan akan merasakan banyak hal yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Pada masa kehamilan, salah satu hal yang kerap terjadi adalah merembesnya air ketuban. Hal ini sangat sering terjadi pada kehamilan trimester ketiga.

Mengenai merembesnya air ketuban, bisa jadi hal ini kerap terjadi bahkan pada hampir semua ibu hamil. Merembesnya air ketuban paling sering terjadi saat mendekati momen kelahiran atau persalinan. Namun Mom, meski hal ini sering terjadi, merembesnya air ketuban perlu diwaspadai. Jika hal ini biarkan terus terjadi, ini bisa sangat berisiko bagi keselamatan janin dan ibu.

Apa Itu Air Ketuban?

Air ketuban merupakan cairan pelindung yang melindungi janin di kandungan selama kehamilan. Air ketuban bermanfaat menunjang perkembangan organ janin dan memungkinkan janin bergerak bebas di rahim. Para peneliti juga mengungkapkan jika air ketuban bermanfaat mengatur suhu di dalam kandungan agar janin merasa nyaman. 

Mengingat begitu penting manfaat air ketuban, pecahnya atau merembesnya air ketuban sangatlah berisiko. Ketika air ketuban pecah atau merembes, ini bisa menyebabkan berbagai risiko yang tidak hanya terjadi pada janin tetapi juga pada ibu. Ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa ketuban pecah selama kehamilan.

Tanda Ketuban Pecah atau Merembes

Pada masa kehamilan, umumnya ibu akan mengeluarkan cairan dari miss V. Cairan ini salah satunya adalah cairan ketuban. Air ketuban memiliki ciri-ciri berwarna bening cenderung kekuning-kuningan. Air ketuban biasanya akan meninggalkan bintik-bintik putih di celana dalam. Di masa kehamilan, air ketuban yang pecah atau merembes juga disertai dengan percikan darah dan lendir kental. 

Tanda dari air ketuban pecah adalah Mom merasa seperti mengelurkan cairan cukup banyak dari miss V. Cairan yang keluar selah menekan, encer dan seperti urine tetapi bukan urine. Ketuban yang pecah juga ditandai dengan menetesnya cairan di miss V tanpa disertai rasa sakit.

Tidak seperti cairan lainnya, cairan ketuban tidak memiliki bau. Normalnya, air ketuban pecah atau merembes setelah usia kehamilan mendekati waktu persalinan yakni di minggu 37 hingga 40. Namun, jika air ketuban yang merembes terjadi di usia kehamilan kurang dari 37 minggu, Mom perlu waspada. Air ketuban yang pecah sebelum waktunya bisa sangat berisiko apalagi jika tidak ditangani dengan segera.

Bahaya Air Ketuban Pecah atau Merembes

Ada beberapa bahaya dari ketuban pecah atau merembes. Bahaya tesebut antara lain sebagai berikut:

  1. Risiko bayi lahir prematur.
  2. Bayi mengalami cacat bawaan lahir. 
  3. Risiko keguguran lebih tinggi. 
  4. Bayi berisiko meninggal akan lebih tinggi. 
  5. Ibu kesulitan melahirkan secara normal.
  6. Kemungkinan melahirkan secara caesar sangat besar mengingat telah habis air ketuban dan yang mempermudah proses persalinan. 

Itulah sekilas mengenai air ketuban di masa kehamilan dan tanda jika ibu hamil mengalami pecah ketuban. Semoga informasi ini bermanfaat. Untuk meminimalisir risiko yang lebih buruk dari pecah ketuban, pastikan untuk segera memeriksakan kondisi kehamilan jika dirasa ada yang tidak beres. Pastikan untuk melakukan pemeriksaan rutin setiap bulannya selama kehamilan.

#WomenForWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading