Sarapan Telur Bikin Kolesterol Naik? Simak Fakta dari Para Ahli

Sebuah telur memiliki kandungan kolesterol sekitar 373 mg, yang lebih tinggi dari batas asupan harian yang disarankan oleh beberapa pakar, yaitu 300 mg per hari. Angka tersebut cukup mencolok dan menjadi perhatian khusus bagi individu yang memiliki masalah dengan kadar kolesterol yang tinggi.

Kandungan kolesterol dalam telur terutama terletak pada bagian kuningnya, sedangkan bagian putih telur hampir tidak mengandung kolesterol sama sekali. Oleh karena itu, putih telur bisa menjadi pilihan yang lebih baik bagi mereka yang ingin mengurangi asupan kolesterol. Berikut adalah rincian jumlah kolesterol dalam berbagai jenis telur. Telur ayam mengandung 373 mg kolesterol per butir, sementara telur puyuh memiliki 75,96 mg kolesterol per butir. Di sisi lain, telur bebek memiliki kandungan kolesterol yang cukup tinggi, yaitu antara 619 mg hingga 884 mg per 100 gram.

Beberapa pedoman menyarankan agar konsumsi telur dibatasi maksimal tiga butir dalam seminggu. Hal ini bertujuan untuk mengontrol asupan kolesterol dan menurunkan risiko terkena penyakit kardiovaskular. Para ahli gizi merekomendasikan agar orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi sebaiknya hanya mengonsumsi satu butir telur per hari. Selain itu, banyak juga yang menyarankan agar memilih putih telur ketimbang kuning telur. Dengan cara ini, seseorang dapat mengurangi asupan kolesterol namun tetap memperoleh manfaat nutrisi yang ada dalam telur.

Namun, perlu diingat bahwa setiap individu memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum melakukan perubahan besar dalam pola makan. Mengingat pentingnya kesehatan, mendapatkan saran dari profesional dapat membantu dalam menentukan pilihan yang lebih baik sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing. Dengan demikian, kita dapat menjaga kesehatan jantung dan tetap memenuhi kebutuhan nutrisi harian dengan cara yang tepat.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh McMaster University dan Hamilton Health Sciences, yang dipublikasikan dalam The American Journal of Clinical Nutrition, mengonsumsi satu butir telur setiap hari tidak berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit kardiovaskular atau kematian. Temuan ini relevan, terutama bagi individu yang memiliki riwayat penyakit jantung atau diabetes, karena memberikan perspektif baru mengenai hubungan antara konsumsi telur dan kesehatan jantung.

Mahshid Dehghan, penulis utama studi tersebut, menyatakan, asupan telur sebanyak satu butir per hari pada kebanyakan orang, tidak akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Pernyataan ini menegaskan bahwa dengan menerapkan pola makan yang seimbang, telur dapat tetap menjadi bagian dari diet yang sehat. Meskipun demikian, bagi individu yang memiliki faktor risiko tertentu, tetap disarankan untuk lebih berhati-hati dalam mengonsumsi telur.

Penelitian yang serupa menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan telur dengan tingkat kolesterol dalam darah. Ini mengindikasikan bahwa kolesterol yang berasal dari makanan tidak selalu berpengaruh langsung terhadap kadar kolesterol dalam tubuh.

Seperti yang dinyatakan oleh Brighter World, tubuh manusia memiliki kemampuan untuk mengatur produksi kolesterol secara alami. Dengan demikian, mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak selalu berakibat pada peningkatan kadar kolesterol dalam darah. Namun, bagi mereka yang sudah memiliki kadar kolesterol tinggi, sangat disarankan untuk tetap memantau asupan kolesterol dari makanan, termasuk telur, agar kesehatan tetap terjaga.

Untuk mendapatkan manfaat maksimal dan mengurangi risiko, perhatikan beberapa hal berikut ketika mengonsumsi telur. Pertama, mengenai porsi, konsumsi hingga satu butir telur per hari dianggap aman bagi kebanyakan orang, sehingga Anda dapat mempertimbangkan batasan ini dalam pola makan sehari-hari.

Kedua, metode memasak juga penting untuk diperhatikan. Sebaiknya pilih cara memasak yang lebih sehat, seperti merebus atau mengukus, dibandingkan dengan menggoreng yang dapat menambah lemak jenuh pada makanan. Selain itu, Anda juga disarankan untuk mengombinasikan telur dengan sayuran dan biji-bijian utuh agar mendapatkan menu yang lebih seimbang dan bergizi.

Terakhir, bagi individu yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, sangat penting untuk melakukan konsultasi dengan profesional medis mengenai konsumsi telur. Ini akan membantu memastikan bahwa konsumsi telur sesuai dengan kebutuhan kesehatan pribadi Anda dan tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.