Sukses

Lifestyle

Menjemput senja di pantai Kawaliwu, Larantuka Flores Timur

Fimela.com, Jakarta Tak sulit menemukan pantai elok di seputar kota Larantuka, Flores Timur. Pantai Kawaliwu di teluk Hading, termasuk pantai indah yang memiliki keunikan yang sulit ditemukan di tempat lain. Kalau Anda mampir ke kota ini, jangan lupa melewatkan senja di pantai yang secara administratif terletak Desa Kawaliwu, Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur, NTT (Nusa Tenggara Timur) ini. Apa saja keunikan pantai yang masih perawan ini?

Panorama kota Larantuka sudah terlihat saat pesawat yang menerbangkan tim DBS Live More Society Daily Kindness Trip hendak mendarat di bandar udara Gewayantana, Kamis (12/10/2018) siang. Lautan yang berisian dengan bukit dan gunung terbentang bagai permadani saat dilihat dari ketinggian. Udara kering dan panas mulai menyergap ketika keluar dari badan pesawat yang terbang dari Kupang, ibukota Provinsi NTT. Perjalanan dari bandara menuju pusat kota menyusuri jalan mulus yang menyisir bibir pantai. Sebuah kota pantai yang eksotis dan asri.

Dibutuhkan waktu sekitar 30 menit perjalaan dengan kendaraan bermotor untuk mencapai pantai Kawaliwu. Pemandangan kota dan desa di Larantuka terasaji sepanjang perjalanan. Suasana pedesaan dengan rumah penduduk yang masih asri menjadi pemandangan yang lumrah. Rata-rata rumah penduduk di sini berpekarangan luas dengan aneka tanaman. Tak ada pagar antara rumah penduduk yang satu dengan penduduk yang sebelahnya.

Kami tiba di titik pandang yang paling epik untuk menyaksikan keindahan mentari yang bersiap menuju peraduan. Sekilas tak ada beda yang berarti antara pantai ini dengan pantai-pantai lainnya di kawasan ini. Namun saat Anda mulai turun, keunikan pantai ini mulai tersaji.

Air hangat menyeruak dibalik bebatuan yang ada di tepi pantai. Cukup membokar kerikil kecil dengan tangan atau sebilah bambu, sejurus kemudian akan mengalir air hangat dari perut bumi. Makin dalam menggali air yang keluar makin panas. Air panas yang Anda gali tadi akan beradu dengan air laut yang dingin.

Menurut Hanna Keraf, salah seorang pendiri Du’Anyam yang ikut mengantar rombongan trip ke pantai Kawaliwu, Larantuka, NTT ini, fenomena ini terjadi setelah gempa besar yang menguncang daerah ini sekitar tahun 1992. “Daerah ini dulu sempat di terjadi gempa bumi dahsyat yang berpusat di Maumere. Pasca gempa, tsunami dahsyat menerpa pantai Kawaliwu. Gempa membuat permukaan tanah terbelah, ada retakan yang membuat air yang mengalir dari daerah ini menjadi panas,” ujarnya.

Air Panas

Air panas ini ternyata bersumber dari Gunung Ile (Mandiri) Padung di Kecamatan Lewolema. Gunung Ile ini seharusnya gunung berapi yang masih aktif. Namun, panas dari perut bumi terus menerus dikeluarkan melalui air yang mengalir ke arah pantai. Inilah yang membuat pantai ini unik. Terdapat air panas yang menyembur di balik bebatuan yang ada di bibir pantai.

Banyak pengunjung yang menggali bebatuan di tepi pantai untuk berendam kaki sembari menikmati panorama pantai yang indah. Inilah saatnya mengeluarkan bekal yang dibawa dan nikmati sembari memandang kenindahan pantai. Kepala gading (muda) dan penganan kecil akan menjadi teman bersantai sembari menikmati indahnya pantai ini.

 

Kelapa Muda

Tak ada pedagang makanan dan minuman seperti yang lazim ada di lokasi wisata semacam pantai atau lainnya. Jadi jangan lupa bawa bekal saat berwisata ke pantai ini.

Kalau Anda berani mandi, pantai Kawaliwu bisa menjadi tempat yang seru. Pantai berbatu dengan air jernih akan membuat suasana menjadi berbeda. Ombak kecil akan menjadi teman saat Anda mulai berenang. Karena pantainya masih minim fasilitas, Anda harus siap tak bisa bilas dengan air tawar yang memandai usai mandi di pantai.

Sunset

Panorama paling dramatis terjadi saat mentari bersiap menuju peraduan. Desir angin yang berhembus kecil membuat suasana semakin syahdu. Perlahan sinar terik sang surya berubah menjadi hangat. Langit yang semula berwarna biru berubah menjadi kuning hingga jingga. Sang surya pelan-pelan seperti tenggelam di ufuk Barat.

Tak terasa gelap mulai menyergap, ingat tak ada penerangan yang bisa mengalahkan sinar alam di pantai ini. Belum ada juga penerangan yang menerangi tepian jalan. Semua masih serba alami. Jalan yang menjadi aksi ke pantai ini juga belum terasa dengan sempurna. Masih dalam proses pembangunan.

Potensi ini tampaknya sudah dilirik pemerintah setempat namun semuanya masih dalam proses. Semoga pembangunan jalan dan beberapa fasilitas yang ada di pantai ini segera selesai. Namun yang menjadi kekhawatiran, saat semua fasilitas di pantai ini selesai, apakah keasrian pantai akan masih didapat oleh wisatawan yang berkunjung? Ini yang perlu menjadi catatan semua pihak.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading