Sukses

Lifestyle

Masjid Al Ma'ruf, Teduh di Antara Bising Metropolitan

Fimela.com, Jakarta Berada di antara apitan bising jalanan Cikini, Masjid Jami Al Ma'ruf menawarkan atmosfer tenang. Bangunan cagar budaya tersebut merupakan jejak Raden Saleh yang masih berdiri hingga kini. Terlihat sederhana dari luar, masjid ini menawarkan kenyamanan di dalam.

"Awalnya masjid ini berada di belakang. Masih satu area dengan rumah sakit," jelas Supriyati, salah seorang petugas administrasi Masjid Al Ma'ruf kepada Bintang.com, Rabu (15/5). Namun karena Raden Saleh ingin menyetarakan muslim, maka posisi masjid dipindahkan jadi ke tepi jalan.

Masjid Jami Al Ma'mur. (Nurwahyunan/Bintang.com)Masjid Jami Al Ma'mur. (Nurwahyunan/Bintang.com)Masjid Jami Al Ma'mur. (Nurwahyunan/Bintang.com)

Masih menjaga keaslian bentuk, Masjid Jami Al Ma'ruf belum mengalami perubahan paras sama sekali. "Pemugaran pernah dilakukan. Penggantian kayu penyangga dengan ukuran dan rupa yang harus sama persis. Paling hanya dicat kembali saat warnanya memudar," sambung Supriyati.

Dengan menara tunggal, masjid ini sangat kentara memperlihatkan arsitektur khas kolonial. Ditambah dengan paras jendela dan pintu yang bisa ditemukan di sejumlah bangunan peninggalan Belanda. Bagian dalam masjidnya sendiri sama sekali berbeda dengan tampak luar.

Pilar penyangga yang terlihat serta jarangnya hiasan kaligrafi membuat masjid ini menawan dengan cara sederhana. Jadi tempat beribadah sejumlah tokoh ternama, termasuk Gus Dur, Masjid Al Ma'ruf tak kehilangan sentuhannya di antara semerawut dan kompleksitas ibu kota.

Masjid Jami Al Ma'mur. (Nurwahyunan/Bintang.com)Masjid Jami Al Ma'mur. (Nurwahyunan/Bintang.com)Masjid Jami Al Ma'mur. (Nurwahyunan/Bintang.com)Masjid Jami Al Ma'mur. (Nurwahyunan/Bintang.com)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading