Fimela.com, Jakarta Selama bertahun-tahun, para ahli diet yang sudah terdaftar dan ilmuwan nutrisi terus menggembar-gemborkan manfaat luar biasa dari mengonsumsi tumbuhan dan mengurangi asupan daging. Gaya hidup sehat ini bukan sekadar tren saja, tetapi didukung oleh penelitian ilmiah yang kokoh. Menariknya, hingga kini semakin banyak orang mulai menyadari pentingnya pola makan berbasis tanaman untuk menjaga kesehatan tubuhnya.
Ada sebuah penelitian mencatat bahwa pola makan nabati kini telah menjadi hal yang umum di masyarakat, sebagian besar karena manfaat kesehatannya yang terbukti secara ilmiah. Praktisi kesehatan pun semakin sering merekomendasikan cara makan ini setelah menyaksikan sendiri hasil luar biasa pada pasien mereka, mulai dari penurunan berat badan yang signifikan hingga peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan.
Lalu, apa sih sebenarnya yang membuat diet plant-based begitu istimewa dan digandrungi oleh masyarakat modern saat ini? Melansir dari everydayhealth.com, berikut ini adalah lima fakta ilmiah yang akan mengungkap rahasia manfaat spektakuler di balik pola makan berbasis tanaman yang kini semakin digemari.
Advertisement
Advertisement
1. Membantu Menurunkan Tekanan Darah
Tekanan darah tinggi, atau hipertensi, merupakan faktor risiko utama untuk berbagai masalah kesehatan serius, termasuk penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. Pola makan yang tepat dapat membuat perbedaan besar dalam mengendalikan kondisi ini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pola makan berbasis tanaman dapat membantu menurunkan tekanan darah, sehingga secara signifikan dapat mengurangi risiko terhadap penyakit-penyakit tersebut.
Sebuah meta-analisis yang melibatkan 39 penelitian mengungkapkan bahwa orang yang menjalani pola makan vegetarian memiliki tekanan darah rata-rata lebih rendah dibandingkan mereka yang mengonsumsi pola makan omnivora (memakan produk hewani dan tumbuhan). Selain itu, penelitian lain juga menemukan bahwa vegetarian memiliki risiko 34 persen lebih rendah untuk mengalami hipertensi dibandingkan dengan nonvegetarian. Hal ini menunjukkan bahwa diet plant-based tidak hanya sekadar tren, tetapi juga pilihan sehat yang didukung oleh data ilmiah.
2. Membantu Mencegah Diabetes Tipe 2
Hubungan antara pola makan dan diabetes tipe 2 sudah lama diteliti oleh para ahli kesehatan. Salah satu faktor risiko utamanya adalah kelebihan berat badan, yang dapat menyebabkan resistensi sel terhadap insulin. Namun, jenis pola makan tertentu terbukti lebih efektif dalam mencegah kondisi ini, dan diet plant-based menjadi salah satu yang paling menonjol untuk menyelesaikan permasalahan ini.
Sebuah studi menemukan bahwa mengonsumsi makanan nabati berkualitas tinggi dapat mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2 hingga 34 persen. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kadar lemak jenuh dalam makanan nabati dibandingkan dengan produk hewani, sehingga mengurangi kolesterol dan risiko diabetes. Dukungan ilmiah juga datang dari penelitian yang diterbitkan dalam Diabetes Care, yang menunjukkan bahwa prevalensi diabetes tipe 2 hanya sebesar 2,9 persen pada vegan, dibandingkan 7,6 persen pada nonvegetarian. Fakta ini menegaskan bahwa pola makan nabati mampu melindungi tubuh dari ancaman diabetes secara signifikan.
3. Menurunkan Risiko Kanker
Banyak penelitian menunjukkan bahwa pola makan nabati memiliki efek protektif terhadap berbagai jenis kanker. Menurut American Institute for Cancer Research, cara terbaik untuk mendapatkan nutrisi pelindung kanker seperti serat, vitamin, mineral, dan fitokimia adalah melalui konsumsi sayuran, buah, biji-bijian, kacang-kacangan, dan tanaman lainnya. Nutrisi tersebut berperan penting dalam memperkuat sistem imun dan melawan pertumbuhan sel abnormal dalam tubuh.
Bahkan, sebuah tinjauan yang diterbitkan dalam Cancer Management and Research mencatat bahwa pola makan berbasis tanaman dapat menurunkan risiko kanker tertentu hingga 10 persen. Selain itu, diet ini juga dpaat membantu menjaga berat badan yang sehat, yang merupakan faktor penting dalam pencegahan kanker. Meskipun efeknya mungkin tampak sedang, kombinasi antara nutrisi tinggi dan pola makan yang seimbang mampu memberikan perlindungan alami bagi tubuh.
4. Dapat Meminimalkan Risiko Stroke
Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia, dan risikonya meningkat jika seseorang memiliki tekanan darah tinggi, kelebihan berat badan, diabetes, penyakit jantung, kolesterol tinggi, atau kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol yang tak terkendali. Menariknya, sebagian besar faktor risiko tersebut dapat diminimalisasi dengan mengikuti pola makan nabati dan menerapkan gaya hidup sehat. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa sekitar setengah dari kasus stroke sebenarnya bisa dicegah dengan langkah sederhana, salah satunya melalui peningkatan konsumsi buah dan sayuran.
Sebuah studi juga menemukan bahwa orang yang paling banyak mengonsumsi buah dan sayuran memiliki risiko stroke 21 persen lebih rendah dibandingkan mereka yang paling sedikit mengonsumsinya. Diet plant-based yang kaya serat, antioksidan, dan rendah lemak jenuh inilah yang dapat membantu menjaga tekanan darah tetap stabil, mengurangi kolesterol, dan melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Ini membuktikan bahwa perubahan sederhana dalam pola makan dapat memberikan dampak besar pada kesehatan jantung dan otak.
5. Menjaga Otak Tetap Kuat
Pola makan nabati tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik, tetapi juga berperan penting dalam menjaga fungsi otak. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi makanan berbasis tanaman mampu memperlambat penurunan fungsi kognitif dan mengurangi risiko penyakit Alzheimer. Ahli gizi, Feller, menyatakan bahwa beberapa penelitian menarik telah mengaitkan pola makan nabati dengan perlambatan perkembangan Alzheimer secara signifikan.
Sebuah tinjauan terhadap sembilan penelitian mengungkapkan bahwa mengonsumsi tambahan 100 gram buah dan sayuran per hari—setara dengan sekitar setengah cangkir yang dapat menurunkan risiko gangguan kognitif dan demensia hingga 13 persen. Alasannya karena buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh yang menjadi dasar dari pola makan nabati kaya akan polifenol, senyawa antioksidan yang mampu melindungi sel-sel otak dari kerusakan.
Menurut sebuah artikel yang diterbitkan di Nutrients, polifenol memiliki potensi untuk memperlambat perkembangan Alzheimer dan membantu membalikkan penurunan kognitif. Bahkan, tinjauan lain yang dipublikasikan dalam Current Pharmaceutical Biotechnology memperkuat temuan tersebut, menekankan bahwa konsumsi makanan tinggi polifenol dapat memberikan perlindungan jangka panjang bagi kesehatan otak.