Sukses

Parenting

Ketuban Pecah Dini, Bagaimana Menanganinya?

Fimela.com, Jakarta Saat kehamilan sudah menjelang minggu-minggu hari perkiraan lahir, kita sering dibingungkan dengan keluarnya air yang merembes dari jalan lahir. Bingung apakah yang merembes adalah air ketuban atau hanya urin yang tak bisa ditahan. Di akhir masa kehamilan, perempuan hamil juga sering kesulitan menahan keluarnya air kencing.

Air ketuban normalnya akan keluar sesaat sebelum terjadi persalinan. Dikutip dari buku 9 Bulan Menjalani Kehamilan dan Persalinan yang Sehat, jika air ketuban sudah merembes tapi tidak disertai kontraksi atau lendir darah, maka hal ini dianggap tidak normal. Ketuban pecah dini adalah kondisi air ketuban yang mulai merembes dari jalan lahir saat perkiraan lahirnya masih lama. Saat selaput ketuban sudah pecah, maka dunia luar akan terbuka denan dunia bayi dalam kandungan. Dengan kata lain, ketuban sebagai pertahanan bayi dari infeksi sudah terbuka.

 

Bagaimana Menangani Ketuban Pecah Dini?

Apabila ketuban pecah saat kehamilan sudah menginjak 37 minggu atau lebih, dokter akan meginduksi persalinan paling lambat 24 jam setelah air ketuban keluar. Namun, jika ketuban pecah saat usia kehamilan masih kurang dari 37 minggu, maka usaha yang dilakukan adalah mempertahankan kehamilan sampai kira-kira bayi sudah siap untuk dilahirkan atau paling tidak mendekati 9 bulan dengan sangat memperhatikan tanda-tanda infeksi yang bisa sewaktu-waktu muncul.

Dalam penanganannya, dokter kemungkinan juga akan memberikan antibiotik untuk mencegah timbulnya infeksi. Suntikan steroid pun akan diberikan untuk memacu pematangan paru-paru bayi supaya bayi lebih siap apabila persalinan prematur terjadi.

Ketuban pecah dini bisa menyebabkan bakteri dan kuman menginfeksi kehamilan dan bayi dalam kandungan. Bila tak segera ditangani dengan tepat, risiko terbesarnya bisa menyebabkan terjadinya prolaps tali pusat. Apa itu prolaps tali pusat? Ini adalah kondisi tali pusat bayi keluar ke jalan lahir akibat hanyut saat air ketuban tiba-tiba pecah.

Untuk membedakan air ketuban dan urin, perhatikan warna dan baunya. Air ketuban berwarna jernih dan tidak berbau. Sedangkan urin yang terkadang keluar tanpa disadari, berwarna kuning tidak jernih dan memiliki bau yang khas.

#GrowFearless with FIMELA

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading