Sukses

Lifestyle

Terima Kasih, Kini Kunikmati Rasa Sakit Atas Pengkhianatanmu

Fimela.com, Jakarta Aku masih belum bisa melupakan rasa sakit yang kamu goreskan beberapa tahun lalu. Jika sebagian orang bisa sembuh dalam hitungan bulan, sungguh aku ingin seperti mereka. Namun sayang, itu hanya harapan belaka. Cintaku terlalu dalam.

Maaf, aku terlalu mencintai dan terlalu percaya bahwa kamu akan menjaga dengan baik perasaan itu. Sayang, hal yang sudah tulus aku lakukan hanya kamu balas dengan pengkhianatan. Kamu lebih memilihnya yang baru saja hadir ketimbang aku yang hapal warna dan makanan favorit ibumu.

Memang tidak mudah untuk mengikhaskan semua hal yang sudah kita rajut selama menahun. Rasa bahagia pun terselip ketika melihat namamu muncul di kotak masuk handphoneku malam tadi. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa rasa kecewa dan sakit hati tetap menyeruak.

Terima kasih, saat ini aku tengah menikmati rasa sakit atas pengkhianatanmu. (Foto: unsplash.com)

Kenangan tentang kamu kembali hadir bersamaan dengan kubaca pesan itu. Aku harus menyadari bahwa sosok yang aku cintai tiga tahun lalu bukanlah kamu yang sekarang. Ia yang dulu mencintaiku takkan tega menorehkan luka di hati yang dengan tulus mencintainya.

Tapi biarlah, nasi sudah menjadi bubur. Namun bubur masih bisa lezat jika ditambah kari, kecap, dan ayam. Meski kamu sudah terlanjut menyakiti, aku masih bisa menikmati rasa sakit itu. Biarlah ia sembuh dan membahagiakan diri sendiri.

Terima kasih, saat ini aku tengah menikmati rasa sakit atas pengkhianatanmu. (Foto: unsplash.com)

Aku membiarkan rasa ini tuntas dengan sendirinya. Aku tak mau terburu-buru mencari cinta lain hanya untuk membahagiakan diri. Tak adil rasanya bagi cowok itu ketika mendapatkan cintaku yang hanya berupa pelarian dari rasa sakit.

Banyak yang bilang bahwa menikmati rasa sakit juga merupakan proses pendewasaan. Ketika sakit itu hilang, berarti diri ini sudah siap menerima kebahagiaan atas cinta yang baru. Dalam kasusku, bukan aku tak mau menyembuhkan luka sendiri, namun rasa kecewa ini masih lebih besar.

Terima kasih, saat ini aku tengah menikmati rasa sakit atas pengkhianatanmu. (Foto: pexels.com)

Terima kasih untukmu yang sudah mengkhianati. Rasa sakit ini memang pelajaran untukku dalam memperbaiki diri. Berbahagialah dengan hidup baru yang saat ini kau tapaki. Aku berdoa, semoga hatimu mendapatkan cinta yang tulus dan tak merasakan goresan seperti yang kumiliki.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading