Pihak Ketiga, Siapa Saja Itu

Vemale.com -

Oleh: Mega Aprilianti

Ada banyak pihak dan hal lain yang bisa dikatakan sebagai pihak ketiga dalam keluarga, dalam hal ini yang kami maksudkan adalah pihak ketiga yang membawa dampak negatif. Namun, sebelumnya kita akan membahas arti dari pihak ketiga itu. Pihak ketiga adalah semua orang atau semua hal yang hadir di tengah-tengah hubungan suami-istri. Keluarga Selain PIL dan WIL, orang tua atau anggota keluarga ternyata bisa menjadi pihak 'perusak' dalam hubungan suami istri. Ini terjadi bila suami atau istri lebih mengutamakan hubungannya dengan keluarga, ketimbang dengan pasangan. Bisa jadi itu mertua, orang tua, anak, saudara, paman, bibi, atau lainnya. Hubungan-hubungan dengan keluarga tidak seharusnya lebih utama daripada hubungan kita dengan pasangan. Misalnya, seorang ibu muda tak seharusnya mengabaikan suaminya dengan alasan lelah karena habis mengurus bayi sebab ini akan membuat suami merasa dinomorduakan dan terlantar sehingga suami bisa lari ke pelukan wanita lain. Atau, sikap suami yang lebih berpihak pada ibunya sehingga istri merasa terpojok, hal ini jelas tidak dapat dibenarkan. Teman Nah, yang satu ini juga tak kalah merusaknya. Jika suami lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya, atau istri lebih senang menghabiskan waktu untuk berbelanja dengan sahabat-sahabat wanitanya hingga mengabaikan pasangan, maka teman sudah dikategorikan sebagai pihak ketiga yang mengganggu. Pekerjaan dan hobi Suatu kali seorang istri pengusaha sukses berteriak pada suaminya. "Kamu nikahi saja karirmu itu! Jangan pulang sekalian!" Kenyataan pahit ini timbul jika pasangan, entah istri atau suami, lebih mementingkan karir atau hobinya daripada keluarga/ pasangan. Memang dulu tatkala masih berstatus jomblo, kita bebas pergi ke manapun dan dengan siapapun. Namun, tidak demikian saat kita sudah menikah, kita tidak sebebas dulu. Tak peduli seberapa menyenangkan kehidupan dulu, Anda harus bersedia mengambil tanggung jawab yang baru ketika Anda memutuskan menikah, yaitu membahagiakan keluarga baru Anda. Saat menikah dengan seorang pria, Anda tentu ingin agar Anda menjadi orang terpenting, orang nomor satu dalam hidupnya, bukan?! Suami Anda pun menginginkan hal yang sama. Jadi, jika ada hal-hal di luar hubungan Anda berdua, sebaiknya Anda berdua mendiskusikannya bersama hingga tercapai kesepakatan yang mengenakkan kedua pihak. Dengan demikian, hubungan Anda berdua tetap harmonis karena tidak ada yang merasa dikorbankan atau diabaikan. (vem/meg)