Sukses

Health

5 Dampak Buruk Makanan Ultraproses dan Cara Cerdas Menghindarinya

Fimela.com, Jakarta Dalam hal mengenal makanan ultraproses, terkadang kita memilih untuk menghindarinya secara terang-terangan. Menutup telinga adalah salah satu bentuk penolakan dalam pembenaran bahwa makanan ultraproses menyimpan segudang rahasia di balik kelezatannya yang menggugah selera. Apalagi, kalau menoleh lagi ke belakang, makanan ultraproses ini sangat membantu karena kemudahannya.

Sat set anti ribet, adalah kode rahasia kita dalam menyebutnya. Seperti hiro penyelamat dunia, makanan ultraproses juga bisa menjadi penyelamat setiap waktu, baik saat lapar, patah hati, menonton film, mendengarkan musik, dan lain sebagainya. Namun, kemudahan dan sifat menolongnya tak bisa menutupi bahwa bahan-bahan yang digunakan terkadang bisa menjadi bumerang yang amat fatal jika terus menerus dikonsumsi. Jadi, ada baiknya dikurangi konsumsinya. 

Perlu diingat juga, kalau sebagian besar makanan ultraproses dibuat oleh perusahaan besar dengan tujuan memaksimalkan keuntungan yang besar pula, oleh karena itu, makanan tersebut seringkali tidak seimbang secara gizi dan menggunakan pemasaran yang persuasif. Makanan tersebut juga dirancang untuk dimakan di mana saja, artinya makanan tersebut dapat menggantikan makanan tradisional atau menyebabkan keinginan ngemil berlebihan yang tidak baik bagi kesehatan. 

Konsumsi makanan ini juga muncul sebagai salah satu penyebab utama dari beberapa macam masalah kesehatan yang jika tidak ditangani secara benar bisa berubah menjadi malapetaka. Oleh karena itu, penting juga untuk kita mengetahui cara menghindari konsumsinya. Melansir dari heartandsoil.co, di bawah ini adalah beberapa masalah kesehatannya dan cara menghindari makanan ultraproses agar senantiasa bisa tetap sehat dan bugar. 

1. Obesitas

Banyak penelitian telah menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi makanan ultraproses dengan obesitas dan penambahan berat badan. Obesitas juga dapat menyebabkan seseorang rentan terhadap stroke, diabetes, serangan jantung, dan masalah serius lainnya. 

Karena rasanya yang lezat dan porsinya yang besar, makanan ultraproses cenderung dikonsumsi secara berlebihan.  Makanan ini juga dapat dengan mudah dimakan saat mengemudi, bekerja, atau menonton TV dan seringkali menggantikan makanan yang lebih bergizi dalam pola makan sehari-hari. Oleh sebab itulah, kita bisa berakhir dengan obesitas yang menyiksa. 

2. Penyakit Kardiovaskular

Penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung dan stroke, berisiko meningkat akibat dari konsumsi makanan ultraproses yang tinggi lemak trans, gula tambahan, garam, dan kalori berlebih. Kandungan tersebut dapat memicu obesitas, hipertensi, serta peradangan, sementara pengolahan berlebihan menghasilkan senyawa berbahaya seperti akrilamida dan paparan BPA dari kemasan. Studi juga menunjukkan, setiap porsi tambahan makanan ultraproses per hari dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular hingga 12%.

3. Diabetes

Tahukah kamu, bahwa diabetes, khususnya diabetes tipe-2, dikaitkan dengan konsumsi makanan ultraproses yang tinggi di masyarakat modern. Diperkirakan pada tahun 2030, sekitar 578 juta orang akan menderita diabetes, menjadikannya salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan. Meta-analisis menunjukkan bahwa konsumsi makanan ultraproses secara berlebihan dapat meningkatkan risiko diabetes tipe-2 hingga 37%, sementara studi lain juga mencatat peningkatan risiko sebesar 31%.    

4. Kanker

Kanker merupakan penyebab sekitar 10 juta kematian per tahun, dan kasus kanker diperkirakan akan meningkat dua kali lipat dalam 20 tahun ke depan. Meskipun angka-angka ini tampak mengejutkan, diperkirakan 50% kasus kanker dapat dicegah dengan pola makan sehat dan menghindari kebiasaan gaya hidup seperti merokok dan kurang aktivitas fisik.

Walaupun bukti-bukti yang ada sebagian besar bersifat epidemiologis (dianggap sebagai bukti dengan kualitas yang paling rendah), tak bisa dipungkiri bahwa sudah bisa terlihat adanya hubungan antara kanker dan konsumsi makanan ultraproses yang kian masif dikonsumsi. 

5. Kesehatan Mental

Tantangan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi juga menjadi perhatian utama bagi banyak orang di dunia saat ini. Tantangan-tantangan ini tampaknya memiliki kaitan dengan tantangan-tantangan yang disebutkan di atas. 

Depresi umumnya ditemukan bersamaan dengan obesitas, diabetes, kurang olahraga, dan asupan makanan ultraprose yang tinggi. Berbagai studi epidemiologi telah menemukan hubungan antara pemanis buatan, makanan olahan, dan risiko depresi. Kurangnya makanan sehat dapat menyebabkan kurangnya asupan vitamin dan mineral penting yang dibutuhkan untuk kesehatan mental dan fungsi otak.

Cara Cerdas Menghindari Makanan Ultraproses

1. Berhenti Membeli Junk Food

Junk food adalah surga tersembunyi yang indah dan membahagiakan mata dan perut. Rasanya nikmat dan bentuknya unik-unik dengan berbagai macam rasa, tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita. Namun, di balik kelejatannya ini mengonsumsi junk food bisa memberikan bahaya bagi tubuh. Oleh karena itu, hindarilah untuk makan junk food di manapun. Hindari juga untuk menumpuknya di rumah sepanjang waktu, cara ini dianggap efektif. Selain itu, kamu juga bisa mengganti camilan yang lebih mengenyangkan dan padat nutrisi seperti buah segar, yoghurt, atau keju.

2. Jangan Berbelanja Saat Lapar

Berbelanja saat kamu merasa lapar dapat menyebabkan pembelian impulsif makanan ultraproses. Makanan ultraproses mungkin bisa membuat malam menonton film lebih menyenangkan daripada hari sebelumnya, tetapi perlu diingat juga bahaya yang dapat membuatmu merasa lelah atau tidak puas setelahnya. Jadi, sebaiknya dihindari ya !  

3. Prioritaskan Makanan Utuh

Salah satu masalah utama dengan makanan ultraproses adalah kurangnya nutrisi yang tidak membuatmu merasa kenyang. Penangkal sempurna untuk ini adalah dengan memfokuskan diet pada makanan utuh seperti daging, makanan laut, telur, dan pilihan lain yang mengenyangkan. Strategi ini tidak hanya memberi nutrisi penting, tetapi juga membantu menangkal keinginan makan junk food. 

4. Masak Makanan Sendiri di Rumah

Meskipun tempat makan cepat saji dan restoran mudah dijangkau, kamu seringkali mendapatkan bahan-bahan makanan berkualitas rendah dibandingkan jika mulai berbelanja dan memasak sendiri di rumah bersama pasangan atau hanya sendirian saja. Memasak tentu saja memakan waktu lebih lama, tetapi hal ini memungkinkan kamu untuk memprioritaskan makanan sehat dalam pola makan diet yang lebih sehat. Makanan bergizi tidak harus rumit kok, buatlah yang mudah-musah saja seperti, tumis cah kangkung, telur dadar, sayur bayam, dan lain sebagainya. 

5. Mulailah Berbelanja di Pasar Lokal

Mulailah berbelanja di pasar petani lokal sebagai strategi untuk mengurangi konsumsi makanan ultraproses. Meskipun beberapa makanan olahan masih tersedia, sebagian besar produk yang dijual merupakan bahan makanan utuh yang diproses secara minimal, seperti hasil bumi segar, daging berkualitas tinggi, dan madu lokal. Belanja di pasar lokal tidak hanya mendukung kesehatan, tetapi juga membantu perekonomian komunitas setempat. 

Tetap jaga selalu kesehatanmu ya, hindari mengonsumi terlalu banyak makanan ultraproses dan mulailah beralih ke pola hidup yang lebih sehat lagi dengan memperbanyak asupan sayur, buah, dan lain sebagainya. 

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading