Sukses

Lifestyle

Lucky Diah Pitaloka, Miss Hukum dan HAM Berjuang demi Takdir

Fimela.com, Jakarta Demi mewujudkan keinginannya untuk bisa berprestasi, Lucky Diah Pitaloka yang juga tergabung dalam Forum Komunitas Waria Indonesia sejak tahun 2011 sempat tinggal dan menimba ilmu selama tiga tahun berkarir di Paris, Perancis.

"Waktu itu dikarantina selama dua minggu dan ada 33 waria dari 33 provinsi. Kita dikasih materi mengenai hukum dan HAM. Penilaian tidak hanya dari fisik, tapi sikap dan pengetahuan juga," ucap Lucky kepada reporter Bintang.com, Syaiful Bahri saat ditemui di Paviliun 28, Jakarta Selatan, Rabu, (6/1/2016).

 Lucky Diah Pitaloka (kanan) bersama dengan para anggota Forum Komunitas Waria saat ditemui di Paviliun 28, Jakarta Selatan, Rabu, (6/1/2016). | (Andy Masela/Bintang.com)

Waria kelahiran Bali ini akhirnya menuai sebuah prestasi yang dianggapnya membanggakan. Dirinya terpilih menjadi salah satu dari tiga waria yang wajahnya dijadikan stiker untuk aplikasi Line. "Ini salah satu bukti, waria bisa berprestasi. Aku harap semoga waria semakin dipandang dimata masyarakat karena selamai ini dipandang kayak sampah," tambahnya.

Lucky, lebih lanjut mengatakan, bukan waktu sebentar dan bukan hal mudah baginya untuk bisa meyakini orangtua bahkan orang-orang terdekatnya ketika memutuskan menjadi waria. Baginya, menjadi waria adalah bagian dari takdirnya. Bahkan menjadi waria hanyalah bagian dari menerima takdir yang harus dijalani. "Keluarga aku fine-fine aja dan mendukung sampai sekarang. Ini udah nasibku, bukan memilih. Siapa sih yang pengen. Ini takdir, tidak bisa dipaksa," tandasnya.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading