Sukses

Info

Memahami Istilah Redominasi, Tujuan, Proses, dan Dampaknya terhadap Perekonomian

Fimela.com, Jakarta Redominasi adalah proses penyederhanaan nilai nominal mata uang dengan cara menghapus beberapa nol di belakang angka pada satuan mata uang, tanpa mengubah nilai tukar atau daya beli uang tersebut.

Contohnya, jika nilai Rp1.000 diubah menjadi Rp1, maka harga barang yang sebelumnya Rp10.000 akan menjadi Rp10, dan gaji Rp5.000.000 akan menjadi Rp5.000. Nilai ekonominya tetap sama—hanya nominalnya yang diperkecil agar lebih efisien.

 

Tujuan Redominasi

Kebijakan redominasi biasanya dilakukan untuk beberapa tujuan penting:

Menyederhanakan transaksi keuangan Nilai nominal uang yang lebih kecil membuat transaksi lebih mudah, terutama dalam sistem digital, akuntansi, dan perbankan.

Meningkatkan efisiensi sistem pembayaran Mesin kasir, ATM, hingga sistem akuntansi perusahaan bekerja lebih efisien dengan angka yang lebih pendek.

Meningkatkan kepercayaan terhadap mata uang nasional.

Redominasi membantu membangun citra bahwa perekonomian suatu negara stabil dan mata uangnya bernilai.Mendukung integrasi ekonomi internasional Mempermudah perbandingan harga dan transaksi lintas negara, terutama dalam perdagangan dan pariwisata.

 

Tahapan Pelaksanaan Redominasi

Redominasi biasanya tidak dilakukan secara mendadak. Ada beberapa tahapan penting:

Persiapan dan Sosialisasi Pemerintah dan bank sentral perlu memberi edukasi kepada masyarakat agar tidak salah paham dengan nilai uang baru.Masa Transisi (Dual Currency) Uang lama dan uang baru beredar bersamaan untuk beberapa waktu. Semua transaksi masih bisa dilakukan dengan kedua versi uang.Penarikan Uang Lama Setelah masyarakat terbiasa, uang lama perlahan ditarik dari peredaran hingga hanya uang baru yang berlaku.

Contoh Negara yang Pernah Melakukan Redominasi

Banyak negara telah melakukan redominasi sebagai bagian dari reformasi moneter:

Turki (2005): Menghapus enam nol dari Lira untuk mengatasi inflasi tinggi. Rusia (1998): Menghapus tiga nol dari Rubel pasca krisis ekonomi.Korea Selatan (1962): Menghapus dua nol dari Won sebagai bagian dari stabilisasi ekonomi.Zimbabwe: Melakukan redominasi beberapa kali karena hiperinflasi ekstrem.

 

Redominasi di Indonesia

Bank Indonesia (BI) sudah lama mengkaji rencana redominasi Rupiah, dengan wacana menghapus tiga nol (Rp1.000 → Rp1). Namun, pelaksanaannya masih menunggu kondisi ekonomi yang stabil, inflasi rendah, kesiapan infrastruktur perbankan, serta sosialisasi menyeluruh kepada masyarakat.

Penting untuk dipahami bahwa redominasi berbeda dari sanering — jika redominasi hanya menyederhanakan nominal tanpa mengurangi nilai, maka sanering justru mengurangi nilai riil uang untuk menekan inflasi atau menyeimbangkan keuangan negara.

Redominasi merupakan kebijakan moneter yang bertujuan untuk menyederhanakan sistem keuangan dan memperkuat kepercayaan terhadap mata uang nasional. Meskipun tidak mengubah daya beli masyarakat, keberhasilannya sangat bergantung pada stabilitas ekonomi dan kesiapan sistem keuangan nasional. Dengan perencanaan matang dan sosialisasi luas, redominasi dapat menjadi langkah strategis menuju sistem moneter yang lebih efisien dan modern.

 

 

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading