Sukses

Health

Mengenal Diet Anti-Inflamasi, Pola Makan Sehat untuk Tubuh Bebas Radang

Fimela.com, Jakarta Dalam keseharian, makanan bukan sekadar sumber energi, tetapi juga memiliki peran besar dalam menjaga keseimbangan tubuh. Tanpa disadari, pola makan yang kita jalani dapat mempengaruhi kondisi kesehatan, termasuk munculnya peradangan.

Peradangan sebenarnya merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi, tetapi ketika terjadi secara berlebihan atau berkepanjangan, kondisi ini bisa menjadi pemicu berbagai penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan gangguan autoimun.

Menariknya, apa yang kita konsumsi sehari-hari dapat berkontribusi pada proses peradangan dalam tubuh. Makanan tinggi gula, lemak trans, dan olahan berlebihan sering kali dikaitkan dengan peningkatan risiko inflamasi, sementara makanan alami seperti sayur, buah, dan ikan berlemak dikenal memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu meredamnya.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat, diet anti-inflamasi mulai mendapat perhatian lebih.

Pola makan ini bukan sekadar tren, tetapi sebuah pendekatan berbasis sains yang bertujuan untuk mengurangi peradangan dengan memilih makanan yang tepat. Namun, bagaimana sebenarnya prinsip dari diet ini? Apakah semua orang cocok mengikutinya? Melansir medicalnewstoday.com, berikut adalah serba-serbi diet anti-inflamasi dan manfaatnya bagi tubuh.

Apa Itu Diet Anti-Inflamasi?

Beberapa makanan mengandung senyawa yang dapat memicu atau memperburuk peradangan, sementara makanan lain justru memiliki kandungan seperti antioksidan yang dapat membantu meredakannya. Peradangan sendiri adalah respons alami tubuh terhadap infeksi atau cedera, tetapi jika terjadi secara terus-menerus, kondisi ini dapat berkontribusi pada berbagai penyakit kronis. Oleh karena itu, pola makan yang tepat menjadi salah satu cara untuk mengelola peradangan dalam tubuh.

Peran Antioksidan

Diet anti-inflamasi berfokus pada konsumsi buah dan sayuran segar yang kaya akan antioksidan. Antioksidan dalam makanan berperan dalam menghilangkan radikal bebas yang terbentuk sebagai hasil dari proses metabolisme tubuh. Jika dibiarkan menumpuk, radikal bebas ini dapat merusak sel, meningkatkan risiko peradangan, dan berkontribusi pada berbagai penyakit kronis. Oleh karena itu, diet anti-inflamasi lebih mengutamakan makanan yang kaya antioksidan dibandingkan makanan yang dapat meningkatkan produksi radikal bebas. Selain itu, omega-3 yang terdapat dalam ikan berlemak serta serat dalam makanan nabati juga dapat membantu menurunkan kadar protein pemicu inflamasi dalam tubuh.

Jenis Diet Anti-Inflamasi

Beberapa pola makan populer sudah menerapkan prinsip diet anti-inflamasi, seperti diet Mediterania dan DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension). Diet Mediterania berfokus pada konsumsi makanan nabati seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, serta minyak sehat yang dapat membantu mengurangi dampak peradangan pada sistem kardiovaskular. Sementara itu, diet DASH, yang awalnya dikembangkan untuk menurunkan tekanan darah tinggi, juga terbukti dapat mengurangi tanda-tanda inflamasi dalam tubuh. Bahkan, diet ini diketahui memberikan manfaat tambahan bagi penderita arthritis inflamasi dengan menurunkan kadar asam urat, yang merupakan salah satu faktor risiko penyakit asam urat.

Manfaat Diet Anti-Inflamasi

Diet anti-inflamasi dapat menjadi terapi pendamping bagi berbagai kondisi kesehatan yang diperburuk oleh peradangan kronis. Beberapa penyakit seperti rheumatoid arthritis, psoriasis, asma, penyakit Crohn, kolitis, lupus, diabetes tipe 2, obesitas, tekanan darah tinggi, hingga penyakit kardiovaskular diketahui memiliki kaitan dengan peradangan dalam tubuh. Selain itu, konsumsi makanan yang kaya antioksidan juga dapat membantu mengurangi risiko beberapa jenis kanker. Oleh karena itu, menerapkan pola makan anti-inflamasi tidak hanya bermanfaat bagi Sahabat Fimela yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, tetapi juga baik untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Makanan yang Disarankan

Dalam menjalani diet anti-inflamasi, penting untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi, tinggi antioksidan, dan mengandung lemak sehat. Beberapa makanan yang dapat membantu mengelola peradangan antara lain ikan berlemak seperti tuna dan salmon, buah-buahan seperti blueberry, blackberry, stroberi, dan ceri, serta sayuran seperti kale, bayam, dan brokoli. Kacang-kacangan, biji-bijian, minyak zaitun, serta makanan kaya serat juga dapat memberikan manfaat dalam menekan peradangan. Beberapa penelitian juga merekomendasikan konsumsi sayuran mentah atau yang dimasak dengan cara ringan, kacang-kacangan seperti lentil, rempah-rempah seperti jahe dan kunyit, serta makanan yang mengandung probiotik dan prebiotik seperti yogurt dan tempe. Selain itu, teh dan beberapa jenis herbal juga dipercaya dapat mendukung pola makan anti-inflamasi. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak ada satu jenis makanan yang dapat meningkatkan kesehatan secara instan. Kunci dari diet ini adalah variasi dan keseimbangan dalam mengonsumsi makanan sehat. 

Makanan yang Perlu Dibatasi

Bagi Sahabat Fimela yang ingin menerapkan diet anti-inflamasi, ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari atau dibatasi. Makanan olahan, makanan tinggi gula dan garam, minyak yang tidak sehat, serta karbohidrat olahan seperti roti putih, pasta putih, dan kue-kue kemasan sering kali dikaitkan dengan peningkatan risiko inflamasi. Selain itu, camilan olahan seperti keripik dan biskuit, makanan penutup kemasan seperti permen dan es krim, serta konsumsi alkohol berlebihan juga dapat memperburuk peradangan dalam tubuh. Beberapa orang mungkin juga mengalami intoleransi terhadap makanan tertentu yang dapat memicu peradangan, seperti gluten, produk susu, sayuran dari keluarga nightshade seperti terong dan paprika, serta sayuran cruciferous seperti brokoli dan kubis.

Apakah Diet Vegetarian Bisa Mengurangi Peradangan?

Diet vegetarian atau vegan dapat menjadi pilihan bagi Sahabat Fimela yang ingin mengurangi peradangan karena pola makan ini umumnya berfokus pada konsumsi makanan alami dan utuh serta mengurangi asupan lemak jenuh. Sebuah analisis pada tahun 2017 menemukan bahwa orang yang menjalani diet vegan atau vegetarian selama dua tahun atau lebih memiliki kadar biomarker inflamasi yang lebih rendah dibandingkan mereka yang mengonsumsi daging. Namun, meskipun temuan ini menjanjikan, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami secara lebih mendalam mekanisme anti-inflamasi dari pola makan ini dan efek jangka panjangnya bagi kesehatan.

Tips Menjalani Diet Anti-Inflamasi

Beradaptasi dengan pola makan baru bisa menjadi tantangan, tetapi beberapa langkah sederhana dapat membantu dalam proses transisi. Memilih berbagai buah, sayuran, dan camilan sehat saat berbelanja mingguan bisa menjadi langkah awal untuk membentuk kebiasaan baru. Menggantikan makanan cepat saji dengan makanan sehat buatan sendiri secara bertahap juga dapat membantu tubuh menyesuaikan diri dengan pola makan yang lebih baik.

Selain itu, mengganti minuman manis seperti soda dengan air mineral atau air berkarbonasi bisa menjadi pilihan yang lebih sehat. Tidak hanya itu, berbicara dengan tenaga medis mengenai suplemen seperti minyak ikan kod atau multivitamin juga dapat membantu melengkapi kebutuhan nutrisi. Selain dari pola makan, menerapkan gaya hidup sehat seperti berolahraga selama 30 menit setiap hari dan menjaga kualitas tidur juga penting, karena kurang tidur dapat memperburuk peradangan dalam tubuh.

Diet anti-inflamasi dapat membantu mengurangi peradangan dan memperbaiki gejala berbagai kondisi kesehatan seperti rheumatoid arthritis dan penyakit metabolik lainnya. Meskipun tidak ada satu pola makan baku yang disebut sebagai diet anti-inflamasi, pola makan yang kaya akan buah dan sayuran segar, biji-bijian utuh, serta lemak sehat telah terbukti dapat membantu mengelola peradangan dalam tubuh.

Oleh karena itu, menerapkan diet ini dapat menjadi langkah yang baik bagi siapa saja yang ingin meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Bagi Sahabat Fimela yang memiliki kondisi kesehatan kronis yang berkaitan dengan peradangan, berkonsultasi dengan tenaga medis dapat membantu menentukan pola makan yang paling sesuai dengan kebutuhan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading