Sukses

Lifestyle

Diary Fimela: Berhenti Kerja Setelah 17 Tahun Berkarir, Diana Mendalami Yogalates dan Menjadi Instruktur

Fimela.com, Jakarta Setiap orang tentu menginginkan pekerjaan sesuai dengan minat yang dimiliki agar bisa lebih menikmati apa yang dikerjakan, merasa lebih bahagia dan tanpa beban. Namun terkadang sebelum menggapai impian tersebut butuh proses yang cukup lama hingga perjuangan.

Menggapai pekerjaan sesuai passion pun dilakukan Diana Fikri yang kini berprofesi sebagai instruktur Yogalates (yoga dan pilates). Sebelum menjadi seperti sekarang ini, banyak proses yang dilalui Diana hingga akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja di bidang telekomunikasi selama sekitar 17 tahun lebih. Ia pun bercerita jika memang ingin memiliki profesi yang benar-benar membuatnya senang, bebas, dan tidak terjerat aturan waktu.

"Aku berangkat kantor jam 08:00 pagi dari Senin sampai Jumat, dan kerja diperusahaankan tidak kenal waktu. Trus weekend ngajar Yogalates udah berangkat dari jam 06:00 pagi, walau lebih pagi dan weekend tapi aku ngerasa senang, ngga lelah dan ngga beban, jadi nunggu-nunggu weekend. Awalnya juga galau banget untuk resign tapi saat ngajar Yogalates aku lebih bahagia, mungkin itu jawaban aku harus fokus di dunia yogalates," ujar Diana.

Ibu dengan empat anak ini memang sejak kecil menyukai olahraga, mulai dari lari dan melakukan beberapa perlombaan triathlon dan aquathlon, namun karena beberapa alasan, Diana pun mulai berlatih yoga dan pilates pada tahun 2009.

"Aku dari kecil memang suka olahraga, di tahun 2000an mulai kedunia lari, dari lari 5k sampai 42k. Tapi saat itu pengetahuan mengenai latihan sebelum lari belum banyak, jadi di tahun 2014 ikut maraton aku cidera sampai ngga bisa nengok. Setelah itu terapi, tapi mulai sering sakit jadi aku mulai pilates dan diimbangi dengan yoga," ujar Diana.

Sebelum memutuskan untuk resign dan mengajar, Diana pun telah mengambil sekolah yoga di GudangGudang Yoga Studio, Jakarta, Indonesia selama 200 + 50 jam Pelatihan Yoga Teacer, dengan E-RYT Yoga Alliance. Kemudian, ia mengikuti Pelatihan Guru Pilates selama empat minggu.

Namun ia tidak bisa memisahkan antara yoga dan pilates, karena menurutnya yoga dapat mengajarkan bagaimana kehidupan sedangkan pilates lebih melatih postur. Dari situlah, setelah lulus sekolah yoga dan pilates, ia mulai mencari-cari sekolah Yogalates.

Setelah mencari, ia menemukan sekolah Yogalates di Australia. Lalu memutuskan untuk melanjutkan studinya dengan Yogalates Solomon Method, di Bangalow-Byron Bay, Australia selama 500 jam Teacher Training.

"Aku memang tidak bisa pisahkan antara yoga dan pilates,  bingung juga antara ngajar yoga atau pilates, tapi guru pilatesku bilang kenapa ngga dikombinasikan kedua olahraga tersebut. Akhir aku cari-cari, ketemu di Australia dengan guru yang mirip-mirip ceritanya sama aku yanng pernah cidera juga. Sebelum berangkat ke Australia pun persiapan aku selama enam bulan latihan," ujarnya.

Mengapa yogalates?

Diana mengatakan terinspirasi oleh gaya hidup aktifnya, kelas Yogalates-nya dinamis, menyenangkan, membangun stamina dan daya tahan, dan berlaku untuk semua level dengan playlist nada yang dikurasi.

Ia merasa Yoga dan Pilates melengkapi rangkaiannya untuk semua aktivitas olahraganya. Fokus pada kesadaran postur, penguatan inti, peregangan, teknik pernapasan dan relaksasi, akan membantu memberi energi pada hari-hari, membangun kesadaran untuk mengontrol postur tubuh, menciptakan gerakan dan lingkungan yang aman bagi pemula dan semua tingkatan.

"Yoga itu bagus filosofinya yang akan memengaruhi hidup kita, mengajarkakan cara hidup, bersyukur, mendengarkan dengan dalam terhadap diri sendiri. Sedangkan pilates lebih ke latihan penguatan dan postur tubuh," paparnya,

Mulai mengajar Yogalates

Setelah lulus dari sekolah Yogalates, Diana pun mulia mengajar. Teman-temannya pun menjadi orang pertama yang ia ajarkan. Saat itu ketika masih jadi karyawan, Diana pun mengajar hanya saat weekend.

"Total aku sekolah tujuh bulan, aku memang suka yoga trus sekolah profesi sajakan, tapi teman-teman tau aku sekolah jadi bilang kenapa tidak ngajar, akhirnya coba-coba sekalian ngantor saat itu,"ujarnya.

Namun setelah perlahan meninggalkan pekerjaanya, Diana fokus untuk mengajar Yogalates. Dan bukan hanya temannya saja yang mengikuti kelas yogalates. Melainkan,  mulai membuka kelas untuk umum. Bahkan Atiqah Hasiholan dan Ibnu Jamil pernah mengikuti kelasnya.

"Aku memang sudah lama ingin resign tapi bingung mau ngapain, tapi akhirnya aku bersyukur menemukan profesi baru ini karena sesuai passionku. Dulu sama temenkan memang tidak ada patokan harga, tapi lama-lama temenkan punya kesibukan yang tidak selalu bisa dateng ke kelasku, bahkan pernah aku sudah datang kelas, tapi tidak ada yang hadir akhirnya suamiku yang jadi peserta," ceritanya.

Selain membuka kelas, Diana pun aktif membagikan pengetahuan tentang yogalates di akun Instagram @deeyogalates yang sudah dijalankan selama empat tahun. Melalui media sosial tersebut, Diana membagikan tips-tips, gerakan yogalates, hingga jadwal kelas yang bisa diikuti.

"Sebenarnya aku ingin membuat wadah untuk sharing dan kumpas tuntas tentang yogalates. Tidak mungkinkan aku pakai akun Instagram pribadi, akhirnya aku buatlah @deeyogalates. Jadi yaudah kaya perusahaan sendiri, ada yang pegang akunnya juga," ujarnya.

Selama pandemi, Diana bersama teman-temannya mengajar melalui online lewat brand DYA dengan Instagram @dya.life.

"Kita bertiga selama pandemi bikin kelas online yang tidak hanya yogalates saja, sesuai dengan spesifikasi temenku juga," paparnya.

Beberapa jenis kelas yogalates bersama Diana

Spinelicious

Fokus pada tulang belakang untuk meningkatkan stabilitas, mobilitas, daya tahan, dan kesejahteraan tulang belakang. Bermanfaat bagi mereka yang mengalami sakit punggung, dan skoliosis.

Get Up and Go

Yogalates aliran dinamis untuk memberi energi pada harimu.

Relax and Rebalance

Relaksasi lembut pertengahan minggu mengalir untuk beristirahat, melepas lelah, memulihkan diri, dan mengisi ulang setelah aktivitas seharian baik bekerja di rumah dan kantor, atau rutinitas harian lainnya.

Face Yoga

Kombinasi face workout, accupresure, dan facelift untuk meremajakan secara alami, meningkatkan kolagen, meningkatkan sirkulasi darah, dan mengencangkan otot wajah.

Fit Up

Dumbbell weight flow dengan keringat penuh yang fokus pada otot, penguatan dan penurunan berat badan

Ke depannya ia melanjutkan studinya ke beberapa mata kuliah khusus dan memutuskan untuk mengikuti pelatihan guru yoga wajah bersama Danielle Collins, Inggris, karena menurutnya, kecantikan dan kesehatan harus datang dari dalam dan luar, dari seluruh tubuh.

 

 

#elevate women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading