Sukses

Lifestyle

Seorang Pengantin Perempuan Ternyata Anak dari Calon Mertuanya, Begini Cerita Selengkapnya

Fimela.com, Jakarta Hari pernikahan menjadi momen yang dikenang seumur hidup. Apalagi bagi pernikahan yang terjadi di Suzhou, di China timur, pada 31 Maret 2021 lalu.

Keanehan muncul dalam pernikahan tersebut, berawal ketika perayaan pernikahan dimulai, ibu mempelai pria memperhatikan pengantin perempuan yang memiliki tanda lahir yang tampak familier.

Menurut berbagai media China, tanda lahir di tangannya terlihat persis seperti milik putrinya, yang hilang saat masih bayi puluhan tahun lalu.Calon ibu mertua bermata elang tersebut mengajukan pertanyaan yang tidak nyaman kepada orang tua pengantin perempuan.

“Apakah Anda mengadopsi putri Anda?"  Kelurga mempelai perempuan pun menjawab “ya”

Mendengar jawabannya tersebut, ibu pengantin pria pun menangis dan mengklaim pengantin perempuan adalah putrinya yang telah ia cari selama 20 tahun.  Kemudian pengantin perempuan juga menangis, mengatakan dia juga telah mencari ibu kandungnya.

Pengantin perempuan mengatakan menemukan ibunya adalah kesempatan yang lebih bahagia daripada pernikahan itu sendiri.

Perdebatan tentang pernikahan

Namun lika-liku kehidupan tidak berhenti sampai di situ.  Surat kabar Hong Kong Oriental Daily melaporkan bahwa, setelah gagal menemukan putrinya, ibu pria tersebut telah memutuskan untuk mengadopsi seorang anak laki-laki, yang berarti kedua mempelai tidak memiliki hubungan biologis, pasangan tersebut diizinkan untuk melanjutkan pernikahan.

Secara online, orang-orang mengolok-olok cerita tersebut. Di Baidu, media sosial yang dominan di China, ramai-ramai meminta dibuatkan drama televisi tentang insiden tersebut.  Orang lain bertanya apakah mempelai laki-laki sekaligus menantu laki-laki.

Ada juga perdebatan tentang apakah sah bagi pasangan tersebut untuk menikah.  Seseorang bertanya, “Bisakah pernikahan ini dilangsungkan?  Meskipun tidak ada hubungan darah, mereka sekarang berstatus 'saudara laki-laki dan perempuan'. "

Undang-undang pernikahan nasional pertama di bawah Partai Komunis China disahkan pada tahun 1950. Undang-undang itu dirancang untuk mengakhiri praktik feodal seperti perjodohan dan pertunangan anak sambil berusaha menjadikan perempuan sebagai bagian yang setara dalam keluarga.  Misalnya, undang-undang ini sangat memudahkan perempuan untuk mengajukan perceraian.

Undang-undang tahun 1950 juga menjadi sumber kutipan terkenal dari Ketua Mao Zedong, "Wanita mengangkat setengah langit." Pada tahun 1980, pemerintah mengeluarkan reformasi hukum yang signifikan, termasuk bahasa yang melarang pernikahan antara kerabat garis (saudara laki-laki, saudara perempuan dll) dan kerabat agunan (sepupu, paman, keponakan dll). 

Artikel yang relevan secara khusus menggunakan istilah "kerabat karena darah" jadi, karena kedua mempelai dalam pernikahan Suzhou tidak memiliki hubungan darah, undang-undang ini tidak akan berlaku.

 

#elevate women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading